chapter 22

256 25 11
                                    


sesampainya karna di angga

seorang anak kecil menghampiri ayahnya yang baru saja sampai, namun anak itu tida melihat dimana ibunya

"ayah, dimana ibu?"

"kai, maafkan ayah ya?

"maaf untuk apa ayah?"

kau bertanya dengan bingung sambil memiringkan kepalanya, namun setelah itu karna meninggalkan kai dan segera pergi ke kamar

Radha yang melihat tingkah aneh putranya, dan tidak melihat keberadaan sang menantu pun bingung, Radha segera menghampiri cucunya yang ditinggalkan oleh putranya

"kai, berhentilah menangis, mungkin ayahmu sedang ada masalah, nanti nenek akan menanyakannya kepada ayahmu"

"hiks.. tapi nek, ibu tidak kembali bersama ayah, dimana ibu?"

"sudah-sudah, ayo kai temui kakek sana, nenek akan menanyakannya kepada ayahmu"

Radha segera pergi ke kamar putranya, melihat kamar yang tidak tertutup dengan rapat, Radha masuk dan melihat putranya dibalkon sedang melamun

"Karna ada apa? dimana kira?"

Karna yang mendengar suara ibunya dibelakang segera membalikkan badan dan memeluk sang ibu

"ibu.. kira"

"ada apa dengan kira?"

karna menjelaskan semuanya kepada ibunya, setelah menjelaskan semuanya karna meneteskan air matanya

dia merasa, bahwa dia tidak bisa melindungi kira saat kira diperlakukan seperti itu oleh Dursasana

"jika sudah begini, aku mana bisa membantumu putraku"

"ibu, sungguh duniaku rasanya hampa saat kira pergi meninggalkanku, aku harus bagaimana agar kira mau memaafkanku?"

"kau turuti saja perkataan kira, bukankah sudah aku katakan, aku tidak bisa membantumu putraku"

"ayah..."

mereka berdua kaget karena kai sudah ada didalam kamar itu, segera Radha melepaskan pelukan putranya dan ingin menghampiri sang cucu, namun ternyata kai sudah lebih dulu berlari dan memeluk ayahnya

"jadi ibu pergi meninggalkan aku? ayah, kau sungguh jahat membiarkan ibu pergi"

kai menangis didalam pelukan karna, karna mengusap-usap punggung putranya

"tidak kai, ibu tidak meninggalkan kita, ayah akan berusaha membawa ibu kembali, jadi kai berhentilah menangis ya?"

setelah mengatakan hal itu mereka berdua berpelukan, sedangkan karna, hatinya sangat hancur, dia bingung harus apa, sedangkan ada anak yang ditinggalkan oleh kira, karna berkata dalam hatinya

'ini semua terjadi karena kesalahanku, andai saja aku bisa menghentikan itu semua terjadi'

disisi kiraya saat ini

kiraya yang masih tidak mau membuka pintunya membuat ayah dan adiknya khawatir

"kira keluar lah nak, jika kau terus seperti ini membuat ayah khawatir"

"kakak ayolah, kami sangat khawatir kepadamu"

kira yang masih menangis tidak menjawab apapun, dia termenung, melamun memikirkan semuanya, pikirannya kacau, dia sampai-sampai memiliki niat untuk bunuh diri

keesokan harinya

sampai saat ini kira masih belum membuka pintu kamarnya, ayah dan adiknya sudah berada di depan pintu kamar kira dari pagi

the power of love karn & kira (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang