25. Menyangkal khawatir

9 3 0
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

"Entah luka apa yang menorehkan trauma sedalam itu, hingga dua ratus tahun terasa baginya begitu panjang. Apakah sepi tak pernah singgah dalam keheningan abadi yang ia rasakan?"

Written by Sarah Asiyah

***

"Apa kau sudah baikan, Dayana?" tanya Sharlach lembut, memecah keheningan di sekitar mereka.

Dayana hanya mengangguk tanpa menatapnya. Pandangannya lebih tertuju pada Chloe dan Baylee yang sedang sibuk membongkar belanjaan dari pasar. Mereka membeli berbagai barang; pakaian, keperluan mandi, hingga alas tempat tidur. Tumpukan barang yang berserakan di lantai membuat Dayana menghela napas kecil.

"Banyak banget belanjaannya," ucap Dayana, berusaha mengalihkan fokus dari rasa sakit di tubuhnya. Dengan perlahan, ia mencoba mencari posisi duduk yang lebih nyaman di atas ranjang. Kedua kakinya masih diluruskan, dan meskipun sudah dua hari berlalu, luka-luka di pahanya masih terasa nyeri. Sobekan yang dalam di pahanya belum juga kering, membuat gerakan sederhana pun terasa menyakitkan.

Melihat usahanya yang terbatas, Sharlach yang berada di dekatnya segera sigap membantu. Ia menata bantal di belakang punggung Dayana agar ia bisa duduk dengan lebih nyaman.

"Tuan Krexn sudah mengganti kain perbannya?" tanya Sharlach dengan nada penuh perhatian.

"Sudah," jawab Dayana singkat, mencoba tersenyum walau sedikit lelah. Meski rasa sakit belum sepenuhnya hilang, perhatian dari teman-temannya membuat segalanya terasa sedikit lebih ringan. Sharlach memandang Dayana sejenak, memastikan ia benar-benar merasa nyaman, sebelum beralih kembali memperhatikan Chloe dan Baylee yang masih berdebat ringan tentang barang-barang yang mereka beli.

"Dya, nih, gue beli dress buat lo. Bosen gue liat lo pake celana mulu," ucap Chloe dengan nada bercanda sambil berjalan mendekati Dayana, membawa dress panjang di tangannya. Ia terlihat bersemangat, dengan senyum lebarnya saat mendekatkan dress itu pada tubuh Dayana, seolah ingin mengukur apakah ukurannya sesuai.

Chloe memegang dress itu di depan Dayana, mencoba membayangkan bagaimana tampilan Dayana jika mengenakannya. "Pas banget," gumam Chloe puas, sambil tersenyum lebih lebar lagi.

"Chloe ngabisin semua hewan ternak upah yang gue dapet," keluh Baylee, sambil mengerutkan kening ke arah Chloe, jelas-jelas tidak puas dengan pengeluaran belanja yang begitu besar. Ia melirik Dayana, seolah ingin mendapatkan dukungan darinya.

Dayana menatap Chloe, mencoba memahami situasi yang jelas penuh dengan selisih pendapat antara kedua temannya itu. Chloe hanya menanggapinya dengan ekspresi tidak terpengaruh, sambil terus merapikan pakaian-pakaian yang sudah dibelinya.

"Lo nggak bosen apa baju itu-itu mulu? Gue juga beli buat kalian kok," jawab Chloe, tangannya sibuk melipat dan menyusun pakaian dengan cermat. Ada beberapa pakaian dengan warna yang monoton hanya model yang sedikit berbeda dari yang biasa mereka kenakan.

Dunia SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang