Warning: Chapter ini memuat beberapa scene yang tidak seharusnya dibaca oleh pembaca di bawah umur. Tolong bijaklah dalam memilih dan menyikapi bacaan kalian.
#
Alice berkedip beberapa kali ketika sesuatu yang dingin jatuh di pipinya. Tangannya bergerak untuk sedikit mengusap wajah putih pucatnya itu. Gadis itu kemudian menoleh, menatap Michael ketika sang butler tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Ada apa?"
Ia menurut saja ketika Michael menurunkannya, masih menatap sang butler yang tak juga menjawab pertanyaannya.
Michael melepaskan mantel yang ia kenakan dan memakaikannya pada sang nona.
"Salju mulai turun, udara juga semakin dingin karena sudah malam. Sebagai seorang pelayan, saya tak bisa membiarkan majikan saya berada dalam situasi tak nyaman seperti ini."
"Hmm."
Gadis itu hanya bergumam menanggapi ucapan butlernya, ia merapatkan mantel yang kini ia kenakan. Sejak tadi ia memang mulai kedinginan, tapi merasa ini bukanlah hal yang begitu penting, ia lantas mengabaikannya.
Alice sedikit mengamati mantel yang dikenakannya ketika ia merasakan sesuatu yang tak nyaman. Ia memasukkan tangannya ke dalam salah satu saku mantel itu dan menemukan sepucuk pistol.
Michael yang merasa ditatap dengan tatapan bertanya kemudian menyunggingkan senyumnya lagi. "Sebaiknya Anda bawa itu untuk berjaga-jaga."
Sang nona mengangkat bahunya tak acuh dan kembali menyelipkan pistol itu di saku bagian dalam mantelnya.
"Bagaimana keadaan tubuh Anda?"
Pertanyaan Michael membuat Alice kembali mengangkat pandangannya dan menatapnya.
"Aku baik-baik saja. Lebih baik segera lanjutkan perjalanan sebelum kita benar-benar kehilangan jejak," jawab Alice cuek.
Ia mulai sedikit jengah, Michael terlalu mengurusi hal-hal yang sepele. Jika terus seperti ini dan kemudian mereka benar-benar kehilangan jejak kedua orang itu, semua ini akan berakhir tanpa hasil.
"Anda tenang saja. Kita tak akan kehilangan mereka," balas Michael tenang. "Daripada itu, lebih baik pikirkan keadaan Anda sendiri. Luka Anda lumayan banyak."
Alice mulai mengamati tubuhnya sendiri. Bekas luka dengan darah mengering di mana-mana, belum lagi hawa dingin dari luar yang membuat seluruh tubuhnya semakin ngilu. Sebenarnya ini keadaan yang cukup pantas jika saja gadis itu ingin mengeluh.
Namun Alice tak begitu mempermasalahkannya sejak tadi, kenapa jadi Michael yang repot? Estetikanya kah? Lagi?
"Karena sekarang tak ada yang perlu disembunyikan lagi, biarkan saya menyembuhkan anda lebih dulu sebelum kita melanjutkan perjalanan."
Menyembuhkan?
Tunggu, tunggu ....
Maksudnya cium?
Mengingat sudah dua kali iblis itu melakukan cara yang sama untuk menyembuhkannya, itu artinya yang kali ini pun ....
Ah, ya. Jelas sekali bukan?-__-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady and the Devil
FanfictionSeolah tak pernah puas akan luka yang telah ia torehkan di masa lalu, sang waktu terus menghempaskan gadis itu hingga hatinya membeku. Rasa sakit dan dendam ... membuatnya terjatuh kian dalam. Ia membenci ..., ia membunuh hatinya sendiri. Hingga seb...