Bab 19. Gaji Arthur

12.8K 1.2K 31
                                    

Karel berbaring nyaman di atas lengan Arthur serta tubuhnya diselimuti oleh selimut tebal. 

di dalam selimut tersebut, kulitnya yang telanjang bersentuhan langsung dengan tubuh Arthur menciptakan sensasi hangat di musim menghujan.

Karel mencari posisi yang lebih nyaman, melingkarkan kaki dan tangannya di sekitar Arthur seperti koala yang memeluk erat batang pohon.

"Ehm, aku penasaran sama sesuatu" ucapnya Mendongakkan kepalanya sedikit, matanya memandangi wajah Arthur yang kini terlihat lebih jelas dalam pencahayaan redup.  

Arthur menoleh sedikit, tersenyum geli sambil menunduk untuk mengecup rambut hitam Karel yang harum seperti blueberry. 

"Berapa gaji kamu" tanyanya santai dengan tangannya bergerak liar di perut sixpack Arthur, perut ini yang selalu membuatnya iri.

Arthur mengerjap sesaat, sebelum menjawab "Entahlah saya tidak menghitung"

"Ada apa?" Lanjut Arthur penasaran, jika diingat-ingat penghasilannya sebulan mungkin menjadi miliaran tapi entahlah besok ia akan bertanya pada asistennya.

"Kasih semua gaji kamu ke aku sekarang!" ujar Karel dengan nada ringan dengan wajah tanpa dosa.

Arthur melamun sesaat kemudian ia menyibakkan selimutnya dan beranjak untuk mengambil dompetnya yang berada di ruang tamu.

Namun, suara Karel menghentikannya di tengah langkah. "Mau ke mana?" tanyanya dengan nada bingung.

Ia pun terbelalak ketika melihat Arthur keluar dari selimut tanpa sehelai pakaian pun menutupi tubuh atletisnya. 

"Ayo tidur lagi," Karel mengulurkan tangan, menarik pacarnya kembali ke tempat tidur dan dengancepat, ia menutupi tubuh Arthur dengan selimut hingga menutupi setengah badan.

"Saya hanya ingin mengambil dompet. Uang saya ada di sana," ucap Arthur disertai kebingungan. 

Bukankah Karel tadi meminta gajinya? Kenapa sekarang ia menariknya kembali? Mungkinkah Karel ingin melakukan itu lagi?

Karel tertawa kecil, menutup mulutnya yang terbuka karena tak menyangka Arthur mengagapnya benar-benar serius. "Aku cuma bercanda"

Arthur menatap Karel dalam diam sejenak, lalu dengan tenang berkata, "Kenapa bercanda? Kalau kamu ingin, saya akan memberikannya sekarang." 

Lagi lagi Karel menutup mulutnya "Njirr, kapan lagi gue nemu cowo modelan kayak gini? Kalau nggak di dunia novel" batin karel terharu.

Karel tersenyum tipis, menggelengkan kepalanya, sebelum kembali menarik tangan Arthur agar menjadi sandaran empuk bagi kepalanya.

"Engga usah, lagian berapa sih gaji guru?" Tuturnya heran karena pacarnya sering berganti-ganti mobil dan bahkan tinggal di apartemen kelas atas.

Jika di dunianya yang asli, ia sering mendengar curhatan temanya yang berada di Fakultas pendidikan bahwa gaji guru itu sangat kecil.

"Gaji guru ya?" Arthur memiringkan kepalanya, seolah-olah pertanyaan Karel membuatnya berpikir. "Saya cuma mengajar dua kelas, jadi sekitar lima juta per bulan"

"Lima juta?, Kecil banget! Terus mobil sama apartemen ini? Nggak mungkin semuanya bisa kamu dapat cuma dari jadi guru. Apa jangan-jangan... kamu pesugihan?" Karel tiba-tiba menyipitkan matanya dengan curiga, suaranya berubah serius.

Setelah ucapan itu, ia segera bangkit dari tidurnya, menjauh dari Arthur.

Di dunia ini, apa pun bisa terjadi, apalagi sejak ia terdampar di sini karena hal-hal sihir yang tak masuk akal dan sekarang ia jadi parno mendengar tentang sihir.

[BL] VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang