MENUTUP MATA.

3.3K 71 1
                                    

Jangan lupa FOLLOW, VOTE & KOMENTAR!!!

    Dengan erat Alan menggenggam tangan Alexa. "Kita harus lari dari sini karena mereka ada di sekitar kita!."

    Alexa memberikan anggukan kecil sebagai jawaban, ia masih menginginkan ciuman tadi. Terapi mereka tetap bergegas pergi dari tempat itu dengan Alan yang terus menggenggam tangan Alexa.

    Mereka berlari melewati hutan yang lebat sambil bergandengan tangan, terengah-engah dan berkeringat, berusaha melarikan diri dari bahaya tanpa mengetahui kemana arah tujuan mereka.

    Alan takut jika Alexa dalam bahaya dan dia ingin melindunginya dengan cara apa pun.

    Namun, mereka terkejut ketika beberapa pria tiba-tiba muncul dan menghadang jalan mereka. Orang-orang itu tersenyum jahat.

    Sementara Alan segera merogoh sakunya guna meraih pistolnya, namun sialnya pistol itu justru malah tertinggal ditempat mereka berteduh sebelumnya. Alan menoleh kearah Alexa dan menarik gadis itu agar berlindung di belakangnya.

    "Aku menyerah, kalian boleh membawaku menemui bos kalian. Tapi biarkan dia pergi karena dia sama sekali tidak bersalah." Kata Alan, ia belum pernah menundukkan derajatnya serendah ini sebelumnya, pada siapa pun. Tetapi, hari ini Alan menerima kekalahannya untuk melindungi Alexa. Hal itu tentu saja menundukkan bahwa Alan akan melakukan apa pun untuk menjaga keselamatan Alexa, karena gadis itu telah menjadi bagian penting dalam hidupnya.

    Beberapa orang itu justru menertawakan Alan. "Akhirannya kami menemukan kelemahan bos mafia yang ternyata hanya sok hebat itu." Kata salah satu pria lalu tertawa terbahak-bahak.

    Salah seorang pria lagi berjalan mendekat dan berdiri tak jauh dari Alan dan Alexa. "Ada sesuatu pada dirinya." Kata pria itu memperhatikan tubuh Alexa, membuat Alan mengepalkan tangannya dan bibirnya tertekuk, berusaha mengendalikan amarahnya. Alan merasa sangat ingin membunuhnya. "Bukan begitu?." Pria itu mengalihkan pandangannya kembali kearah Alan.

    Alexa mencibir dan menatap kearah pria itu tanpa rasa takut. "Persetan denganmu." Alexa mengeluarkan pistolnya dan langsung menarik pelatuknya. Peluru itu mengenai jantung pria itu dan dia langsung tewas di tempat.

   Membuat rekannya yang lain, mengarahkan senjata mereka kearah Alexa dan menembaknya. Namun sebelum peluru itu mengenai Alexa, Alan telah lebih dulu mendorong Alexa dan karena peluru itu melesat cepat, Alanlah yang tertembak di bagian perut.

    Jantung Alexa hampir berhenti berdetak mengetahui jika Alan tertembak karena menyelamatkannya. "ALAN!." Teriaknya histeris. Segera Alexa menembak kedua rekan dari pria asing yang sebelumnya dengan perasaan marah.

    Alexa duduk dan meletakan kepala Alan di atas pangkuannya. Air mata mengalir jelas di pipinya, ia tidak bisa menahannya karena Alexa tidak kuat melihat Alan yang terluka.

    "Kenapa kau menyelamatkanku?." Alexa bertanya padanya dengan nada marah, meski hatinya sangat sakit. Alexa tidak ingin kehilangan dia. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Alexa merasa takut kehilangan seseorang dan itu adalah Alan.
    
    Pria itu menunjuk senyum tipisnya dan buka suara dengan susah payah. "Aku peduli padamu." Alan menarik napasnya dalam-dalam dan kembali melanjutkan. "Aku akan selalu melindungi mu, jika aku tetap hidup."

    Alexa terisak histeris. "Tidak, tidak akan terjadi apa pun padamu, Alan." Gadis itu mengusap air mata dan langsung mengeluarkan ponselnya guna menghubungi Justine.

    "Halo, Justine." Matanya yang berair terus tertuju pada Alan. "Justine, tolong datang kesini secepatnya! Alan tertembak." Alexa memberitahu Justine sembari terus menangis.

    "Kita sudah menyelusuri lokasinya dari sinyal ponsel bos, pastikan jika dia tidak pingsan." Alexa menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban Mike, sementara Alan hanya menatap gadis itu dan berusaha untuk tetap membuka matanya.

    "Tolong cepat datang." Kata Alexa, sebelum akhirnya panggilan mereka terputus secara sepihak.

    Alan mengangkat tangannya dan menyeka air mata Alexa dengan ibu jarinya. "Jangan menangis. A-aku akan baik-baik saja." Alan hampir pingsan, tetapi ia tetap meyakinkan Alexa jika dirinya kuat.

    "Kau harus baik-baik saja, Alan. Atau aku akan menggoda siapa selain kau?!." Tanya Alexa, dan mereka berdua tersenyum tipis.

    Ya— bahkan meskipun Alan menahan rasa sakitnya.

    Ketika mata Alan seperti hendak terpejam. Alexa menepuk-nepuk rahang pria itu. "Jangan tutup matamu, tolong tetap bersamaku." Alexa memohon dengan panik. Sungguh! Alexa takut kehilangan pria itu.

    Mendapatkan ide yang di rasanya pintar, Alexa membungkuk dan mengecup bibir Alan. Tak hanya itu, gadis itu juga menghisapnya dengan lembut dan penuh kasih.

    Sementara itu, saat Alan telah merasakan bibir Alexa untuk yang ketiga kalinya. Pria itu merasa jika dirinya telah mendapatkan energi yang baru. Ciuman Alexa memberikan keajaiban baginya.

    "Tolong, jangan tinggalkan aku." Bisik Alexa, matanya terpejam dan air mengalir di pipinya.

    "Aku tidak suka melihat air mata yang berlinang dimatamu." Kata Alan sembari mengusap air mata Alexa. "Aku selalu ada bersama, Alexa."

    Tangan Alan tiba-tiba terjatuh setelah mengusap air mata Alexa dan pria itu tidak sadarkan diri. Membuat Alexa ketakutan dan menangis, memeluknya dengan erat.

    "Tidak! Ini tidak boleh, Alan. Kau tidak boleh pergi meninggalkan aku. Cepat buka matamu!."

GADIS BADAS MILIK MAFIA KEJAM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang