2. Bangunan tak berujung

19 7 8
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

~ Sering kali kita temui, entah dalam novel, film, atau komik, selalu ada kalimat yang berkata, "Ini bukan film, ini bukan novel." Padahal, jelas sudah bahwa semua hanyalah fiksi, alunan cerita yang dihidupkan oleh sang pengarang dengan jiwanya. ~

Written by Sarah Asiyah

***

Di hadapan mereka, segerombolan orang-orang yang memiliki penampilan aneh sedang berkumpul di sekitar sebuah area yang tampaknya merupakan arena adu kambing. Dengan penampilan yang mempunyai ciri-ciri tidak biasa, orang-orang ini berfokus pada perkelahian antara kambing-kambing yang tampaknya dalam keadaan tertekan.

Saat salah satu kambing kalah dalam pertarungan dan tergeletak di tanah, kerumunan orang segera bertindak. Mereka mendekati kambing yang kalah dengan cepat. Baylee melihat dengan ngeri saat mereka mulai menggigit kambing tersebut dengan mulut lebar yang menampakan gigi bertaringnya, tampak rakus dan brutal.

Pemandangan tersebut mengguncang perasaan Baylee dan membuatnya merasa semakin ngeri. Chloe, berdiri di samping Baylee, tampak tertegun dan cemas, merasakan ketegangan yang sama. Suasana di sekitar mereka terasa semakin menakutkan, dan ketiga wanita itu tetap tersembunyi di balik batu besar, berusaha untuk tetap tenang sambil mencari cara untuk menghadapi atau menghindari situasi mengerikan yang baru mereka temui.

Chloe dengan ekspresi cemas dan kesal, merintih, "Dya, gue mau pulang," suaranya terdengar penuh harap dan putus asa. Dayana, yang sebelumnya fokus pada situasi yang menakutkan di pasar, langsung menoleh ke arah Chloe. Dia menempelkan telunjuknya ke mulut sebagai isyarat agar Chloe diam dan tidak membuat suara yang bisa menarik perhatian.

Baylee, yang melihat keadaan Chloe, dengan suara sekecil mungkin berkata "Kita masuk dunia lain nggak sih? Kaya di cerita Nadia Omara." Ucapan ini membuat Chloe menangis lebih keras, suaranya pecah dalam tangisan. Mendengar itu, Dayana segera menutup mulut Chloe dengan cepat, berusaha untuk menenangkan temannya sambil meminimalisir suara yang bisa menarik perhatian.

Chloe menatap Dayana dengan tatapan memelas, air mata masih mengalir deras di wajahnya. Matanya terlihat penuh dengan permohonan, menggelengkan kepalanya seolah-olah berbicara tanpa kata, bahwa dia benar-benar ingin pulang.

"Chloe, jangan nangis. Kita juga nggak tahu gimana bisa pulang," bisik Dayana tegas. Suaranya penuh dengan empati dan kekhawatiran, mencoba menenangkan Chloe sambil menghadapi ketidakpastian situasi mereka.

Baylee, dengan raut wajah penuh kecemasan, mengajukan pertanyaan yang menambah ketegangan, "Mereka jin kan? Berarti kita beneran di dunia lain. Kata Nadia Om-aww" Baylee meringis saat lengannya dicubit oleh Dayana. Dayana menampakan wajah kesalnya "Bisa nggak lo jangan bikin panik" sambil melirik Chloe yang kini sudah menutup mulutnya sendiri, bergetar ketakutan.

Dunia SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang