Aku dan Nevan jarang bertengkar lebih dari lima menit.
Kalaupun bertengkar, seringnya karena dia cemburu aku terlihat dekat dengan lelaki lain, ataupun karena dia merasa kurang diperhatikan olehku. Bertengkarnya pun tidak meledak-ledak. Debat biasa saja. Lalu lima menit kemudian kami akan akur kembali setelah salah satu dari kami minta maaf lebih dulu, karena kami sama-sama tidak suka jadi canggung terlalu lama.
Nevan, di luar perkara romansa, memang lelaki yang tidak suka membesar-besarkan masalah. Dia tipe easy going. Tipe orang yang kalau dihujat, malah akan membercandai hujatan itu.
Misalnya saja, saat dia masih syuting sinetron teen-romance kejar tayang, pernah ada clip behind the scene yang dia sedang memainkan boneka barbie. Itu milik anak Pak Sutradara, yang hari itu kebetulan beliau dikunjungi anak dan istrinya di lokasi. Nevan iseng saja ingin bermain-main sebentar karena bosan, tapi ternyata ada yang diam-diam merekam. Clip sepuluh detik Nevan memainkan boneka barbie sempat viral di jagat maya. Ada yang menertawai, mengatainya aneh, mengatainya masa kecil kurang bahagia, mengatainya banci dan jangan-jangan selama ini dia 'boti', ataupun berteori cocokologi bahwa Nevan memang 'playboy cap kapak' yang suka main-main dengan perempuan, seperti dia yang suka main-main dengan boneka barbie.
Respon Nevan? Santuy saja.
Dia malah menjadikan itu inside joke. Ada teman sekelas yang menanyakan PR, dia berkata bahwa kertas PR-nya dimakan boneka barbie-nya. Saat sedang ditanyai wartawan infotainment tentang sinetron, dia sempat-sempatnya menyelipkan, "Waduh! Gue lupa belum nyisirin rambut barbie gue". Saat diminta menyampaikan ucapan selamat tahun baru di talk show TV, dia juga menyelipkan, "Dan juga, semoga keinginan barbie di seluruh dunia bisa terwujud tahun ini."
When life gives you lemons, make lemonade. Itu prinsip hidupnya.
Di pertemuan terakhir kami, ketika kami berbeda pendapat lalu dia kesal dan menendang pot tanaman, itu adalah kejadian langka. Kami tidak langsung bermaafan lima menit setelahnya, justru kami tidak berkomunikasi selama lebih dari 24 jam.
Sekarang ini, aku dan Nevan sudah akur lagi.
"Janji ini yang terakhir ya, Zu?" Lelaki yang duduk di kursi sebelah ranjangku itu memandangku lembut. "Jangan masuk rumah sakit lagi! Gue kaget banget saat denger kabar lo masuk rumah sakit. Kaget dan takut banget, langsung nggak fokus ngapa-ngapain."
"Maaf dan makasih udah khawatirin gue, Van."
"I was so scared, really." Tangannya merangkak ingin meraih jemariku, tapi aku lebih cepat menarik tanganku sendiri.
Nevan nampak kecewa. Kulirik Papa yang sedang duduk di sofa sisi lain ruangan dan membaca buku, memberi isyarat pada Nevan agar ingat di ruangan ini tak hanya kami berdua. Apalagi Papa sebenarnya tak terlalu suka aku dekat dengan Nevan.
"It's just holding hands," bisik Nevan, membujuk.
"Bokap gue nggak akan suka lihatnya" Aku balas berbisik.
Papa seakan peka, karena tiga detik setelahnya beliau beranjak dari sofa. "Papa mau beli Cola dulu di luar." Beliau memberitahuku.
"Iya, Pa."
Kini hanya ada aku dan Nevan di ruangan ini.
"Bokap lo kayaknya peka, Zu."
"Well... seorang Chief Marketing Officer memang sewajarnya peka sekitar, kan?"
Ngomong-ngomong, ayahku adalah seorang Chief Marketing Officer di sebuah perusahaan consumer-goods Indonesia. Menjadi guru bimbel hanyalah pekerjaan sampingan, walaupun beliau tidak menganggap itu pekerjaan karena niat beliau adalah berbagi ilmu pada generasi muda. Hari ini beliau cuti dari kantor karena ingin menjagaku di RS seharian ini, bergiliran hari dengan Mama.
![](https://img.wattpad.com/cover/369936155-288-k120094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCH OF THE CATCH || (LMK)✓
Teen Fiction(Romance) Tak ada yang bisa mengatur Zurielle (Zu) yang sering melanggar peraturan sekolah. Bahkan guru-guru dan Kepsek pun tak berkutik lantaran Zu berada di satu circle pertemanan dengan anak pemilik sekolah. Aphrodite. Itulah nama circle yang ber...