Ericky itu aneh!
Sebenarnya so sweet, tapi aneh.
Jam tujuh pagi di hari Rabu pertama liburan semester ganjil, saat aku masih nyaman di kasur dengan keadaan belum mandi, pacarku yang rajin itu sudah mengetuk pintu kamar. Kupikir Mama, maka dari itu aku tidak merapikan dulu rambutku yang awut-awutan.
Ternyata dia adalah Ericky, yang matanya berbinar cerah dan tersenyum lucu mengintipkan barisan gigi mungilnya, membawa kue tart dengan lilin angka 100 yang sudah dinyalakan.
Siapa yang berulang tahun ke-100 tahun? Aku? Kenapa tua sekali? Aku isekai ke masa depan, kah?
"Happy 100 days of our relationship, Zurielle! Hehe..." ujar lelaki itu polos.
Oh. My. God. Aku bahkan tidak menghitung sudah berapa lama kami pacaran.
"Kita make a wish lalu tiup lilin sama-sama, yuk!"
"Ky. Penampilan gue masih kayak gembel. Minimal gue mandi dulu, lalu kita rayain sama-sama."
"Keburu lilinnya meleleh, Zu."
"Matiin dulu aja!"
"Matiin bareng-bareng aja! Tiup bareng-bareng setelah make a wish."
Aku mengipas-ngipas tangan di dekat lilin, sehingga api di benda itu mati terkena angin. Ericky menatapku bingung, sedangkan aku tersenyum jenaka saja.
"Itu nggak dihitung niup, kan? Nanti lilinnya dinyalain lagi saat gue udah cantik, lalu kita make a wish dan tiup sama-sama."
Meski nampak sedih, lelaki itu mengangguk pasrah karena aku tak memberinya pilihan lain.
---
---Di teras belakang rumahku ada meja kecil dan dua kursi yang sering ditempati Mama saat menikmati teh di sore hari, sembari menikmati angin dan suasana taman belakang yang asri.
Kini dua kursi itu ditempati aku dan Ericky. Meja di antara kami sudah tersaji kue tart mini yang lilin angka 100-nya sudah menyala kembali. Ini sebenarnya agak alay, seperti ABG tanggung yang baru pertama kali pacaran, sampai hari ke-100 saja dirayakan. Namun, Ericky memang baru pertama kali pacaran, sih.
"Ayo kita tutup mata dan make a wish!" ajaknya, yang kujawab dengan anggukan.
Dengan tangan kami yang saling menggenggam, kami menutup mata dan merapalkan harap dalam hati.
'Semoga gue menang war tiket konser The Leander di tur Australia tiga bulan lagi'.
Aku memang gagal menonton konser boygroup asal Inggris tersebut di Singapura, padahal sudah excited bukan main. Namun, masih ada kesempatan untuk tur di negara lain. Salah satunya adalah di Australia, yang kebetulan digelar di hari Sabtu setelah midsemester-exam sehingga aku bisa pulang-pergi karena penerbangan Australia-Indo tidak makan waktu lama.
Mataku terbuka perlahan. Lelaki yang duduk di hadapanku pun membuka matanya. Bersamaan kami meniup lilin hingga api kecil itu hilang. Genggaman tangan kami pun terurai.
"Penasaran, deh. Lo wish-nya apa, Ky?" Kutopang dagu dan memandangnya, bersiap mendengarkan seksama jawaban lelaki itu.
"Coba tebak!" Dia tersenyum usil.
"Semoga Zurielle tobat?" jawabku, yang membuatnya tertawa. "Semoga Zurielle nggak bolos sekolah lagi? Semoga Zurielle nggak nyelingkuhin gue? Semoga gue dapet pacar yang lebih cantik dari Zurielle? Nggak mungkin yang terakhir, kan?"
"Nggak, kok."
"Jangan-jangan ..." Aku menyipitkan mata curiga. "Semoga gue dan Zurielle bisa langgeng sampai nikah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCH OF THE CATCH || (LMK)✓
Teen Fiction(Romance) Tak ada yang bisa mengatur Zurielle (Zu) yang sering melanggar peraturan sekolah. Bahkan guru-guru dan Kepsek pun tak berkutik lantaran Zu berada di satu circle pertemanan dengan anak pemilik sekolah. Aphrodite. Itulah nama circle yang ber...