🍂 Hanya Seorang Penonton 🍂

108 12 12
                                    

⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Baterilla, South Blue.

Suara alunan musik kafe terdengar begitu khas. Titik-titik air hujan di luar sana masih terlihat menyelubungi dedaunan semanggi yang tumbuh berserakan di sepanjang halaman.

"Dimana aku?" Luffy merasa dirinya tertidur begitu lama.

Tubuhnya berada di atas sofa berwarna merah gelap, dengan aroma menyengat dari alkohol yang tercium di dekatnya.

"Rouge! Tunjukkan bakatmu!"

Luffy menoleh ke asal suara itu.

Seorang pria berjas hitam dengan dasi kupu-kupu.

Beberapa detik berikutnya, seorang gadis muda yang begitu cantik, berambut pirang panjang dan bergelombang, wajah ber-freckless, dan tubuh ramping gemulai tampak menaiki panggung di bagian sudut depan kafe, dimana live music saat ini berlangsung.

"Bibi Rouge?" gumam Luffy pelan. "Apa yang dia lakukan di sini?"

Gadis cantik bernama Rouge itu mulai menggerakkan tubuhnya, meliuk, memutar dan bergerak sesuai arahan musik yang terdengar merdu.

Para pengunjung kafe tampak kagum melihat tarian indah itu, terutama tamu laki-laki. Mata mereka berubah menjadi hati, dan ada beberapa yang sampai mimisan.

"Ossan Roger bisa marah kalau melihat ini," Luffy mendengus sebal.

Dia segera beranjak dari sofa merah itu, berlari menuju panggung dan hendak meraih tangan bibinya itu agar turun dari sana.

"Are?" Luffy kaget karena dia tidak bisa menyentuh Rouge.

Berkali-kali dia mencoba, namun hasilnya nihil. Dia berdiri di depan Rouge yang baru saja menyelesaikan tarian pertamanya, namun seakan tidak dianggap, Luffy benar-benar merasa diabaikan olehnya.

"Bibi! Ayo pulang! Apa yang kau lakukan di sini?" kata Luffy.

Rouge tidak mendengarnya maupun meresponnya.

"Apa jangan-jangan, dia tidak bisa melihatku?" Luffy menyentuh wajahnya sendiri.

Ditatapnya cermin di depannya, tidak ada pantulan berarti dari tubuh itu. Selanjutnya mata Luffy beralih mencari bayangan di bawah kakinya. Tidak ada apa-apa.

"Sokka. Hanya jiwaku yang berada di sini, tidak dengan tubuh asliku," Luffy memaksakan otaknya untuk berpikir, karena itu adalah suatu hal yang begitu sulit untuk dirinya lakukan.

"Saat ini, aku berada di masa lalu seperti kata Sakana no Ossan. Bahkan Bibi Rouge masih terlihat sangat muda..." Luffy memperhatikan gadis itu sekali lagi. "...dan dia sangat mirip Nami. Apa hanya perasaanku saja?"
(Note: Sakana no Ossan = Paman Ikan A.K.A Oda. Anggap aja Luffy nyebutnya gitu. Soalnya Luffy kadang manggil orang sesuai penampilannya, bukan nama asli)

In Another Life [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang