🍃🍃🍃
"Setiap orang pasti memiliki ambisi, namun tiap ambisi beragam adanya. Sayangnya, tak semua berani mewujudkannya. Ketakutan akan apa yang mungkin terjadi membuat mereka memilih melupakan impiannya, dan menjalani hidup hanya dengan rutinitas yang sama."
Written by Sarah Asiyah
***
"widih, dapet darimana tu baju" Baylee terkesima ketika memasuki ruangan di Domatio dan melihat Chloe sibuk di depan cermin. Chloe mengenakan pakaian yang tampaknya jauh lebih modis dibandingkan dengan pakaian yang pertama kali diberikan oleh Matera Cia. Pakaian itu adalah dress panjang berwarna hijau tua dengan lengan balon dan ikat pinggang di perut, yang menonjolkan lekukan tubuhnya. Chloe berbalik, memamerkan dress tersebut sambil menaikkan sedikit ujungnya untuk menampilkan detailnya.
"Baguskan?" tanya Chloe, sambil memandangi dirinya sendiri di cermin. "Yah, walaupun bukan warna kesukaan gue, tapi ini lebih bagus daripada pakaian aneh itu," lanjutnya, sambil menunjuk ke arah pakaian yang dikenakan Baylee, yang tampaknya tidak biasa dalam pandangannya.
Baylee memutar bola matanya dengan malas, ia melihat Dayana yang duduk terdiam di sofa. Dayana tampak menatap Chloe dengan pandangan kosong, seolah tidak sepenuhnya fokus pada apa yang terjadi di sekelilingnya. Baylee mengerutkan kening melihat sikap Dayana yang tidak biasa itu.
"Tumben ni anak gak ngilang, tobat lo!" ucap Baylee, sambil duduk di sebelah Dayana, menyebabkan sofa bergetar dan menarik perhatian Dayana dari lamunannya.
Dayana terkejut dan tersadar dari kekelamannya dengan gerakan sofa yang membuatnya bergeser sedikit. "Darimana aja lo?" tanyanya dengan nada sewot, Karena Baylee telat Kembali ke Domatio
Baylee, yang sudah duduk di sebelahnya, menggeplak bahu Dayana dengan lembut. "Mentang-mentang sekarang lo gak kemaleman pulangnya, sewot ama gue lu!" ujar Baylee sambil menyeringai
Dayana mendengus dengan jelas terlihat tidak senang. Wajahnya menunjukkan kemarahan dan ketidaknyamanan yang mendalam. Baylee yang memperhatikan ekspresi Dayana tidak bisa menahan rasa ingin tahunya dan bertanya, "Kenapa lo? Kaya gak seneng muka lo?"
Chloe yang baru saja duduk di kursi di depan Baylee dan Dayana, terhalang hanya oleh meja, langsung menimpali. "Emang lo pernah liat dia seneng disini? Hidupnya yang serius itu lebih jadi menyedihkan di dunia ini," kata Chloe, sambil menyandarkan punggungnya di kursi dan menatap Dayana dengan nada mengejek
Dayana hanya mendelik, menyenderkan kepalanya ke kayu ukiran di kursi tersebut, menandakan frustrasinya. "Lo tuh udah jelek, tambah jelek kalo gak senyum," Chloe kembali berbicara, dengan nada yang tampak seperti mengolok-olok.
Dayana menatap Chloe dengan tajam. "Gak salah lo bilang gue jelek? Kalo gue jelek, mantan lo itu gak mungkin suka ama gue," jawab Dayana, berusaha membela dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Samara
FantasíaDayana, Baylee, dan Chloe terjebak di sebuah dunia yang penuh misteri dan rahasia kelam. Dayana, sebagai pemimpin rela mengorbankan dirinya demi menjaga kedua temannya dari bahaya Di dunia asing ini, banyak keanehan yang mereka temui, namun satu hal...