Waktu berlalu dengan cepat. Tanpa terasa, hari ini adalah pelaksanaan ujian bulanan. Ujian ini berbeda dari sekolah lainnya karena hanya mencakup mata pelajaran yang relevan untuk persiapan masuk perguruan tinggi dan ujian ini diadakan setiap akhir bulan, tepatnya hari jumat ini.
Karena Karel berada di kelas saintek, mata pelajaran yang diujikan hanya meliputi Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, dan Bahasa Inggris.
Hal ini agak aneh, mengingat posisi Karel sebagai pewaris perusahaan besar seharusnya lebih cocok dengan kelas soshum dan melanjutkan ke fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Namun, keluarganya memiliki pandangan yang berbeda. Mereka merasa bahwa mata pelajaran saintek dianggap lebih sulit.
Sehingga keluarganya ingin memamerkan kemampuan mereka dengan menunjukkan bahwa keturunan mereka memiliki segudang bakat.
Karel menatap lebar kertas dengan gugup, sudah lama sekali ia berurusan dengan soal soal ini. ia mulai mengurutkan dari lembar soal dan memilih mengerjalan biologi dan kimia terlebih dahulu.
Soal yang ditampilkan juga basic baginya yang seoarang dokter, hanya materi botani saja ia harus berusaha lebih keras.
Setelah enam jam berkutat dengan soal, ia melakukan sedikit peregangan untuk merilekskan tubuhnya. Ia menghela napas lega sebelum akhirnya menyerahkan lembar jawaban kepada pengawas.
karel berada di depan fending mesin untuk membeli jus. matanya melirik suasana kantin yang sepi yang itu jarang terjadi.
"Karel," sebuah suara tidak sabaran memenngil namanya.
di hadapannya berdiri pemeran utama wanita, Dahlia, dengan ekspresi marah dan tertekan.
"Karel, lo tau kan perusahaan bokap gue lagi kesusahan? Kenapa tiba-tiba keluarga lo ikut campur dalam manajemen perusahaan bokap gue?" geram Dahlia.
Ayahnya baru saja dipecat dari perusahaan yang di bangun dari nol, dan jelas itu membuatnya sangat kesal.
"Mana gue tau, itu bukan urusan gue," jawab Karel dengan malas sambil mengangkat bahunya tanpa peduli.
Ia teringat bahwa sebelumnya, sebagai hadiah karena sering mendapat peringkat pertama, ia pernah meminta keluarganya untuk membantu perusahaan Dahlia dengan membeli banyak saham, tapi tanpa mengganggu manajemen.
Namun, setelah nilainya menurun bulan lalu, ayah Karel memutuskan untuk memberikan peringatan dengan memecat ayah Dahlia sebagai CEO. ia sama sekali tidak peduli, bahkan jika pemeran utama atau siapa pun bangkrut.
"Bilang ke bokap lo sekarang untuk narik keputusannya!" suara Dahlia meninggi.
Orang-orang yang baru saja menyelesaikan ujian mulai memasuki kantin, tidak bisa menghindari untuk melirik ke arah mereka berdua. Dahlia, yang biasanya dikenal lembut dengan tata bicara halus, kini berteriak tidak memiliki etika.
"Lo siapa, nyuruh gue begitu?"
Kalau ini Karel yang asli, mungkin dia akan berusaha melawan ayahnya demi Dahlia. Namun, ini bukan Karel yang dulu. Ini dirinya yang sekarang, dan dia tidak tertarik mencari masalah demi seorang perempuan.
"Gu--gue"
ia hanya berdecak pelan, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik meninggalkan pemeran utama wanita itu.
jika dipikir-pikir banyak hal yang berubah dalam novel ini.
Jika diingat-ingat, pada titik ini seharusnya hubungan antara pemeran utama pria dan wanita sudah akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Villain
Fantasy|End| Karel terjebak dalam sebuah novel remaja dan harus memerankan sosok penjahat berusia 18 tahun. Namun, ia merasa bersyukur karena karakter penjahat yang ia perankan hidup dalam kemewahan, jadi ia tidak perlu bekerja keras seperti dikehidupan se...