SALING MERINDUKAN

7.5K 147 0
                                    

    Alexa saat ini tengah duduk di dalam ruang rawat di sebuah rumah sakit. Zia sampai saat ini belum sadarkan diri, terbaring diatas brankar. Gadis itu menatap Zia dan matanya di penuhi dengan rasa bersalah. Alexa benar-benar menyesal karena bibinya yang menanggung akibat perbuatannya. Dia tidak percaya jika Alan tega melakukan hal ini pada Zia, hanya karena pria itu ingin menunjukkan padanya bahwa dirinya jahat.

    Saat itu Alexa berpikir jika dirinya sangat ingin membunuh Alan. Gadis itu terluka dan marah diwaktu yang bersamaan. Ketika Alan mengatakan pada Alexa jika gadis itu akan menyesalinya, Alexa tidak mempercayainya. Tetapi sekarang ia benar-benar menyesal karena bibinya sekarang harus terbaring diatas brankar rumah sakit.

    Dan beruntungnya, setelah beberapa waktu. Zia kembali sadar. Alexa yang saat itu duduk di kursi disamping brankar pun langsung berdiri dan menatapnya dengan mata yang penuh penyesalan.

    "Alexa minta maaf. Karena Bibi harus menghadapi semua ini." Terlihat, Alexa meminta maaf dengan tulus dan merasa sangat bersalah.

    "Tidak masalah, Alexa." Tangan Zia terulur dan meminta Alexa duduk di atas brankar, lalu wanita itu menyentuh pipi Alexa. "Kamu tidak tau siapa dia. Bibi senang kita berdua baik-baik saja."

    "Bibi, Alexa akan membalas dendam atas perbuatannya padamu." Kata Alexa, di matanya terlihat kilatan api amarah.

    "Tidak, Alexa. Dia sangat kuat, kamu hanya perlu menjauh dari dia sekarang. Bibi tidak ingin dia melakukan apa pun padamu. Tolong! Jangan dekati dia." Kata Zia memohon.

    "Bibi selalu mengajariku untuk melawan dan sekarang bibi malah menghentikan Alexa?." Tanya Alexa tak percaya. "Kenapa?."

    "Karena dia bisa melakukan apa pun padamu. Alexa." Wanita paruh baya itu menggenggam kuat tangan Alexa. "Bibi ingin kau menjauh darinya." Zia menatapnya dengan mata memohon.

    "Baiklah, hanya untuk Bibi. Alexa akan menjauh dari dia. Tapi, jika suatu saat. Dia mencoba menyakiti bibi, Alexa akan langsung membunuhnya." Kata Alexa sembari menatap lurus kedepan dengan raut wajah marahnya. Lalu Alexa mengalihkan pandangannya ke arah Zia. "Ngomong-ngomong, Kenapa bibi tidak memberitahu Alexa jika bibi akan datang?."

    "Bibi ingin mengejutkanmu, tetapi di bandara. Mereka menculik bibi." Kata Zia memberitahu.

    "Alexa minta maaf."

    "Tidak apa-apa, Alexa. Bibi sekarang baik-baik saja." Kata Zia sembari meremas tangan Alexa.

    Alexa bergerak, memeluk Zia. "Bibi tau? Alexa sangat merindukan Bibi."

    "Bibi juga merindukan kamu, sayang." Jawab Alexa, membalas pelukan Alexa.

    Setelah pelukan itu di lepas, Zia mencium kedua pipi Alexa. Baginya gadis itu sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

    ***
    Sementara itu di tempat lain. Alan tengah duduk diatas kursi sofanya. Menatap lurus kedepan, tenggelam didalam pikirannya. Tanpa orang tau jika pria itu merindukan gadis nakal yang selalu mengganggunya.

   Tetapi Alan ingin menjauh dari gadis itu. Karena Alan yakin jika dirinya hanya akan membahayakan gadis itu. Alan melakukan semua ini bukan karena dia ingin menunjukan jika dia adalah pria yang jahat, tetapi karena Alan ingin menjaganya tetap aman dan jauh dari dirinya. Alan memang perduli padanya dan memiliki keinginan untuk terus melindunginya dengan apa pun caranya.

    Alan juga telah memerintah beberapa anak buahnya untuk melindungi gadis itu secara diam-diam dan melaporkan setiap apa yang terjadi padanya.

    "Anda melakukan kesalahan, Bos." Terdengar suara Justine yang membuat Alan tersadar dari lamunannya.

GADIS BADAS MILIK MAFIA KEJAM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang