27. Pertemuan sang di tunggu

6 1 0
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

Kenangan yang telah lama terkubur dalam, tak pernah lagi tersentuh oleh ingatan. Namun, kehadirannya yang tak diinginkan tiba-tiba muncul, dan tanpa peringatan, semua kembali mengalir membangkitkan apa yang pernah hilang.

Written by Sarah Asiyah

****

Dayana berdecak sambil menatap buku yang ia pegang. Namun, pikirannya tidak fokus pada halaman di depannya. Alih-alih, pikirannya terganggu oleh tatapan orang-orang di perpustakaan yang mengarah padanya.

Biasanya, Dayana sudah terbiasa jadi pusat perhatian, terutama ketika pertama kali ia sering datang ke perpustakaan. Namun, setelah beberapa kali kunjungan, perhatian itu perlahan memudar dan orang-orang mulai tak peduli lagi. Hingga hari ini. Perhatian yang kembali tertuju padanya terasa berbeda, dan Dayana tahu pasti alasannya. Pria yang duduk di hadapannya.

Dayana bisa merasakan bisik-bisik halus dari pengunjung lain, dan bahkan mendengar beberapa potongan kalimat.

"ini pertama kalinya aku melihat tuan sedekat ini"

"Apa yang dilakukan Tuan di sini?"

"Kenapa Tuan bisa bersama wanita bumi itu?"

Perasaan canggung mulai merayapi Dayana, meskipun ia berusaha keras untuk tetap terlihat tenang. Tatapan-tatapan mereka membuat suasana semakin menegangkan, seolah semua orang ingin tahu alasan keberadaan Rexton di perpustakaan dan mengapa dia bersama Dayana. Meskipun mereka tak mengatakan apa-apa secara langsung, keheningan yang menyertai bisikan itu terasa menekan, membuat Dayana semakin sulit untuk fokus pada buku di tangannya.

"Apa wanita bumi itu menggoda Tuan kami?"

Dayana mendengus, jengkel dengan anggapan tersebut. "Siapa juga yang mau ama pemimpin lo," gumamnya pelan dengan nada kesal, memastikan hanya dirinya sendiri yang mendengarnya.

Sementara itu, pria yang menjadi objek pembicaraan mereka, Rexton, duduk dengan tenang. Tidak sedikit pun tampak terganggu oleh bisikan-bisikan di sekeliling mereka. Dia tampak terfokus pada buku yang dipegangnya, seolah seluruh dunia di sekitarnya tidak berarti apa-apa. Kehadirannya yang tenang dan dingin justru membuat situasi semakin intens bagi Dayana.

Dayana bisa mendengar suara-suara lain yang terus berdengung. "Kalau itu terjadi, kita harus mencegahnya. Bagaimana jika Tuan meninggalkan kami? Siapa yang akan menjaga Mara?"

Seorang lainnya mencoba menenangkan, "Tenang saja, Tuan tidak mungkin suka sama wanita bumi itu."

"Selera Tuan sangat tinggi," tambah suara lain, terdengar penuh keyakinan.

Mendengar semua itu hanya menambah kemarahan Dayana. Seolah mereka tidak pernah memandangnya sebagai seseorang yang layak atau setara. Namun, yang lebih membuatnya frustrasi adalah sikap Rexton yang tampak tak peduli dengan semua perhatian yang ditujukan padanya.

Dunia SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang