Dayana, Baylee, dan Chloe terjebak di sebuah dunia yang penuh misteri dan rahasia kelam. Dayana, sebagai pemimpin rela mengorbankan dirinya demi menjaga kedua temannya dari bahaya Di dunia asing ini, banyak keanehan yang mereka temui, namun satu hal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍃🍃🍃
"Pertemuan tak disengaja sering kali menjadi awal bagi sepasang jiwa yang saling jatuh cinta, seakan-akan takdir telah lama mengetahui bahwa merekalah yang ditakdirkan bersama. Namun, apa jadinya jika cinta itu terjalin di antara dua dunia yang berbeda? Apakah itu takdir yang sengaja dirajut, ataukah sebuah kesalahan takdir yang mempertemukan mereka?"
Written by Sarah Asiyah
***
Dayana berjalan perlahan menuju kendaraan Aftokinitonya, perasaan lega dan lelah bercampur di dalam dirinya. Langit di atasnya telah berubah menjadi gelap, menandakan bahwa malam telah tiba. Menyadari waktu yang sudah larut, Dayana memutuskan untuk menyudahi latihannya hari itu.
Dayana yang sibuk berbicara pada Alogo yang masih tetap menghindar saat dirinya mendekat hingga Sharlach menghampirinya mengajaknya Kembali ek Domatio karena mendapatkan panggilan dari Cakradennya-Zacharias namun Dayana tetaplah Dayana, Wanita paling keras kepala yang tak kenal takut.
"Kau hafal jalan pulang?" tanya Sharlach dengan nada ragu, matanya memperhatikan Dayana dengan cermat, seolah tak yakin akan jawabannya.
Dayana mengangguk pelan "Iya, jangan khawatirkan aku," jawabnya dengan nada tenang, meskipun dalam hatinya ia sedikit jengkel dengan keraguan Sharlach yang terus-menerus.
"Pastikan pulang sebelum matahari terbenam. Saya tinggalkan Aftokinito di sini, kau bisa menggunakannya, kan?" Sharlach melanjutkan dengan nada masih penuh keraguan, seolah-olah hatinya masih belum bisa membiarkan Dayana sendirian.
Dayana, yang sudah bersiap untuk melemparkan tombaknya lagi, menatap Sharlach dengan mata yang sudah lelah. "Iya, Sharlach," jawabnya datar, suaranya sedikit menekan kesabaran yang semakin menipis. Ia ingin segera melanjutkan latihannya tanpa gangguan.
Namun, Sharlach masih saja mendesak. "Kau ikut saya saja, biar saya antar kamu dulu," katanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas. Ketegasan itu justru membuat Dayana semakin sebal, merasa diperlakukan seperti anak kecil yang perlu diantar pulang.
Dayana menatap Sharlach Lelah "sana pergi, kau tidak lihat aku sedang berbicara dengan hewan"
"besok kau bisa melanjutkannya"
"baru juga siang, kau pergis saja. Aku akan pulang tepat waktu" ucapnya sembari berjalan menghampiri Kembali Alogo yang tadi diajaknya bicara sudah berpindah tempat.
Sharlach menghela nafasnya "Dayana ingat, hewan jinak disini saja membenci ras sempurna. Apalagi hewan liar yang akan keluar saat malam hari, mereka memburu kita yang memiliki ras yang sama. Apalagi ras sempurna sepertimu" Sharlach memperingati Kembali setelah dua hari sebelum Dayana ingin menjadi paratsava. Sharlach sudah memperingatinya.