7. Sang pemilik mata merah

12 6 5
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

"Semuanya bermula dari ketidaksengajaan yang memicu amarahnya, namun dalam kesunyian waktu, tak ada ruang bagi ketakutan terhadap kemarahan seseorang."

Written by Sarah Asiyah

***

Setelah sarapan, Dayana, Baylee, dan Chloe mengikuti Shalrach keluar dari tempat mereka menginap. Mereka melangkah di belakangnya dengan rasa penasaran dan sedikit cemas, tidak tahu apa yang akan ditunjukkan oleh Shalrach. Suasana pagi yang segar membuat langkah mereka terasa lebih ringan meskipun ketidakpastian masih menyelimuti pikiran mereka.

Saat mereka berjalan, keberadaan mereka menarik perhatian penduduk sekitar. Mata-mata penasaran dari warga lokal tertuju pada mereka, membuat Dayana, Baylee, dan Chloe merasa seperti objek perbincangan. Bisikan dan pembicaraan lembut terdengar di telinga mereka, kata-kata yang dibicarakan dengan nada yang tidak terlalu rahasia, mencerminkan rasa ingin tahu dan ketertarikan yang mengelilingi kehadiran mereka yang asing.

"mereka ras sempurna seperti tuan Rexton dan Tuan Zacharias kan?"

"mereka bertiga cantik sekali"

"kabarnya malam tadi mereka berkelahi dengan Tharieli"

"mereka berasal dunia apa yah?"

"apa yang mereka lakukan disini?"

Pandangan penduduk yang penasaran dan bisikan yang berseliweran menambah rasa ketidaknyamanan, namun juga memberikan rasa kehadiran yang tak terhindarkan di dunia yang baru ini. Meskipun mereka mencoba untuk tetap fokus pada apa yang akan diperlihatkan Shalrach, mereka tidak bisa mengabaikan rasa bahwa mereka adalah pusat perhatian, menciptakan campuran rasa ingin tahu dan kekaguman di sekitar mereka.

Sharlach berhenti berjalan "untuk hari ini, aku akan membawa kalian berkeliling. Besok baru aku akan memeberi kalian tugas untuk tinggal disini" ucapnya

Dayana, Chloe dan Baylee menatap penasaran pada kendaraan yang terparkir di depan mereka. Bentuknya seperti kubus, namun transparan, sehingga seluruh desainnya bisa terlihat jelas dari luar. Empat kaki roda terlihat menempel di bagian bawah, memberikan kesan futuristik dan sedikit aneh.

Dengan rasa ingin tahu yang mendalam, Chloe bertanya kepada Shalrach, "Apa nama kendaraan ini?" matanya terus memandang kendaraan tersebut.

Di dalam kendaraan transparan itu, Chloe bisa melihat isi interiornya dengan jelas. Di dalamnya terdapat kursi-kursi yang disusun menyudut, satu kursi utama di bagian depan dengan setir yang mirip dengan sepeda motor. Setir itu tampak dirancang khusus untuk mengendalikan kendaraan, memberikan kesan modern dan canggih.

Shalrach menatap kendaraan transparan dengan serius, lalu bertanya, "Aftokinito, apakah kendaraan ini juga berbeda dengan yang ada di bumi?"

Chloe, yang masih terpesona oleh bentuk dan desain kendaraan itu, menjawab dengan antusias, "Iya, ini aneh sekali. Tapi interiornya mirip seperti Bajay yang ada di dunia kami."

Dunia SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang