Chapter 14 : Her Butler, Worried

70.5K 3.3K 207
                                    

"Ciel? Hei, Ciel."

"Uhh...."

Alice membuka matanya perlahan, sebuah siluet yang samar-samar tertangkap di matanya. Tampak tengah memanggil-manggil namanya.

Michael?Alice mengedipkan matanya一Ah, bukan. Ternyata Sebastian.

Alice bergerak dari posisi tidurnya dan duduk dengan malas di sisi ranjang, masih dalam usahanya mengumpulkan pecahan-pecahan jiwanya yang tercecer ke mana-mana.

"Sudah pagi. Segeralah bersiap atau kau akan terlambat."

Masih sedikit mengucek matanya, Alice menatap siluet Sebastian yang kini bisa ia lihat dengan jelas. Telah rapi dengan seragam dan siap pergi.

"Kau ... sudah mau pergi?"

"Ya, ada rutinitas yang harus kulakukan setiap pagi. Kau juga cepatlah bersiap, dan pastikan sebelum pukul 7, kau sudah berada di luar kamar. Jangan terlambat!"

"Hmm...."

Sebastian segera meninggalkan kamar, meninggalkan Alice yang masih duduk mengantuk sebelum akhirnya melangkah menuju kamar mandi.

Dan hari lainnya di sekolah akan segera dimulai.

Weston Academy, salah satu sekolah yang didirikan di dekat Thames, pinggiran London, sedikit jauh dari keramaian kota.

Di tempat luas ini terdapat bangunan sekolah yang rumit. Dengan tempat peribadatan dan bangunan gedung yang hampir bergaya gothic, juga asrama yang historikal.

Para muridnya harus disiplin dengan nilai-nilai tradisi, juga dididik dengan sistem asrama dan kurikulum pendidikan yang tinggi, yang nyaris mengendalikan separuh dari kehidupan mereka selama berada di tempat ini.

Weston Academy adalah tempat di mana para siswa harus tinggal di asrama dan fokus belajar. Kehidupan para muridnya dikendalikan oleh suara bel. Jadwal mereka pun sangat ketat. Pelajaran mulai pukul 8 dan berakhir pada pukul 4.30 sore, khusus ekstrakurikuler untuk hari Sabtu, dan hari bebas di hari Minggu dan hari-hari libur lainnya.

Selain fasilitasnya yang sangat lengkap, para siswanya juga datang dari kalangan elit. Hanya ada dua pilihan jika kau ingin masuk dan menetap di tempat ini, yaitu kau berasal dari kalangan atas dan kaya, atau kau sangat sangat cerdas.

Dengan tujuan menyelidiki sesuatu, Alice berhasil menyusup masuk di sekolah ini.

Hari lainnya di sekolah ini akan dimulai sekarang.

Alice berdiri di depan cermin, mengencangkan dasi dan merapatkan blazer yang dikenakannya. Sedikit menghela napas ketika merasa dirinya telah siap.

Matanya melirik jam yang terpampang manis di dinding, kurang 5 menit dari pukul 7 pagi. Ia segera meraih ranselnya dan melangkah ke luar kamar.

Sampai apa yang dilihatnya di luar pintu membuat gadis itu sedikit tercengang.

Ia menatap bingung para siswa yang tampak berbaris rapi di depan pintu kamar masing-masing di sepanjang lorong asrama.

"Hei," tegurnya pada seorang anak laki-laki yang berdiri tak jauh di sebelahnya. "Sebenarnya apa yang terjadi di sini?"

"Sssstt. Mereka akan lewat sebentar lagi," sahut anak itu sedikit berbisik.

Ehh? Mereka...?

Suara langkah kaki dari beberapa orang memecahkan fokusnya kini. Ia menatap beberapa orang siswa yang tampak melangkah sembari mengamati baris para siswa yang mereka lewati.

The Lady and the DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang