🍃🍃🍃
"Sebuah kisah yang diceritakan oleh seseorang yang tak hadir saat dunia itu terbentuk, hanya akan dipenuhi oleh apa yang ia dengar. Namun, berbeda dengan mereka yang menyaksikan dan mengalaminya sendiri"
Written by Sarah Asiyah
***
Chloe berdiri di meja dapur dengan pisau di tangan, memotong-motong sayuran hijau dan wortel dengan gesit. Meskipun bahan-bahan dan nama hidangan ini berbeda dari yang biasa ia temui di dunia asalnya, Chloe tetap menyebutnya "sayur sop" dalam hatinya, meskipun di sini mereka menyebutnya "sayur poir."
Di sekelilingnya, para ibu-ibu yang lebih tua—biasanya mereka yang sudah berkeluarga—mengobrol dan tertawa sambil memasak. Chloe, yang masih tergolong muda di antara mereka, dengan mudah menyelinap masuk ke dalam percakapan dan ikut menimpali candaan mereka. Sesekali ia menertawakan lelucon yang dilemparkan oleh para ibu-ibu, meskipun terkadang ia tidak sepenuhnya mengerti referensinya, mengingat tradisi dan kehidupan mereka di sini berbeda.
Namun, suasana di dapur ini terasa hangat dan akrab. Walaupun dapur ini biasanya diisi oleh mereka yang sudah berkeluarga atau yang bekerja melayani para Raden, Cakraden, Cayunda, dan Paratsava, Chloe merasa diterima. Kehadirannya, yang tidak biasa di tempat seperti ini, memberikan warna tersendiri. Ia menciptakan suasana yang sedikit lebih ringan di tengah kesibukan, bahkan kadang membuat mereka yang lebih tua tersenyum dengan kepolosannya.
Ketika potongan sayuran terakhir jatuh ke dalam panci besar di hadapannya, Chloe menghela napas lega, menikmati momen sederhana ini. Di tengah semua ketidakpastian di dunia baru ini, dapur ini menjadi semacam pelarian, tempat di mana ia bisa sejenak melupakan segalanya dan hanya menjadi dirinya sendiri.
Di dunia ini, ada hal unik yang membedakan bangunan-bangunan Domatio dan Spiti dari rumah-rumah di dunia asal Chloe—tidak ada dapur khusus di setiap bangunan. Setiap orang yang tinggal di sini tidak memasak di tempat tinggal mereka sendiri. Sebaliknya, mereka semua menuju satu tempat yang disebut "Dapur Kehangatan," sebuah dapur besar yang disediakan untuk seluruh penghuni.
Dapur Kehangatan ini bukan sekadar tempat memasak; ia adalah simbol kebersamaan. Di sinilah semua orang, baik yang sudah berkeluarga maupun yang masih sendiri, berkumpul untuk memasak bersama, berbagi resep, serta menikmati hasil masakan satu sama lain. Filosofi dari dapur ini adalah berbagi—berbagi masakan, berbagi cerita, dan berbagi momen kebersamaan.
Namun, jangan bayangkan dapur ini seperti dapur biasa. Chloe masih terkesima dengan ukurannya. Dapur Kehangatan ini sangat luas, hingga sulit dibayangkan oleh mereka yang belum pernah melihatnya. Dapur ini bisa menampung puluhan, bahkan mungkin ratusan orang sekaligus, semuanya sibuk dengan tugas masing-masing. Terdapat berbagai area memasak, dari yang kecil hingga yang besar, yang disesuaikan untuk kebutuhan kelompok kecil atau besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Samara
FantasyDayana, Baylee, dan Chloe terjebak di sebuah dunia yang penuh misteri dan rahasia kelam. Dayana, sebagai pemimpin rela mengorbankan dirinya demi menjaga kedua temannya dari bahaya Di dunia asing ini, banyak keanehan yang mereka temui, namun satu hal...