🍂 Server 🍂

123 14 60
                                    

⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

🎶Pergilah kasih, kejarlah selingkuhanmu. Aku sudah punya yang baru. Jangan hiraukan diriku...🎶

"Lirik macam apa ini?" Nami heran ketika mendengar lagu di ponsel Luffy.

Bukan hanya orangnya yang sableng, ternyata isi ponselnya juga.

Dia sedang berdiri di depan cermin, membenahi rambutnya setelah Luffy mengacak-acaknya tadi untuk kesenangan pribadinya. Sialan memang monyet itu.

Baru saja dia ingin beranjak dari tempatnya berdiri, tiba-tiba sepasang tangan melingkari pinggangnya dari belakang. Terasa di bahunya kini bersandar sebuah kepala.

"Kau sudah bangun, Luffy? Padahal baru saja aku aku mau melarikan diri," canda Nami.

Luffy sedikit tertawa. "Pasti kukejar. Lariku lebih kencang darimu."

Nami menghela panjang. Kenapa orang ini selalu punya jawaban untuk kata-katanya?

"Selamat pagi, Pacar Orang!" goda Luffy.

"Ini sudah malam. Lagipula siapa yang pacar siapa?" heran Nami.

Mungkin Luffy masih bermimpi.

"Kau tidak mau jadi pacarku?" Luffy menembak Nami dengan tidak elitnya seraya mengupil dengan elegan.

"Ogah!" Nami sedikit kesal karena Luffy tidak ada romantis-romantisnya sama sekali.

Biasanya saat para pria ingin menyatakan perasaannya, mereka pasti akan mengajak calon pasangannya makan malam romantis bersama, memandangi bintang dengan tiduran di atas rumput berdua di malam hari, atau menikmati sunset di pantai sambil berpegangan tangan.

Lah Luffy? Menembak sambil mengupil.

Benar-benar diluar dugaan. Padahal dia ini orang yang cukup terkenal dan dihormati di Fusha. Namun kelakuan seperti ini. Nami tidak habis pikir.

Luffy berhenti mengupil. "Nami~ kata Usopp kelamaan jomblo itu bisa meninggal."

"Usopp kau percaya. Kau yang jomblo dari lahir masih hidup kan?"

"Iya juga," Luffy mendadak jadi bodoh. Memang bodoh sih.

Dia menyengir lagi. "Apa aku kurang tampan bagimu?"

Tentu saja kau tampan! Tampan sekali malah! batin Nami cepat. Tapi kurasa aku belum siap.

"Bagaimana kalau kita berteman baik saja? Seperti iklan pasta gigi anak-anak itu? Kodomo teman baikku!" tawar Nami.

"Iyada!" tolak Luffy egois. "Maunya jadi pacar. Kalau bisa jadi istri sekalian!"

Nami menarik kedua pipinya geram. "Aku mau pulang! Tama pasti menungguku di rumah."

In Another Life [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang