15. Zurielle - Catch On

20 1 0
                                    

Aku baru sadar kalau Ericky ternyata ganteng.

Tidak! Aku tidak naksir padanya. Aku hanya baru sadar kalau dia ganteng. Flo, Dee, dan Eva pun mengakui itu setelah kami makan dengannya di kafetaria sekolah.

Momen ketika Ericky membuka kacamata dan menyibak rambut ke belakang, mataku seperti terbuka. Aku baru sadar atas apa yang harusnya kusadari dari lama, bahwa di balik kacamata minus dan poni rapi itu, ternyata ada seraut wajah blasteran surga.

Sejak itu aku tidak bisa melihat Ericky seperti sebelumnya. Ketika dia mengenakan kacamata minus dan menurunkan poninya seperti biasa pun, aku tetap melihat sosok ganteng itu. Ini seperti kau tidak bisa meng-undo pengetahuan. Sekalinya kau sudah tahu sesuatu, kau tidak bisa meng-undo pikiranmu menjadi tidak tahu lagi, kan?

Punya pacar ganteng tentu tidak boleh disia-siakan. Maka dari itu, aku mengajaknya kencan di malam Minggu.

Sudah kubilang aku tidak naksir padanya! Aku hanya ... ingin kencan saja.

Mood-ku cukup baik lantaran memikirkan besok malam akan kencan dengan lelaki ganteng, maka dari itu aku merasa ringan saat latihan cheerleaders sekarang.

Sudah dua kali kami latihan routines di sore ini, dan sudah dua kali pula Coach Luna mengevaluasi kami.

"Nindy. Di triple flip yang kedua, kamu kurang lurus, hampir tabrakan sama Yasmin. Lebih fokus lagi, ya?" kata Coach Luna, berdiri sembari menatap ponselnya yang diputar horizontal, menonton video latihan kami yang dia rekam beberapa menit lalu.

"Iya, Coach," jawab Nindy.

"Juli, kamu nggak apa-apa?" Beliau menoleh pada Juli yang duduk lesehan di tengah kami semua. "Saya lihat saat lifting Acha tadi, kamu kayak kurang kuat. Are you okay?"

"Saya oke, Coach. Cuma tadi saya agak slip aja. My mistake. Nggak akan terjadi lagi."

"Oke. Berarti aman, ya? Lalu... Base lainnya untuk formasi stunts, aman? Atau ada pengen menyampaikan sesuatu?"

"Aman, Coach," seru beberapa orang hampir berbarengan.

"Zurielle, Acha, Bunga, Diva, Evi. Apa ada masalah selama di posisi flyer?"

"Nggak ada, Coach."

"Oke. Untuk koreografi dance udah oke. Cheers and chants udah oke. Mungkin perlu latihan lebih banyak di stunts, terutama di pyramids soalnya itu yang paling challenging. Untuk sekarang kita latihan lifting and tossing lagi, ya?"

Dalam routines kami, ada beberapa kali stunts. Salah satunya adalah trik lifting and tossing, yaitu ketika flyer-person berdiri menumpu pada tiga base-person, lalu flyer akan dilemparkan ke udara sembari melakukan gerakan akrobatik tertentu, terjatuh, dan para base akan menangkapnya.

Tak terhitung berapa kali kami fail saat latihan. Bukan hal baru jika tubuhku jatuh menabrak matras. Cedera bukan hal asing bagiku.

Namun, pada latihan kali ini, aku tidak ingin cedera. Sangat tidak ingin.

Sayangnya nasib tak berpihak padaku. Karena ketika tubuhku dilempar ke udara tinggi-tinggi sembari melakukan straddle jump, ada sedikit salah perhitungan sehingga aku ditangkap bases secara tak sempurna. Kekurangseimbangan saat ditangkap membuat satu kakiku refleks turun lebih awal mengakibatkan pergelangan kakiku terasa linu setelah tubuhku sepenuhnya di atas matras.

"Oh my! Zurielle! Lo nggak apa-apa?!"

Aku meringis menahan sakit. "Nggak tahu. Gue harap kaki gue nggak apa-apa."

MATCH OF THE CATCH || (LMK)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang