Chapter 15 : Her Butler, Curiosity

67.1K 3.2K 220
                                    

Tok. Tok. 

"Mister, ada pelajaran yang saya tidak mengerti. Boleh saya masuk?"

Alice tersenyum manis begitu pintu terbuka tak lama setelah ia mengetuknya.

"Selamat malam, boleh saya masuk?"

"Masuklah."

Alice beringsut masuk begitu mendengar kata itu dari sang pemilik kamar.

"Apa yang ingin kau tanyakan, Ciel?"

Michael, sang pemilik kamar mengikuti langkah Alice yang memasuki ruangannya dengan ekor matanya. Sementara Alice sendiri, senyum manis yang tadi ia tampilkan di depan pintu kini hilang sudah.

"Sudah cukup basa-basinya," ucapnya ketus, kemudian tanpa dipersilakan, ia menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di kamar itu.

"Ada sesuatu yang mengganggu Anda?" tanya Michael sembari mendekati sang nona.

"Aku hampir menghajar orang hari ini."

"Ya, saya tahu,"一Michael mengangguk一"Anda harus lebih berhati-hati lain kali, jika Anda tak ingin terlibat masalah, Nona."

"Entah kenapa, rasanya tempat ini dipenuhi oleh orang-orang yang menyebalkan."

Michael tersenyum simpul mendengar keluhan sang nona. "Tapi Anda tidak kemari untuk membahas tentang hal itu dengan saya, bukan?"

Alice menatap Michael tajam selama beberapa saat, sampai akhirnya ia menghela napas.

"Kau pernah membaca buku tentang peraturan sekolah ini?"

"Yah, saya membacanya ketika pertama kali datang kemari. Ada beberapa hal yang menarik di sana, menurut saya."

"Tepat. Beberapa aturan di sekolah ini ... bukannya sedikit tidak masuk akal?" Alice tampak berpikir, lebih seperti bergumam pada dirinya sendiri.

"Maksudku, untuk apa melarang para warga sekolah mencari tahu tentang kepala sekolah mereka sendiri? Dan juga, tempat-tempat terlarang itu, para anggota Dewan Penegak Aturan, dan yang lainnya. Bukannya itu aneh?"

"Saya pernah coba mendatangi koridor bagian barat."

Alice kini menatap lekat ke arah Michael ketika sang Pelayan mengatakan kalimat tersebut.

"Sungguh?"

"Iya, saya penasaran, jadi saya memutuskan untuk melihat-lihat. Yang dimaksud tempat yang dilarang itu adalah ujung koridor gedung B di lantai 1."

"Lalu?"

"Tak ada apa pun di sana. Itu hanya lorong biasa yang mengarah ke kantor Kepala Sekolah. Di sepanjang koridor itu, tidak ada ruangan apa pun. Bahkan jendela pun tidak ada."

"Selain itu? Apa yang kaulihat di sana?"

"Saya hanya melihat-lihat di sepanjang koridor, ruangan Kepala Sekolah dalam keadaan terkunci saat itu. Jadi saya tidak bisa mengamati lebih jauh lagi."

"Bagaimana dengan taman belakang?"

"Tidak ada yang istimewa, hanya taman biasa. Atau Anda ingin kita mengamatinya lagi dan melihatnya sendiri?"

"Inginnya sih begitu, tapi ...,"一ucapan Alice terhenti sejenak一"teman sekamarku itu cukup merepotkan. Aku jadi tidak bisa bergerak bebas, terutama di malam hari."

"Yah, sudah bisa saya duga sebenarnya. Satu kamar dengan Ketua OSIS tentu saja merepotkan."

Alice melirik Michael yang mengatakan kalimat barusan dengan tatapan tajam.

The Lady and the DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang