17. Zurielle - Interogate

20 2 0
                                    

Aku terbangun oleh suara bel rumah.

Setelah mengerjap dan menyatukan kesadaran sebentar, kududukkan badanku di sofa panjang ini. Sebentar! Ericky mana? Bukankah harusnya dia ada di sini?

"Udah bangun?"

Panjang umur.

Lelaki itu berjalan mendekat dengan membawa dua kresek putih, lalu duduk di sofa yang sama denganku, di titik dia sebelumnya berada sebelum aku terlelap tadi.

"Gue beliin ini buat lo, nih!" Dari salah satu kresek itu, dia mengeluarkan minuman pereda nyeri datang bulan.

"Kapan lo belinya?" tanyaku, menerima pemberiannya.

"Lewat app minimarket. Minimal belanja sekian bisa delivery. Jadi sekalian aja gue jajan. Ada macem-macem snack, nih. Lo kalo mau, ambil aja sesuka lo. Kecuali yang ini." Diambilnya snack keripik kentang, lalu dipisahkan dari yang lain.

"Kalo kresek yang satunya isinya apaan?"

"Ooh. Buah-buahan. Biasanya di depan minimarket ada orang jualan jus buah, kan? Gue nitip karyawan minimarketnya sekalian beli buahnya aja. Lo suka buah, kan? Your favorite food is fruits, lo pernah bilang gitu(*)."

Ternyata dia ingat, padahal itu bukan hal penting.

Dan juga, sebenarnya favorite food-ku bukan buah, melainkan sushi. Namun, aku memang sering makan buah-buahan agar kulitku tetap glowing. Ini karena alasan kesehatan dan kecantikan saja, bukan karena notabene aku menggemari buah-buahan.

"Thanks," ucapku.

"Sama-sama."

"Jam berapa sekarang?" Aku bergumam, lalu mengambil ponselku di atas meja untuk mengecek waktu.

Oh, pukul 19:42. Eh tunggu dulu! Notifikasi Instagram apa ini?

'Don't get hurt @.zurielle.a.p, and don't let anyone hurt you. Be healthy. Be happy. Be alright. No need to worry. I'm here. I ain't going nowhere. I'll protect you'.

Aku bergeming, tak bergerak selama lima detik. Kukerjapkan mata berkali-kali karena mungkin mataku kelilipan sehingga aku salah baca. Setelahnya, kubaca ulang story akun Ericky tersebut. Pelan-pelan. Memindai huruf demi huruf. Kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Dan kesimpulan sementaraku adalah aku pasti ngelindur. Ini adalah mimpi. Aku sekarang belum bangun dari tidurku.

"Nggak apa-apa kan kalo gue bikin story begitu?" Ericky mengintip layar ponselku sedikit.

"Lo salah nge-tag orang, ya?" tebakku, yang tidak dijawab olehnya. Dia hanya menatapku datar.

Namun, salah tag apanya? Di foto dua tangan yang bergenggaman tersebut, salah satu tangannya memakai cincin di jari tengah, persis seperti cincin yang kukenakan sekarang. Ujung lengan pakaian dari tangan satunya pun adalah denim. Ericky memang memakai denim sekarang.

Sebentar! Sebentar!

Otakku yang mungil ini perlu waktu lebih lama untuk mencerna situasi.

"Selama ini gue stay silent tentang status kita," ujar lelaki itu. "Karena itu, masih ada temen-temen di sekolah yang nggak percaya kita beneran pacaran. Mereka masih ngira lo maksa gue, atau bahkan nge-bully gue. Mereka ngira lo maksa gue pura-pura pacaran sama lo agar lo bisa menutupi kedekatan lo sama Nevan. Ya walaupun tebakan mereka nggak salah, tapi bukan itu yang lo mau, kan? I can't stand seeing you get so much hate. Jadi ... gitu. Gue bikin story begitu, biar orang-orang percaya kalo kita beneran pacaran."

Whoaaa! Ericky Millo is indeed a goodboy.

Setelah aku meneriakinya, melemparnya dengan bantal, marah-marah padanya, bahkan mengajaknya skinship yang padahal dia sangat tidak mau. Setelah semua tindakan evil yang kulakukan padanya, bisa-bisanya dia masih bersikap seperti angel padaku.

MATCH OF THE CATCH || (LMK)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang