Alexa sedang berada di ruang Gym pribadi milik Alan untuk melampiaskan rasa frustasinya pada sebuah karung tinju. Dia memukulnya sambil meringis menahan sakit karena dia tidak menggunakan sarung tangan khusus yang tebal. Jelas saja, karena pukulan yang kasar, kulit di jari Alexa sobek dan berdarah. Keringatnya mengalir deras dan ia juga terlihat sangat marah. Erangan Alan dan gadis sialan itu masih terngiang-ngiang di telinga Alexa dan hal itu membuatnya gila.
"Apa sebenarnya yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri? Bagaimana dia bisa membawa gadis itu dan menunjukkannya padaku seolah-olah aku bukan tipenya?." Alexa menjerit, memukul karung tinju itu dengan marah.
"Veronica!." Saat suara Alan yang intens mencapai telinga Alexa, gadis itu berhenti dengan napasnya yang ngos-ngosan.
Alan berjalan ke arahnya dan Alexa membelakanginya. Jantungnya berdebar kencang dan dia tidak tau mengapa kehadiran Alan berdampak begitu besar pada dirinya.
Alan menghela napasnya dan kembali berjalan menghadap Alexa. Kini, keduanya terlihat saling berhadapan. Tatapan Alan tertuju mengarah ke lantai. "Aku tidak pernah tau kalau kau sebodoh ini." Katanya dengan tegas sambil memegangi tangan Alexa yang terluka, matanya di penuhi dengan kekhawatiran.
"Aku tidak perduli! Aku sedang tidak mood." Alexa menyentakkan tangannya dan menatap tajam kearah Alan. "Pergilah bersama gadis-gadis tipemu, kenapa kau datang ke sini?." Sambung Alexa.
"Arghh! Mungkin aku kesini karena untuk meningkatkan standar ku." Kata Alan tersenyum sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Alexa menyipitkan matanya. "Apa maksudmu?." Tanyanya bingung.
Alan berjalan lebih dekat dan hendak membisikkan sesuatu, membuat tulang punggung Alexa merinding. "Kau tau persis apa yang aku maksud." Alan menarik pinggang Alexa hingga tubuh mereka saling menempel satu sama lain. "Lagi pula, ini yang kau inginkan, bukan?."
"Hentikan!." Kata Alexa lalu mendorong Alan agar menjauh dari dirinya dengan kekuatan penuh.
Gadis itu mengibaskan jarinya kearah pria itu. "Kau tau? Kau perduli padaku, tapi kau tidak mau menerima kenyataannya. Kau lari dari kenyataan itu, kau memang pengecut. Kau bahkan tidak bisa menerima perasaan mu sendiri. Meski kau mengelak dengan tidur bersama gadis lain, itu tidak akan membantu menghilangkan perasaan mu." Kata Alexa.
Alan mengepalkan tangannya dan mendorong Alexa hingga menubruk dinding. "Diamlah! Apakah tidak ada yang memberitahu mu jika aku tidak punya perasaan? Aku tidak punya hati." Kata Alan membentak Alexa.
Alexa memutar bola matanya, malas. "Ya benar, itu sebabnya kau menyelamatkan hidupku? Tidak punya perasaan kata mu?." Tanya Alexa dengan nada yang serius.
"Diam! Aku menyelamatkan mu demi bisnis ku. Aku tidak ingin ada orang yang membocorkan informasi ku! Kau mengerti?." Bentak Alan, lagi.
Wajah Alexa mendekat dan menghela napas hangatnya ke bibir kering pria itu. Alexa menatap matanya secara intens. Sementara itu, aliran listrik dari hasrat yang mendalam mengalir ke tulang punggungnya dan tiba-tiba dia merasakan keinginan untuk menciumnya. "Sekarang apa yang kau rasakan?." Tanya Alexa menatap tajam pria itu.
"Hentikan, Alexa!." Alan mengepalkan tangannya dan menutup matanya sebelum dirinya tenggelam dalam tatapan mata Alexa yang intens nan memabukkan.
"Kenapa? Apa kau semakin sulit mengendalikan perasaan mu?." Tanya Alexa, bergerak lebih dekat dengan Alan dan terbentuk seringaian di wajah cantik gadis itu.
"Aku bilang hentikan!." Kata Alan menghela napas beratnya. Pria itu terlihat semakin memejamkan matanya. Kedekatan mereka membuatnya gila dan membangkitkan hasratnya. Ketika Alan membuka matanya, ia melihat Alexa yang tersenyum. Pria itu dapat merasakan pengaruh Alexa, sama seperti dirinya yang memengaruhi Alexa, tanpa pria itu sadari.
"Terima perasaanmu sendiri." Bisik Alexa dengan nada seraknya, tangannya terangkat dan dengan ibu jarinya, Alexa mengusap bibir Alan.
Alan menghela napasnya dan menarik tubuh ringkih Alexa ke samping hingga gadis itu terjatuh dengan kasar. Alan merasa marah pada dirinya sendiri karena dia telah memiliki perasaan pada Alexa. Pria itu hanya tidak ingin merasakan hal ini.
"Sekarang kau akan melihat sisi asliku." Kata pria itu menatap Alexa dengan tatapan tajamnya. "Dan berhenti dengan drama mu yang tidak berguna itu. Kau tidak takut padaku karena kau belum melihat wajah asliku."
Alexa terlihat kesal dan ia pun langsung berdiri. "Kalau begitu tunjukan padaku sisi aslimu. Aku sangat ingin melihatnya!." Tantang gadis itu.
"Percayalah, ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupmu. Sebentar lagi, kau akan menyesali perkataan mu." Kata Alan memperingatinya dengan nada tegas dan bibir membentuk seringaian jahat.
"Ayo, Alan! Aku juga akan membuat mu mengakui perasaan mu."
Alan tidak menggubrisnya dan langsung pergi meninggalkan Alexa di ruang Gym.
Sementara itu, Justine yang menyaksikan mereka berdua dari luar ruangan Gym, melangkah masuk ke dalam setelah memastikan Alan benar-benar pergi.
"Aku sangat terkesan padamu, pacar bos." Kata Justine memujinya dan Alexa hanya menunjukkan senyum tipis padanya.
"Bosmu memang sulit untuk di taklukan, tapi tenang aku adalah Alexa Veronica. Aku bisa menghadapi dia." Kata Alexa dengan penuh percaya diri sebelum akhirnya keluar dari ruang Gym.
Tak tau apa yang akan di lakukan oleh Alan untuk menunjukkan padanya bahwa dia tidak memiliki perasaan apa pun pada siapa pun.
Ddrrttt...
Melihat kepergian Alexa, Justine merasakan jika ponselnya berdering. Pria itu merogoh saku celananya dan segera mengangkat panggilan penting itu.
" Ada apa bos?." Tanya Justine, begitu benda pipih itu menempel di telinganya.
"Aku ada pekerjaan untukmu, cepat ke ruangan ku sekarang!." Perintah Alan padanya.
" Baik, bos. Saya akan segera datang." Justine memutuskan sambungan telepon mereka dan berjalan dengan segera ke ruang kerja Alan.
***
Keesokan harinya, Alexa mengirimkan sebuah pesan pada Justine. Karena gadis itu memiliki rencana untuk membuat Alan mau mengakui perasaannya, maka dia membutuhkan bantuan Justine untuk itu.Alexa: Justine, aku membutuhkan bantuanmu untuk membuat Alan mengaku bahwa dia mempunyai perasaan padaku.
Justine: Hy! Maaf Alexa, tapi aku tidak bisa membantumu dalam hal seperti ini. Kau harus menjauhi bos.
Setelah pesan itu terkirim dan Alexa juga telah membacanya, gadis itu terbelalak kaget. Kemarin Justine masih memanggilnya pacar bos, tetapi sekarang dia memintanya untuk menjauhi bos nya?. Alexa merasa bingung.
Alexa: tiba-tiba seperti ini? Apa yang terjadi? Mengapa kau memintaku untuk menjauhinya?.
Justine: Karena dia sangat berbahaya bagimu, Alexa.
Alexa: Aku tidak takut pada bahaya, Justine. Aku tidak perduli jika dia berbahaya untukku.
Justine: Bos sedang merencanakan sesuatu, maka dari itu aku mencoba memperingati mu.
Alexa: Apa rencananya?.
Justine: Aku tidak bisa memberitahu mu.
Tanpa menunggu lama lagi, Alexa pun mengirim pesan ke nomor Alan.
Alexa: Apa yang kau rencanakan?.
Alan: Kau ingin mengetahui sisi asliku dan ingin tau siapa aku. Jadi, aku berencana untuk menunjukkan padamu saja.
Alan segera membalasnya, tanpa Alexa perlu menunggu lama.
Alexa: Apa pun yang kau lakukan, itu tidak mengubah fakta bahwa kau perduli padaku.
Alan membaca pesan yang Alexa kirim, tetapi tak berniat untuk membalas nya.
"Astaga! Kapan dia mau menerima kebenaran ini?." Alexa berteriak frustasi sembari melemparkan ponsel nya ke atas tempat tidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/373496539-288-k348788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS BADAS MILIK MAFIA KEJAM✓
RomanceDia adalah seorang bos mafia yang kasar, sombong, agresif dan kejam, seorang pria yang benar - benar menakutkan dan di takuti banyak orang. Seakan seluruh dunia berada di bawah kaki nya. Tidak seorang pun yang berani untuk tidak menaati semua perint...