AKU IBLIS

6.4K 149 0
                                    

    Tidak seperti biasanya, karena biasanya pelayan lain yang akan mengantarkan sarapan dan keperluan Alexa. Sekarang Marielah yang mengantarkan sarapan untuk Alexa dengan troli makanan. Dan saat ini Alexa tengah duduk bersantai di sofa sembari memikirkan apa yang Alan rencanakan.

    "Nona, apa kabar?." Tanya Marie sembari mengatur sarapan di atas meja.

     Alexa tersenyum padanya. "Pergelangan kakiku sudah lebih baik sekarang." Jawab Alexa dengan sopan.

    "Tidak, saya tidak menanyakan tentang pergelangan kaki kamu, nona." Balas Marie.

    
    Alexa mengernyitkan dahinya. "Lalu apa?."

    "Sebenarnya, tadi malam saya melihat kamu saat bos sedang mencium gadis itu." Saat Marie menyebutkan kejadian semalam, membuat Alexa mau tak mau harus mengingat kejadian itu. Alexa mengepalkan tangannya.

    "Alan bukan siapa-siapa bagiku, jadi dia boleh tidur dan melakukan apa pun bersama siapapun. Bagiku itu bukan masalah." Alexa menenangkan dirinya sendiri dan menjawab dengan hampa, meskipun jauh dilubuk hatinya dia merasa terluka.

    Sedangkan, Marie hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar setelah berpamitan dengan Alexa.
    
    "Itu benar-benar bukan masalah bagiku." Kata Alexa pada dirinya sendiri. Menatap ke arah cermin dengan raut wajah serius.

    "Dan sekarang waktunya bersenang-senang bersama Tuan tampan itu." Kata Alexa dan meraih ponselnya.

    Alexa: Kau menghabiskan banyak tempat didalam pikiran ku. Jadi, aku harus membebankan biaya sewa padamu.

    Beberapa saat kemudian.

    Alan: Jangan mengirim pesan padaku!.

    Alexa: Jangan memerintah ku! Kenapa aku tidak boleh mengirim pesan padamu? Dunia ini bebas, aku bisa mengirim pesan pada siapa pun sesuka ku.

    Alan: Kau menyebalkan.

    Alexa: Meskipun aku menyebalkan, kau tetap menyukaiku.

    Alan: Berapa kali aku harus bilang kalau kau bukan tipe idamanku.

    Alexa: Berhenti berbohong. Aku tau semalam kau sengaja membawa gadis itu dan dia tidak memuaskan mu. Itu sebabnya kau kembali padaku, mengapa kau tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau menginginkan ku?. 

    Alan: Kau akan segera menyesal karena telah menantangku, Nona Alexa Veronica.

    Alexa: Aku memang suka berteman dengan pria seksi dan menawan seperti mu, Tuan Alan Delano. Aku tidak akan menyesalinya.

    Alan: Tunggu dan lihat saja!."

    Alexa: Baiklah aku tidak sabar.

    Alan: Jangan salahkan aku di kemudian hari, hanya karena kamu yang memaksa menunjukan sisi asliku."

    Alexa: Aku berjanji tidak akan melakukannya dan ngomong-ngomong kapan itu terjadi, aku benar-benar tidak sabar.

    Alan: Secepatnya..

    ***

    Di malam harinya. Alan masuk ke dalam kamar Alexa dengan senyum jahat yang tersungging dibibirnya. Dan karena itulah, Alexa mengalihkan pandangannya dari laptop ke arah dimana Alan berdiri.

    "Hay, Tuan tampan." Alexa menutup laptopnya dan beranjak dari atas tempat tidur. Menunjukan senyum cantiknya pada Alan.

    "Ada kejutan untukmu." Katanya, berjalan mendekati Alexa dengan bibirnya yang tetap membentuk sebuah seringaian.

    "Wow, aku suka kejutan." Pekik Alexa dengan riang.

  "Tapi yang ini, kau akan membencinya." Kata Alan dengan nadanya yang tegas. Berdiri di depan Alexa dengan tetap menjaga tatapan mematikan nya ke arah Alexa.

    "Hm... benarkah?." Tanya Alexa, maju satu langkah dan menciptakan dentuman kuat di jantungnya.

     Selama beberapa detik, Alan tersesat di mata Alexa yang memabukkan. Pria itu benar-benar tidak mengerti sihir apa yang dia lakukan dengan matanya. "Ini waktunya untuk menunjukan sisi asliku, yang sangat jahat. Kau akan meminta maaf padaku, Nona Alexa."

    Alexa terkekeh kecil. "Jika itu didalam mimpimu mungkin, iya."

    "Baiklah, ayo ikuti aku!." Perintah Alan berjalan terlebih dahulu keluar dari kamar dan membiarkan Alexa mengikutinya.

    Sesampainya di sebuah ruang bawah tanah.

    Tangan Alan terulur hendak membuka pintu dan sebelum itu, Alan menoleh ke arah Alexa. "Semoga berhasil, nona Alexa." Katanya lalu membuka pintu tersebut.

    Beberapa saat kemudian, Alexa masuk dan matanya terbelalak lebar ketika ia melihat seseorang yang sangat ia kenali. Itu ada Zia, bibinya tengah di ikat di sebuah kursi kayu. Dan dalam keadaan tidak sadarkan diri, wanita paruh baya itu nampaknya sangat tersiksa.

   Terlihat jika wajahnya memar dan bengkak. Zia adalah satu-satunya orang yang sangat dekat dengan Alexa. Tetapi mereka berdua tidak tinggal bersama, karena Zia tinggal di negara lain.

    Alexa kehilangan kesabarannya, ia menarik tangan Alan agar menghadap kearahnya dan langsung menampar rahang tegas pria tampan itu.

    Anak buah Alan yang juga ada di tempat itu, langsung menodongkan senjata mereka kearah Alexa. Namun, Alan memberikan isyarat agar mereka kembali meletakkan senjata mereka.

    Alexa memelototinya dengan kebencian di wajahnya. "Aku tidak menyangka kau akan melakukan serendah ini." Kata Alexa dengan marahnya, berjalan mendekati Zia. Namun Alan menahan pergelangan tangannya.

    "Aku bos mafia dan aku iblis. Aku sangat suka menyakitkan seseorang, aku tidak menunjukan belas kasihan pada siapa pun. Inilah sisi asliku, kau sudah menantang orang yang salah dan sekarang kau akan membayar perbuatanmu." Kata Alan.

    Alexa mendengus kesal. "Hanya untuk memperlihatkan kejahatanmu, mau menculik bibiku dan menyiksanya? Itu sangat sulit di percaya." Kata Alexa, raut wajahnya memang terlihat marah, tetapi ia juga mengkhawatirkan keadaan bibinya.

    "Aku sudah memperingatimu dan mengatakan jika kau akan menyesal."

    "Baiklah, aku akan berhenti mengejarmu seperti sebelumnya. Tapi, bebaskan bibiku sekarang juga!." Tuntut Alexa sembari mengeluarkan pistol yang dia ambil dari saku Alan dengan gerakan cepatnya. Dan tanpa pikir panjang, Alexa mengarahkan pistol itu ke tuannya sendiri— Alan. "Kalau tidak, aku akan berbuat nekat." Ancam Alexa memperingatinya. Matanya di penuhi amarah dan anak buah Alan kembali mengangkat senjata mereka kearah Alexa.

    "Aku tau, kau tidak bisa menembak." Ejek Alan dengan percaya dirinya.

    Alexa tersenyum dan menaikan sebelah alisnya keatas, pandangannya tetap tertuju pada kedua mata elang Alan. "Kau tidak tau apa pun tentang siapa aku." Alexa menarik pelatuknya dan dalam beberapa detik saja, sasarannya mengenai target yang ia inginkan. Alexa menembak salah satu kaki anak buah Alan hanya dalam hitungan detik.

    Tentu saja, semua orang yang ada di tempat itu, terlihat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

    "Cepat bebaskan bibiku!." Bentak penuh amarah.

GADIS BADAS MILIK MAFIA KEJAM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang