chapter 26

156 13 8
                                    

sebelum perang berlangsung ada kejadian yang sungguh tidak mengenakan terjadi

beberapa hari sebelum mereka berada di tenda ada suatu kejadian yang membuat mereka keget, kejadian apakah itu?

sebelumnya krishna pergi menemui kiraya dan radha, krishna ingin bertemu dengan karna namun saat itu karna sedang tidak di istana, tapi ntah dari mana, karna tiba-tiba datang dan krishna pergi mengajak karna pergi untuk membicarakan suatu hal

saat mereka berdua ingin pergi, kiraya memiliki niat untuk menguping dan mengikuti mereka

"kira, aku tau kau pasti akan mengikuti kami bukan? aku tidak mengizinkannya, kau disini saja dengan bibi radha"

"oh ayolah madawa, kau ini"

karena dilarang oleh krishna kiraya pergi masuk meninggal dua orang itu, kiraya mengajak sang ibu mertua untuk ikut masuk kedalam.

saat ini krishna dan karna sudah berada di tepi pantai

"seseorang yang tidak punya pengalaman pengadilan selama hidupnya, maka akan menganggap semua orang sebagai musuh, apa yang salah dengan itu? temanku itu harus mendapatkan tahtanya"

"kenapa begitu?"

"ayahnya adalah seorang raja, putra raja akan ditakdirkan untuk menjadi raja"

"maksudmu kelahiran seseorang pantas mendapatkan apa yang ia pantaskan? dan bukan karena kemampuannya?"

"kau sedang membujukku akan sesuatu Basudewa. Yang aku inginkan adalah rasa hormat, aku tidak pernah ingin kekuatan, yang aku tau kelahiran seseorang akan menentukan rasa hormat"

dan bla bla bla..

"Raja angga kau bukanlah terlahir dari adirata dan radha, mereka menemukanmu mengapung di sungai gangga"

"jadi, siapa yang melahirkanku Basudewa? "

"kau adalah putra dari ibu ratu kunti, dan ayahmu adalah Dewa Surya. Oleh karena itu kau terlahir dengan anting-anting dan perisai. Kau bisa bertanya kepada adirata mengenai hal itu, kau bahkan bisa bertanya langsung kepada Dewa Surya, lalu kau bbisa mengubah sudut pandangmu kemudian memutuskannya. itu semua adalah sebuah permintaan "

setelah itu karna pergi menunggangi kudanya dan bergegas kembali ke istana, perasaan karna sangat campur aduk, dirinya membutuhkan penjelasan dari orang tuanya

"ibu radha, ibu radha, dimana kau ibu?"

melihat karna yang datang dengan tergesa-gesa membuat kiraya kaget, dirinya langsung berdiri, dan melihat sang ibu sudah datang

"karna anakku, aku sudah memaksakan makanan ini untukmu"

"ibu radha"

"ada apa nak? apa yang sudah Basudewa katakan?"

"Basudewa, dia itu jahat bu, dia itu licik, pangeran Duryudana benar"

"apa yang dia katakan nak?"

"tolong jawab aku ibu, aku adalah putramu kan? benarkan aku putramu bu?"

"kau tentu saja putraku, tentu saja kau anakku"

"Basudewa yang jahat itu, dia mencoba menyesatkan aku bu, dia ingin membujukku dengan menyesatkan aku dengan berbagai cara. Raja gandara juga bilang kalau dia untuk menyesatkan aku bu. Bagaimana dia bisa menyesatkanku? dia bilang, seluruh kehidupanku adalah kebohongan, dia mencoba membuat aku percaya bahwa aku menjalani hidup dengan kebohongan selama ini. Dia menyesatkanku dengan kebohongan ibu. katanya kau buknlah ibuku bu"

...

"kemarilah lihat ini anakku, lihat ini, aku sudah menyajikanmu makanan bagaimana kau bisa tau apa makanan kesukaanmu kalao aku bukan ibuku? aku memang bukan yang melahirkanmu, tapi akulah yang membesarkanmu"

degg..bagaikan orang yang sudah terjatuh dari tangga, namun dirinya kembali di timpa oleh tangga, karna merasa sangat kaget, begitupun dengan kiraya yang mendengar semua itu, dirinya ingin berbicara namun dia menahannya, baru saja secercah cahaya muncul dibenaknya, namun cahaya itu langsung sirna karena perkataan sang ibu

"karna putraku.. "

karna mendekati radha yang menangis, dirinya merasa sangat amat rapuh

"jika bukan ibu yang melahirkanku, lalu siapa yang sudah melahirkanku bu?"

karna mengulang pertanyaan "siapa yang sudah melahirkanku bu?" sebanyak tiga kali, namun radha tetap diam, dirinya tidak mampu berbicara

"kami tidak tau nak. Kami tidak punya anak, kami berdoa kepada Dewi Gangga setiap hari, agar memberkati kami dengan seorang putra, dan pada suatu hari Dewi Gangga mendengar doa kami, dalam sebuah keranjang anyaman kau ditemukan oleh kami"

"lalu siapa yang melahirkanku ayah?.."

kedua orang tuanya hanya diam, merasa putus asa karna pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan kiraya, dirinya pergi kembali ke pesisir pantai tadi

disana karna berjalan sambil melamun, dirinya kembali memikirkan semua perkataan orang tuanya dan krishna, lalu mengingat semua kejadian yang pernah di alami olehnya dan ibu ratu kunti, bahkan bersama ke-lima pandawa..

Tiba-tiba saja karna berteriak, dirinya terduduk dipasir, ternyata dibelakangnya sudah ada kiraya yang ternyata menyusul dirinya

melihat suaminya yang menangis seperti itu, membuat hati kiraya sakit, dirinya merasa tak tega, lalu menghampiri karna dan memegang pundaknya

"tuanku.. aku pernah dengar, bahkan madawa pun memiliki dua orang ibu, tetapi madawa tetap menghormati keduanya, lalu mengapa kau menganggap ini sebagai aib akan keberadaanmu tuanku?"

"ketika seseorang selama hidupnya begitu ingin melihat orang lain menderita, kemudian diberi tahu bahwa orang lain itu adalah pantulan dirinya sendiri, dan bahwa ketika dirinya itu menderita, maka pantulan dirinya itupun akan ikut menderita juga, sekarang katakan bagaimana orang itu bisa tenang kiraya? aku berjuang selama hidupku agar mendapatkan rasa hormat yang kayak semampuku, aku bahkan bersaing dengan seluruh dunia, aku menghadapi penghinaan lebih buruk dari kematian disetiap langkahku. Seharusnya tidak seperti ini kira, hal ini seharusnya tidak terjadi"

"tuanku, siapa yang sedang kau bicarakan?"

mendengar pertanyaan istrinya, karna langsung bangun dan berjalan pelan ke depan, diikuti kira yang juga bangun

"aku telah melihat arjuna sebagai lambang penghinaanku, aku berkata berulang kali kepada diriku sendiri, bahwa dihari aku membunuh arjuna seluruh dunia akan tau pada hari itu bahwa anak kusir sekalipun bisa menjadi kesatria terbaik didunia. Tapi arjuna, arjuna adalah saudara ku kira, dia adalah adikku bahkan akupun putra dari kunti, aku bukan anak dari radha bagaimana caraku menghadapi ini kira? aku sangat berhutang budi kepada temanku, bagaimana aku bisa menganggapnya sebagai, sebagai musuhku sendiri kira? aku tidak memiliki apa-apa, kecuali kemarahan untuk menghadapi arjuna bagaimana mungkin aku bisa menawarkan bantuan kepadanya, apa ini tipuan dari Basudewa? ketika itu semua, waktu untuk menyesatkan semua hidupku, dia seperti telah membuatku tidak bersenjata, mereka adalah sodara-sodaraku kira, bagaimana aku bisa menggunakan senjataku untuk mereka kira? BAGAIMANA AKU BISA MENGGUNAKANNYA? bagaimana aku bisa mengangkat senjata untuk sodara-sodaraku kira? bagaimana mungkin, aku menggunakan senjataku untuk adikku sendiri kira.."

"tuanku.."

setelah itu karna jatuh ke dalam pelukan kiraya, dirinya memeluk kiraya dengan erat

"tuanku, hanya dia yang bisa menjawab pertanyaanmu,yang merupakan akar penyebab semua ini, tuanku, pergilah temui ibu kunti, dan bertanyalah kepada ibu ratu kunti, jika itu sangat berarti bagimu"
























halloo semua, hehe seperti biasa, maaf ya lama ga up, oh iya, disini aku ambil adegan vrusali buat kira, karena ya gitu deh, see you next chapter

the power of love karn & kira (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang