4. Domati'o

14 7 9
                                        

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

~ Kesan pertama itu menakutkan, karena segala yang tampak indah di awal sering kali membutakan mata. Hanya keindahan yang tertinggal dalam ingatan, tanpa peduli jika di baliknya tersembunyi kengerian. ~

Written by Sarah Asiyah

***

Baylee duduk lemas di lantai, napasnya tersengal-sengal setelah ikatan yang menjerat tubuhnya akhirnya terlepas. Dengan tangan yang masih bergetar, ia cepat-cepat menghampiri Dayana dan Chloe, yang tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadar. Wajahnya menampilkan campuran kecemasan dan keputusasaan.

Ia menatap pintu yang tertutup rapat dengan rasa penuh ketegangan, seolah-olah mengharapkan pintu tersebut tidak akan terbuka kembali untuk menghadirkan ancaman lebih lanjut. Tanpa adanya tanda-tanda penyiksaan yang dialaminya atau yang dialami oleh kedua temannya, Baylee merasa keberuntungan mungkin telah berpihak pada mereka—setidaknya untuk saat ini. Namun, ketidakpastian menghantuinya, membuatnya sulit untuk merasa benar-benar tenang.

"Dy" ucap Baylee lirih sembari menggoyangkan tubuh Dayana dengan lembut namun penuh urgensi, berharap bisa membangunkannya dari kondisi tak sadarnya. Ia memeriksa urat nadi Dayana dan Chloe bergantian dengan tangan yang gemetar, berusaha memastikan apakah ada tanda-tanda kehidupan yang menunjukkan bahwa temannya masih selamat. Keringat dingin membasahi dahi Baylee lega masih mendengar urat nadinya masih berdetak menandakan kedua temannya masih hidup.

"temanmu baik baik saja, Raden hanya membuat mereka pingsan" Pria penunggang gagak bermata hijau itu berbicara membuat Baylee mendongkak menatap Zacharias.

Baylee memandang Zacharias yang berdiri di hadapannya, penunggang gagak yang tampak garang dan mengintimidasi. Dalam pikirannya, ia mencoba menebak umur pria tersebut. Baylee menduga pria ini lebih tua darinya, penampilan pria itu meskipun tampak mengesankan dengan aura kekuatan dengan di dominasi wajah tampannya. Wajah yang tampaknya penuh dengan ketajaman dan ketampanan.

Baylee berusaha keras untuk tidak membiarkan pikirannya terlalu larut dalam spekulasi tentang pria itu. Ia tahu bahwa saat ini, hal yang paling penting adalah fokus pada keadaan Dayana dan Chloe.

Zacharias berdiri dengan sikap yang tenang namun tegas. Suaranya penuh penekanan saat dia berkata, "Saya tahu banyak pertanyaan yang ada di kepalamu sekarang. Tunda dulu semua pertanyaanmu itu. Kita keluar dulu dari sini."

Dia kemudian menoleh ke arah tiga pria yang sudah berdiri menunduk sopan "Paratsava Bantu Wanita muda ini," Perintahnya, ketiga pria yang dipanggil Paratsava-Para penjaga mengangguk lalu berjalan menuju Dayana, Chloe yang terbaring.

Dunia SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang