Dayana, Baylee, dan Chloe terjebak di sebuah dunia yang penuh misteri dan rahasia kelam. Dayana, sebagai pemimpin rela mengorbankan dirinya demi menjaga kedua temannya dari bahaya Di dunia asing ini, banyak keanehan yang mereka temui, namun satu hal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍃🍃🍃
"Memang benar, semakin lama hidup tanpa jatuh cinta, perlahan hati terasa mati rasa. Namun, itu tak berarti hati kita tak bisa lagi disentuh. Akan ada sentuhan yang mampu menyalakan kembali api yang pernah padam."
Written by Sarah Asiyah
***
Dayana, Chloe, dan Baylee duduk di atas ranjang, saling berhadapan, wajah mereka dipenuhi dengan kelelahan namun juga antusiasme untuk berbagi cerita. Suasana di dalam ruangan terasa hangat, meski mereka semua kelelahan setelah hari yang panjang.
Chloe memulai obrolan dengan menceritakan pengalamannya berbicara dengan Sharlach, bagaimana dia merasa kesal tapi juga tidak bisa menahan tawa melihat sikap santai Sharlach. Dayana kemudian melanjutkan dengan ceritanya tentang insiden di sungai, bagaimana dia terjatuh dan diselamatkan oleh Rexton.
Ketika giliran Baylee untuk berbicara, suasana menjadi sedikit lebih serius. Baylee menceritakan kembali pertemuannya dengan wanita cantik yang pernah dilihatnya saat pertama kali tiba di Domatio.
Baylee duduk kelelahan di bawah tenda, tempat para pekerja peternak biasanya berteduh. Dari posisinya, dia bisa melihat para pekerja lain yang sibuk dengan tugas mereka. Beberapa dari mereka sedang memberi makan Avelada, makhluk yang menyerupai Sapi, sementara yang lain membersihkan kandang atau mengambil telur dari kandang Kotopoulo, hewan mirip Ayam di bumi.
Sembari Bekerja, Baylee sering meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan penduduk sekitar, mencoba menjalin pertemanan sekaligus mengulik lebih banyak tentang dunia ini. Namun, dia merasa bahwa pembicaraan mereka selalu terasa dangkal, seolah-olah ada batas yang tak terlihat dalam topik yang boleh mereka bahas. Ketika Baylee menyinggung tentang bangunan Mara, suasana langsung berubah. Para penduduk lebih memilih bungkam, wajah mereka dipenuhi ketakutan, seakan membicarakan bangunan itu adalah sesuatu yang tabu.
Baylee juga mencoba bertanya tentang cara keluar dari dunia ini, namun setiap kali dia melontarkan pertanyaan itu, para penduduk hanya menggelengkan kepala, mengatakan bahwa mereka tidak tahu. Urusan tentang penjagaan dunia ini diserahkan kepada beberapa tokoh penting: Raden, Cakraden, Ayuna, Cayunda, dan Paratsava. Baylee tahu bahwa Raden adalah Rexton, Cakraden adalah Zacharias, dan Paratsava adalah Sharlach, tetapi dia belum pernah melihat Ayuna dan Cayunda. Mereka tampaknya jarang muncul, berbeda dengan Paratsava yang sering terlihat di berbagai tempat.
Baylee hanya bisa duduk termenung, pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawab, sambil mengamati para pekerja yang terus melanjutkan tugas mereka.
Baylee memperhatikan sekelilingnya dengan pandangan lelah, ketika tiba-tiba sosok seorang wanita cantik terlihat berjalan di kejauhan. Keberadaannya langsung menarik perhatian semua orang di sekitar, dan para pekerja di sana segera menyapanya dengan penuh hormat, menunjukkan ada perbedaan kasta yang jelas di antara mereka.