Bab 5. Kecelakaan

20K 1.6K 11
                                    

Suasana jalanan malam begitu gelap, Lampu jalan  samar-samar memantulkan kilatan pada tubuh motor hitam yang melaju kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana jalanan malam begitu gelap, Lampu jalan  samar-samar memantulkan kilatan pada tubuh motor hitam yang melaju kencang.

Ia menarik napas ketika angin malam mulai merambat masuk melalui celah-celah helmnya, menyelinap hingga ke kulit.

Tangannya dengan gesit memutar gas, membuat motor melaju lebih kencang, hingga jaket yang ia kenakan sedikit berkibar.

Saat ia mulai mendekati lokasi, ia mulai mengendurkan gas sedikit demi sedikit, membiarkan laju motornya melambat.

"Wih, akhirnya bos datang!" seru Raka dengan semangat, melambai ke arah Karel sebelum mengulurkan tangannya untuk melakukan tos. 

Karel, tetap berada di atas motornya,  tidak ada niat untuk turun. ia tidak sabar untuk segera balapan, seingatnya ia aktif balapan ketika masih menjadi mahasiswa di kehidupan sebelumnya..

"Langsung mulai aja. Lo lawan gue," ucap Karel sambil memperbaiki posisi helmnya, mengencangkan tali pengaman.

Karena, ini area yang dimiliki oleh keluarganya dan hanya teman-temannya saja yang datang, sehingga tidak akan terjadi keributan yang tidak perlu.

ia juga tidak akan setuju jika balapannya di lakukan di jalanan umun, itu terlalu berbahya bagi warga. 

Namun, sesekali kelompoknya juga balapan di jalanan bertarung melawan kelompok lain, tapi kadang pemilik aslinya juga enggan ikut, karena menggap mereka tidak selefel.

"Oke" jawab Raka dengan senyum semangat.

Mereka berdua berdiri sejajar, mesin-mesin motor mengaum menciptakan suara berisik.

"Mulai!" 

Setelah Mendengar aba-aba, ia memutar gas motornya dengan cepat. Roda belakang motornya berputar sejenak sebelum mencengkeram aspal.

Saat melewati tikungan tajam, Karel dengan cepat menggeser berat tubuhnya, membuat motornya miring dengan sudut tajam.

Tiba-tiba, ia merasakan Handphonenya bergetar di saku depannya. ia berdecak kesal, lalu ia menekan pedal rem dan suara berdecit terdengar ketika ban motornya bergesekan dengan aspal. 

Motor hitam itu berhenti mendadak dan meninggalkan jejak di permukaan jalan.

Dengan cepat, Karel melepaskan helmnya, lalu mengambil handphone dari saku dan menempelkannya ke telinga.

"Saya kesana sekarang" setelah mengatakan itu, ia segera meletakan handphone-nya sembarangan ke dalam saku.

Tanpa repot-repot memasang kembali helmnya, ia segera menghidupkan mesin motornya.

Suara mesin menderu keras saat motornya melaju meninggalkan lintasan balapan dan melesat menuju jalan lintas umum.

...

Mata Raka berkilau saat garis finis semakin mendekat. 

Merasakan kemenangan yang hampir dalam genggamannya, ia menambah kecepatan dengan tenaga penuh.

[BL] VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang