Duduk di atas sofa, Karel termenung memikirkan nasibnya di ujian bulanan yang akan datang. Nilai biologi dan kimianya memang tidak ada masalah, tapi bagaimana dengan mata pelajaran yang lain?
"Kayaknya gue butuh tutor profesional," gumamnya pelan,
Seseorang yang bisa mengajarinya dengan cara yang mudah dimengerti, seseorang yang benar-benar kompeten.
Setelah memikirkan orang tersebut bibirnya menyunggingkan senyuman.
Mengambil handphone-nya, iadengan cepat mengetik beberapa huruf di layar, lalu menempelkan ponsel itu ke telinganya.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara dari seberang, suara yang berat dan terdengar lelah.
"Halo?"
"Datang ke alamat yang gue share sekarang," ucapnya tanpa basa-basi.
Sebelum orang di seberang sempat merespons, ia langsung memutuskan panggilan dan mengirim alamat yang dimaksud kepada pemeran utama pria.
setalah mengirimkan pesan, ia menatap aplikasi chating tersebut,
Melihat nama yang tak asing di beranda obrolan. Jari-jarinya bergerak dengan ragu saat membuka riwayat percakapan dengan guru matematikanya, Arthur.
Di atas obrolan, terpampang foto profil yang sederhana, hanya menampilkan layar laptop dan idak ada yang spesial dari gambar itu.
Saat ia mulai menggulir isi percakapan, keningnya berkerut. Isi chat itu pun hanya beberapa kata sapaan yang dingin, tidak ada yang istimewa.
Dalam ingatannya, mereka hanya beberapa kali bertemu untuk makan siang dan menyerahkan lembar jawaban ujian.
Karel kemudian teringat bagaimana pemilik asli tubuhnya, hanya memanfaatkan Arthur saja.
Tidak ada cinta atau ketertarikan di dalam hatinya, karena perasaan pemilik asli tubuh ini sepenuhnya untuk Dahlia, pemeran utama wanita.
Dalam dunia novel ini, segalanya sudah diatur oleh penulis. ia dan Daniel hanya bisa melihat satu orang dalam hidup mereka—dan orang itu adalah pemeran utama wanita.
Tapi melihat beberapa hari kebelakang, sepertinya arthur sangat mencintai pemilik aslinya.
Entahlah ia pusing dengan gaya mencintai orang dewasa.
entah dorongan apa ia juga membuka galeri foto di ponsel itu. Ia terkejut saat menemukan betapa banyaknya foto-foto Dahlia.
"Sialan, banyak banget fotonya," umpat nya, menggerutu saat ia menemukan lebih dari 7.000 foto Dahlia memenuhi galeri.
Selama ini, Karel malas mengutak-atik handphone milik Karel asli. Tapi sekarang, dengan sedikit rasa kesal, ia mulai menghapus setiap foto yang berhubungan dengan Dahlia.
Namun, saat ia menggulir lebih jauh, bibirnya tiba-tiba tersenyum ketika secara tidak sengaja menemukan foto seorang pria yang sedang fokus ke arah laptop.
Foto tesebut hanya menampilkan punggungnya yang lebar yang dibalut kemeja putih, ia tebak bahwa foto ini diambil diam-diam oleh pemilik asli tubuh ini.
Tanpa pikir panjang, ia segera menjadikan foto itu sebagai wallpaper ponselnya.
Mumpung ia sedang mengutak-atik ponsel, ia memutuskan untuk mengecek semua aplikasi dan pengaturan ponsel milik Karel asli.
Karel memandangi ponsel yang kini menampilkan wallpaper baru dengan tatapan tak berkedip. Senyumnya pun semakin lebar hingga matanya hampir tertutup.
Ting tong!
Ketika mendengar bel berbunyi, senyum di wajahnya perlahan memudar. Dengan sedikit enggan, Karel bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Villain
Fantasy|End| Karel terjebak dalam sebuah novel remaja dan harus memerankan sosok penjahat berusia 18 tahun. Namun, ia merasa bersyukur karena karakter penjahat yang ia perankan hidup dalam kemewahan, jadi ia tidak perlu bekerja keras seperti dikehidupan se...