chapter 29

221 24 5
                                    

oh ya kawan² ku, sekedar mengingatkan, kata" yang di titik in sehabis koma kaya gini (aku,......) itu artinya masih ada potongan perkataan yang ga aku ketik disini okee?, happy reading para readers ku



seperti yang sudah dikatakan karna semalam, dirinya saat ini berada di sungai dan berdoa kepada sang surya

saat sedang sibuk berdoa ternyata sang dewa Indra sudah datang, namun pemujaan karna belum selesai, di saat pemujaan yang dilakukan karna sudah selesai, dirinya menoleh kebelakang, ternyata disana sudah ada dewa Indra

segera dirinya langsung berjalan menghampiri dewa Indra

"aku sudah siap, memberikan kesempatan untuk anakmu agar menang, memberikan cahaya kepada seluruh dunia tidak mengurangi cahaya matahari, anak Dewa Surya masih memiliki kekuatan yang cukup, katakan, apakah ini yang kau inginkan kepadaku?"

disisi lain

"Kira-kira apa yang akan brahmana itu berikan kepadaku, hingga waktunya tiba"

"sebut saja sebagai kebohongan penghianatan, tapi semua usaha untuk menghilangkan pikiran yang terguncang, tidak memiliki nilai apapun, dimana ada kesabaran, keberanian, maka disana ada keberhasilan dan seseorang tidak akan sukses tanpa bantuan dari orang lain partha"

"tanpa adanya kesempatan itu, maka kemenangan akan terpendam, keberanian dan kesabaran akan musnah, itu yang dia katakan"

"keberanian sama sekali bukan apa-apa,  itu hanyalah kesombongan, keberanian tidak akan lengkap jika tersembunyi dari kesempatan, kesabaran tidak akan berarti jika sudah hilang dan belum mencapai sukses"

"lalu kenapa kau mau menerima bantuannya madawa?"

"apa yang dia katakan itu benar partha, dalam perang ada kebenaran, dan tiap bantuan akan sangat berharga"

"apa yang bisa dia berikan kepadaku? yang bisa membuatku mencapai kemenanganku madawa?"

"menunjukkan kelemahan musuh dalam suatu perang, bisa juga dinamakan kesempatan partha"

setelah mendengar perkataan Krishna, arjuna membantu pangeran uttara untuk membidik perisai yang ada di depan sana

"guru arjuna, tidak akan ada perisai yang bisa menahan panahmu, diperlukan perisai yang suci untuk menahannya"

arjuna yang mendengar perkataan uttara berpikir sejenak, setelah itu dia berlari dengan wajah yang lumayan panik

kembali ke karn

"maafkan aku anakku, akan terjadi mala petaka dan tidak mungkin menegakkan kebenaran, dan salah satu cara mengalahkan kurawa, kau harus berpura-pura menjadi benteng bagi mereka tapi seandainya kau bersumpah untuk mundur dari perang ini, maka aku akan mencabut janji yang telah kau buat, pilihan ada di tanganmu, kau memilih untuk mundur atau memberikan anting-anting dan perisai mu"

tanoa berkata apapun karna langsung melepaskan kain yang ada di tubuhnya, dan mengeluarkan belati yang ia sembunyikan

lalu mengarahksn belati itu ke telinganya, dan langsung memotong keempat anting-antingnya, lalu diberikan kepada Dewa Indra yang sedang menyamar sebagai brahmana

setelah memberikan anting-antingnya kepada Dewa Indra, karna langsung mengeluarkan perisai yang ada di tubuhnya, lalu mengarahkan belati itu untuk memotong perisai yang menyatu dengan tubuhnya

karna berusaha melepaskan perisai yang ada di tubuhnya, sehingga muncul cahaya dari dalam perisai itu berbarengan dengan darah yang mengalir dari tubuhnya, karna yang kesakitan kemudian berteriak, sehingga perisai yang dia tarik tadi terlepas, tubuh hingga wajahnya penuh dengan keringat

mungkin jika kira ada disini, pasti kira sudah memohon kepadamu Dewa Indra untuk tidak meminta perisai karna, sudah dipastikan kiraya pasti tidak akan tega melihat ini, dan untung saja kiraya tidak nekat untuk mengikuti karna

perisai yang sudah terlepas dari tubuhnya, langsung karna berikan kepada sang Dewa Indra, dengan berjalan perlahan

"terimalah perisaiku ini dewa Indra"

lalu Dewa Indra mengulurkan tangannya untuk menerima perisai itu

"demi sebuah kemenangan anakmu, kau sampai terlibat dalam suatu kecurangan yang sangat serius denganku dewa Indra, hanya dengan melihat ini saja, telah memberikanku akan nikmat kemenangan"

Dewa Indra yang menyamar sebagai brahmana tadi menunjukkan wujud aslinya didepan karna

"apa yang sudah kau lakukan Dewa Indra, kau meminta perisai dan anting-anting dari karna raja angga?"

"iya arjuna, sekarang kau tidak punya halangan untuk mencapai kemenangan"

"tapi kenapa kau bertindak tidak adil seperti ini ayah? dengan menunjukkan kelemahan musuhku, maka kau sudah menunjukkan kelemahanku juga, jika tidak ada tantangannya, bagaimana kekuatan seseorang diketahui yang lain? .... "

"pertanyaannya bukanlah soal kemampuanmu arjuna, perisai karna, bukanlah senjata dari langit, yang diberikan oleh dewa, melainkan bagian dari dewa Surya itu sendiri,.... "

setelah itu mereka bertiga berbicara tentang ini itu, hingga sang Dewa Indra menyuruh karna untuk meminta sesuatu kepada, namun awalnya karna menolak, karena dirinya berniat bersedekah, tapi sang Dewa Indra memaksa, alhasil karna meminta sebuah senjata kepada Dewa Indra

setelah memberikan senjata itu, Dewa Indra langsung pergi meninggalkan mereka berdua dengan membawa perisai dan anting-anting tadi

dan ya karna mendekati arjuna untuk mengatakan bahwa dirinya pasti akan membunuh arjuna

disisi lain

'sebenarnya dia ini sedang berdoa atau bagaimana? sangat lama, sudah dari subuh dia berangkat untuk berdia'

itu adalah kiraya, kiraya merasakan firasat yang sangat buruk, dirinya berfirasat akan terjadi sesuatu kepada karna, apalagi sudah dari subuh karna tidak kunjung kembali

kiraya yang panik hanya bisa mondar-mandir saja di dalam tenda, hingga sang ibu ratu kunti memasuki tenda itu, melihat ada seseorang masuk kiraya langsung berhenti dan menghampiri seseorang itu

"salam ibu ratu"

"salam nak, ada apa denganmu? mengapa dirimu terlihat sangat gelisah dari tadi?"

"ibu ratu, aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi kepada tuanku karna, bagaimana ini ibu? sedangkan aku dilarang untuk menyusulnya"

"tenanglah anakku, aku akan segera menyusulnya kesana, kau tetaplah disini"

setelah mengatakan hal itu kunti segera pergi meninggalkan kiraya dan berniat mencari dimana karna

...

saat ini karna berniat kembali ke tenda dengan keadaan yang sangat mengenaskan, tubuhnya yang penuh dengan darah, bahkan telinganya

di tengah perjalanan kembali ke tenda, karna yang sudah tidak kuat lagi pun terjatuh di atas tanah, dirinya sudah berusaha untuk bangun namun tetap tidak bisa, karena badannya sudah sangat lemas

lalu ada sebuah kereta kuda yang berhenti, ternyata itu ibu ratu kunti, kunti langsung turun dari kereta kuda itu dan berlari ke arah karna

"karna, karna, karna anakku, karna"

kunti yang melihat tubuh anaknya penuh dengan luka pun menangis, dirinya berusaha memanggil karna, bertujuan agar karna bangun, namun itu semua tidak membuahkan hasil

dengan cepat kunti menyuruh kusir untuk mengangkat karna menuju kereta kuda, dan bergegas menuju tenda

sesampainya di tenda, kunti membawa karna memasuki salah satu tenda yang tidak jauh dari tempat mereka tiba, beberapa saat kemudian sudah ada orang tua(angkat) karna yang datang, mereka berdua juga tidak kalah kaget melihat kondisi anaknya seperti ini, lalu..

"TUANKU"



malem semuaa, nantikan kelanjutan besok yaa, aku mau nugas dulu pliss sekarang, ini juga aku sempet² in buat up, intinya happy reading and see you next time

the power of love karn & kira (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang