Bab 24.

7.4K 985 141
                                    

Takdir? Takdir adalah sesuatu yang akan terjadi, sedang terjadi dan yang telah terjadi. Semua telah ditentukan berdasarkan ketentuan, daya, potensi, ukuran dan batasan yang ada pada sesuatu. Takdir merupakan ketetapan yang maha kuasa pada setiap makhluk hidup entah itu baik atau buruk.

Sementara Reyhan, merasa bahwa takdir mempermainkan dirinya. Sebab dia selalu memiliki nasib buruk. Dia harus merasakan sakit di seluruh tubuh. Pusatnya berada di kaki kirinya. Reyhan harus meratapi nasip sial setelah didorong olen saudara  nya.

"Kenapa bang Aksa sekejam itu, " gumamnya berlirih. Dia menangis mengingat perlakuan yang dia dapat dari Aksa. Bertanya dalam hati, apakah dia memiliki salah tidak termaafkan sehingga Aksa mampu melakukannya.

Dia tak pernah dekat dengan saudara keduanya, Reyhan juga tak pernah bertutur sapa. Karena setiap kali dia ingin mengajak Aksa bicara, Aksa lebih dulu pergi dan mengacuhkan dirinya. Lalu kenapa? Apakah tanpa sengaja dia melakukan kesalahan.

"Kak Vino hanya melirik. Seakan dia tak peduli padaku." Saudara tertuanya pun acuh. Bahkan ketika dia tergeletak mengenaskan di depannya, Vino tak tergerak untuk membantunya. Tak merasa iba maupun kasihan meski dia telah meminta tolong dengan suara lirih.

Mengapa berbeda dengan Raka yang semula di sakiti oleh Agra. Tanpa meminta tolong, kakaknya itu datang dan membantu Raka. Sangat berbanding balik dengan yang dia dapat.

Apa yang membuatnya berbeda? Jika itu ada, bukankah harusnya dia unggul dalam hal ini.

Raka hanyalah anak angkat yang sama sekali tak memiliki ikatan dengan keluarganya. Sementara dia adalah putra kandung sekaligus bungsu keluarga Mavendra. Reyhan pikir, karena usianya sedikit lebih tua dari Raka dan tetap memiliki tittle bungsu, Reyhan diperlakukan istimewa. Namun ini semua jauh dari perkiraannya .

Padahal sudah beberapa bulan terlewati, dia berusaha untuk membuat perhatian keluarganya hanya berfokus pada dirinya. Tetapi pada akhirnya, mereka kembali memerhatikan Raka. Padahal anak itu tidak melakukan apapun dan berada jauh dari keluarga Mavendra.

Hal itu membuat Reyhan semakin membenci Raka. Dia iri, dia kesal, dia marah pada Raka. Kenapa dia harus berusaha keras supaya diperhatikan sementara Raka tidak melakukan apapun dan mendapatkan semuanya.

Reyhan juga tau, dia sangat tau bahwa keluarganya berubah karena Raka. Tapi haruskah dia berterimakasih? Tidak, karena sejatinya, perhatian itu memang murni milik dia, haknya sebagai bungsu Mavendra.

Raka memang harus bersikap demikian dan sadar diri, bahwa dia telah mencuri segala kasih sayang yang seharusnya dia dapatkan.

"Tuhan, sakit." Reyhan ingin sekali meringkuk. Mencoba menyembunyikan tangis. Merasa malu pada sunyi yang memeluknya secara erat.

Kemana kedua orangtuanya, bukankah mereka telah berubah. Mengapa tidak ada satupun dari keluarganya datang menemuinya. Sama seperti Raka.. Aksa pulang dari luar negeri dan langsung merawat anak itu ketika dia sakit. Kenapa dia harus mengalami hal berbeda.

Apa yang salah... Semakin dia merasa dekat dengan keluarganya, semakin pula Reyhan merasa ada yang salah dengan perubahan mendadak keluarganya.

Reyhan sadar sekarang, daripada kakinya... Sesak yang menghimpit dada jauh lebih menyakitkan. Berselimut dingin dan dipeluk oleh kesunyian didalam ruangan luas. Tidak ada yang menemani dirinya ketika laranya tiba.

Bahagia? Ya, Reyhan merasa bahagia meskipun sejenak. Tapi haruskah kebahagiaan itu terenggut begitu cepat. Mengapa Tuhan mempertemukan keluarganya dengan Raka yang menjadi penghancur hidupnya.


***


"Aksa melakukan hal benar. Walaupun ini diluar rencana, tetapi ini akan membuat rencana kita berjalan dengan mulus," ucap Aswara. Menghisap cerutu dari bilah bibir, setelahnya tersenyum puas.

"Aksa memang aneh. Kita tidak bisa mengontrolnya. Namun sejauh ini, dia melakukan pergerakan yang membuat kita memiliki keuntungan besar, " timpal Claudia. Dia menatap luar jendela dimana ia bisa melihat danau dibelakang mansion.

Dia benar-benar tak habis pikir, bahwa putra keduanya mampu mencelakai Reyhan tanpa belas kasih. Bahkan tanpa dia harus menjelaskan apapun, putranya itu selalu bisa membuatnya merasa puas.

"Kita harus mempercepat." Karvino menyahut. Pria itu seperti biasa disibukkan dengan ponsel.

Aswara membuang cerutunya dia membalas ucapan Vino. "Kau benar. Kita tidak bisa kembali kehilangan Raka."

"Ya, jangan sampai semua menjadi sia-sia. Kita sudah berhasil melenyapkan Dito dan Syahra, penghalang utama untuk memiliki Raka. Jika Raka sampai terlepas, kita benar-benar kembali dengan tangan kosong." Claudia memandang tajam buaya peliharaannya yang sedang mengendap siap untuk menyantap satu ekor kelinci.

"Tenang saja... Kita sudah sejauh ini. Tak mungkin rasanya kalau kita akan mendapatkan kegagalan. Kecuali seseorang diantara kita telah menjadi pengkhianat." Tatapan tajam Aswara beralih pada Danial dan Anya.

"Kalian tak berniat melihat Reyhan?" ujar Vino tiba-tiba dengan topik yang melenceng.

"Nanti, " jawab Claudia acuh.

"Tidakah kalian merasa kasihan dengan anak itu? Ayah dan ibu mempermainkannya terlalu lama."

Aswara terkekeh pelan. "Tanyakan juga pada dirimu sendiri. Mengapa kau selalu diam Karvino."

Vino mengangkat bahu acuh. "Karena hanya Raka adik bungsu ku.  Itulah yang kalian tanamkan sejak aku kecil. Jadi, aku tidak salah. Aku menuruti ucapan kedua orang tuaku. Bukankah aku adalah anak yang penurut?"

"Kau sangat penurut anakku, " balas Claudia disertai nada mengejek.

Mereka terus mengobrol tanpa tau bahwa pintu ruangan terbuka. Menjadi ceroboh untuk kedua kalinya. Rencana mereka terbeber pada orang yang berbeda.

Jika sebelumnya adalah Naura.. Maka sekarang sosok yang tak akan pernah mereka sangka. Orang yang sekarang terduduk di lantai, dengan air mata yang sudah membasahi wajah manisnya. Pandangannya kosong serta bibir terbuka.

Dia... Raka segera menutup mulutnya rapat-rapat. Tak ingin ketahuan menguping pembicaraan orang-orang didalam. Melangkah menjauhi ruangan tersebut dengan tertatih, disertai Isakan pelan yang bertahap ketika dia semakin menjauh.

Dua sosok yang sama-sama tersakiti di waktu yang sama. Mengetahui fakta dan kebenaran satu persatu. Mengaitkan dengan beberapa kejadian yang berkaitan secara keseluruhan dan mendapatkan jawaban atas keresahan yang selama ini mereka alami.










Tbc.





Mau happy end apa sad end?

Uncomfortable position - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang