"Jarang sekali ada orang yang mengunjungi ruanganku? Ada perlu apa kalian kemari?"
"Tetap di belakang saya, Nona," ucap Michael tanpa menoleh, ia masih menatap tajam pria paruh baya di hadapannya dengan sebelah tangan yang berposisi melindungi sang Nona.
"Tak perlu sewaspada itu, apa yang perlu kalian takutkan dari pria tua sepertiku? Lagipula aku cukup senang dengan kedatangan kalian. Ingin sedikit bermain?"
Alice masih diam beberapa saat sebelum akhirnya menghela napas dan menyingkirkan lengan Michael yang menghalanginya.
"Nona?" tegur Michael melihat nonanya melangkah mendekati pria di depan mereka.
"Aku tahu apa yang kulakukan," balas Alice tanpa menoleh.
Mau tak mau, Michael akhirnya mengikuti langkah nonanya.
"Saya minta maaf telah lancang memasuki ruangan Anda tanpa izin, Pak Kepala Sekolah."
Alice mencoba bersikap sopan, ia menunduk sedikit di hadapan pria itu sebagai tanda permintaan maafnya.
"Tentu saja, aku tak keberatan. Lagipula jarang sekali ada warga sekolah yang mengunjungiku di sini," balas sang Kepala Sekolah, masih dengan sikap ramahnya. "Silakan duduk."
Tanpa diminta dua kali, Alice menurut dan duduk manis di salah satu kursi yang berhadapan langsung dengan pria itu. Sementara Michael berdiri di belakangnya, masih dengan tatapannya yang tajam.
"Kau mau teh, Nak?"
"Tidak, terima kasih. Anda tahu sesuatu yang manis di malam hari bisa membuat gemuk bukan?" tolak Alice halus sembari menyunggingkan senyum sopan.
"Hahaha ... kau benar. Kalau begitu, boleh aku tahu apa urusan kalian datang kemari?"
"Kami hanya sedikit penasaran tentang Anda, Pak. Bolehkah saya menanyakan beberapa hal?"
"Tanyakanlah."
"Apakah Anda selalu di sini setiap hari?"
"Tidak. Aku hanya mengunjungi sekolah ini sesekali, dan kebetulan sekali bertemu dengan kalian hari ini. Biasanya aku sangat sibuk."
"Hmm ... tapi saya tak pernah melihat kedatangan Anda?"
"Bisa dikatakan, aku punya jalan masuk khusus."
"Taman bagian barat?"
"Bagaimana kau tahu? Kau sudah menemukannya?"
Alice menggeleng. "Tidak, hanya tebakan yang beruntung."
"Hahaha ... begitukah? Di sana ada sebuah sebuah lorong yang terhubung dengan hutan kecil di bagian luar sekolah, tak begitu jauh dari jalan raya."
"Kenapa Anda melakukan itu? Kenapa Anda harus menyelinap untuk masuk ke tempat yang Anda kuasai?"
"Bagaimana ya...? Aku hanya suka melakukannya. Itu hal yang cukup menyenangkan untuk pria tua sepertiku," pria itu terkekeh, "kau tidak berniat untuk melarikan diri dari sekolah, bukan?"
"Tentu tidak."
Michael hanya diam, menyimak pembicaraan keduanya dari balik punggung sang Nona.
Harus ia akui, dalam keadaan tertentu, Alice dapat memancarkan aura yang unik dan pembawaan yang cukup menyenangkan. Sedikit lucu, mengingat gadis itu sesungguhnya adalah sosok yang anti sosial, namun dengan mudahnya ia dapat mencairkan suasana dengan tindakan dan setiap kata yang diucapkannya.
Seakan ia dapat menarik dan mengarahkan siapa pun untuk melakukan semua yang ia inginkan dengan kharisma yang dia miliki. Mengubah keadaan dan suasana menjadi sesuai dengan yang ia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady and the Devil
Hayran KurguSeolah tak pernah puas akan luka yang telah ia torehkan di masa lalu, sang waktu terus menghempaskan gadis itu hingga hatinya membeku. Rasa sakit dan dendam ... membuatnya terjatuh kian dalam. Ia membenci ..., ia membunuh hatinya sendiri. Hingga seb...