11. Mahluk Air

12 5 0
                                        

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

"Waktu itu, saat pertama kali menjejakkan kaki di dunia ini, ia hampir meregang nyawa di tangannya. Namun, di malam yang tak terduga, ia justru menyelamatkannya, meski tanpa sengaja. Dan hari ini, ia kembali menolongnya, kali ini dengan mengorbankan tubuhnya sendiri. Sebenarnya, kisah macam apa ini? Apakah dunia ini memang begitu aneh, hingga semua yang ada di dalamnya turut menjadi ganjil?"

Written by Sarah Asiyah

***

Dayana hanya terlelap sebentar, namun ketenangan itu seketika pecah oleh suara burung gagak yang memekakkan telinga. Dia terperanjat kaget, membuka mata dengan cepat, dan mendapati seekor burung gagak besar tepat di depannya. Burung itu berdiri tegak, sayapnya terbentang lebar, dan paruhnya terbuka lebar, mengeluarkan suara yang begitu keras dan menggema. Mata burung gagak itu tampak menatap tajam ke arahnya, memancarkan amarah atau peringatan. Pantas saja suaranya begitu menggelegar ternyata burung gagak itu berada tepat di hadapannya.

Dayana yang masih terguncang mencoba untuk mengusir burung gagak itu. "Hei, menjauhlah," ujarnya dengan nada tergesa-gesa sambil mengarahkan tangannya ke depan, berharap burung itu akan mundur. Namun, gagak itu malah kembali mengeluarkan suara nyaring yang memekakkan telinga, membuat Dayana refleks menutup telinganya dengan kedua tangan. Mata merah menyala burung gagak itu menatapnya tajam, dipenuhi amarah yang membuat bulu kuduk Dayana meremang.

Dengan napas yang sedikit gemetar, Dayana berkata pelan, "Kau bukan hewan liar kan? Ini masih siang loh..." Sambil perlahan berdiri, dia menyadari bahwa dia tidak bisa mundur karena terhalang oleh pohon besar tempat ia berteduh. Tidak ada jalan keluar yang mudah, dan kehadiran burung gagak itu membuatnya merasa terjebak. Setiap gerakan gagak itu membuat Dayana semakin waspada, namun ia tahu harus tetap tenang meski jantungnya berdegup kencang.

Tatapan tajam burung gagak itu tak lepas dari Dayana, membuatnya merasa waspada dan ketakutan. Setiap gerakan kecil gagak itu membuat hatinya berdebar kencang, takut kalau-kalau burung itu tiba-tiba menyerangnya. "Galan," bisiknya, memanggil Alogonya dengan nada cemas. Namun, tubuh besar burung gagak yang menutupi pandangannya membuat Dayana tak bisa melihat Galan, yang seharusnya berada di tepi sungai sebelum ia tertidur.

Dayana mulai melangkah perlahan ke samping, mendekati tepi sungai, berharap bisa menemukan Alogonya. Namun, ketika pandangannya akhirnya melampaui sayap lebar burung gagak itu, Dayana terperanjat melihat seorang pria sedang duduk di tepi sungai, punggungnya menghadap ke arahnya. Rasa penasaran merayapi pikiran Dayana, namun burung gagak besar itu masih menghalangi pandangannya, membuatnya terus berjalan menyamping untuk mendapatkan pandangan yang lebih jelas.

Namun, dalam kegelisahan dan ketidakpastian, Dayana tak menyadari bahwa ia telah melangkah terlalu jauh ke tepi. Tiba-tiba, ia merasakan pijakannya hilang. Kakinya tergelincir dari tanah yang keras ke dalam air sungai, dan dalam sekejap, Dayana terjatuh ke dalam sungai dengan percikan yang keras.

Dunia SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang