Dayana, Baylee, dan Chloe terjebak di sebuah dunia yang penuh misteri dan rahasia kelam. Dayana, sebagai pemimpin rela mengorbankan dirinya demi menjaga kedua temannya dari bahaya Di dunia asing ini, banyak keanehan yang mereka temui, namun satu hal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍃🍃🍃
Segala yang terjadi terkadang terlalu rumit untuk dipahami, seolah-olah kenyataan menari di balik tabir misteri yang enggan terungkap.
Written by Sarah Asiyah
***
Untuk pertama kalinya, Dayana melihat Rexton begitu lemah dan tak berdaya. Pria yang biasanya memancarkan aura kekuatan dan keteguhan kini terduduk lemas, dengan mata hijau menyala yang kosong, menatap tanpa arah. "Apa itu benar obat penenang?" tanya Dayana, curiga. Jika benar hanya obat penenang, seharusnya Rexton sudah pingsan, bukan terduduk dengan tatapan kosong dan tubuh yang terlihat begitu hampa.
Wanita itu duduk di kursi, hanya berjarak satu meter dari tempat Dayana dan Rexton berada. Meski wajahnya masih menampilkan ekspresi kesakitan akibat cekikan Rexton, ia tetap berusaha berbicara. Suara seraknya terdengar pelan namun tegas, seolah berjuang melawan rasa sakit yang mencekiknya beberapa saat lalu.
"tenang saja" Dia terdiam sejenak, seolah menimbang kata-katanya, "Suntikannya hanya membuat Rexton tak sadarkan diri, namun Cahaya hijau dari sihir nya tak bisa saya hentikan. Itulah sebabnya matanya berubah."
Dayana menatap Rexton dengan cemas, mengamati bagaimana tubuh pria itu tampak terjebak di antara kesadarannya sendiri dan kekuatan yang menyerangnya dari dalam. Rexton yang biasanya penuh kendali kini terlihat rapuh, sesuatu yang Dayana tak pernah bayangkan sebelumnya. "Berapa lama dia akan seperti ini?" tanya Dayana dengan nada pelan, penuh ketidakpastian.
Wanita itu menarik napas panjang, suaranya tetap serak namun lebih tenang saat ia menjelaskan, "hanya 5 jam, mugkin saja kurang. Karena dosis yang aku berikan ringan"
"Lima jam? Itu sangat lama. Kenapa kau tidak memberikannya obat yang membuatnya pingsan saja?" ucap Dayana dengan nada sedikit tak sabar.
Wanita itu menggeleng pelan, ekspresinya tetap tenang namun tajam, penuh keyakinan. "Obat bius untuk seseorang yang memiliki sihir Cahaya Hijau hanya akan sia-sia saja. Sihirnya terlalu kuat. Tenang saja, suntikan yang kuberikan tidak akan membahayakannya. Tubuhnya sudah terbiasa mendapatkan suntikan itu."
Dayana menatap wanita itu dan Rexton bergantian, penuh rasa penasaran yang tak terbendung. "Siapa kau sebenarnya? Kau tidak terlihat seperti penduduk sini. Apa hubungan kalian berdua? Kenapa Rexton terlihat sangat marah kepadamu?"
Wanita itu mengangkat sebelah alisnya, tersenyum tipis. "Pertanyaanmu banyak sekali."
Dayana mendengus, menggeleng pelan. "Lupakan saja pertanyaanku. Aku tidak punya waktu untuk menanyakan hal yang bukan urusanku." Suaranya terdengar ketus. "Cepat beritahu aku, bagaimana caranya aku pulang? Aku sudah membawa Rexton kepadamu, seperti yang kau minta."
Ada ketegangan di antara mereka, dengan Dayana yang kini merasa putus asa, lelah dengan semua misteri yang tak kunjung terpecahkan.
Wanita itu terdiam sejenak, matanya mengamati Dayana dengan cermat sebelum akhirnya menjawab, "Kuncinya ada di hadapanmu."