EPISODE 20...

5 2 0
                                    

♡   ∩_∩
(„• ֊ •„)♡
┏━∪∪━━━━┓
♡ 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙿𝚄𝙽𝚈𝙰 𝚂𝚄𝙰𝚃𝚄 𝙼𝙰𝚂𝙰𝙻𝙰𝙷, 𝙹𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙼𝚄𝙳𝙰𝙷 𝙱𝙴𝚁𝙿𝚄𝚃𝚄𝚂 𝙰𝚂𝙰, 𝙺𝙰𝚁𝙴𝙽𝙰 𝚂𝙴𝚂𝚄𝙽𝙶𝙶𝚄𝙷𝙽𝚈𝙰 𝙰𝙻𝙻𝙰𝙷 𝚂𝚆𝚃. 𝚂𝙴𝙳𝙰𝙽𝙶 𝙼𝙴𝙽𝙶𝚄𝙹𝙸 𝙺𝙴𝚂𝙰𝙱𝙰𝚁𝙰𝙽 𝙼𝚄。 ♡
┗━━━━━━━┛

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Esok harinya Devi dan Rama datang ke rumah Wulan untuk menjemputnya. Sesampainya disana, wulan sudah berada di luar dengan tas dan koper yang berisi pakaian dan beberapa barang pentingnya.

"Wulan, itu tante Devi dan om Rama sudah menunggu!" ucap Fira mamanya Wulan.

"Kamu jangan ngerepotin mereka ya, jaga diri kamu baik baik, mama sama papa akan rindu kamu, Wulan!"  ucap Galih papanya Wulan.

"Wulan, ayo cepat!" panggil Devi dari dalam mobil.

"Wulan berangkat ya ma, pa, kalian jaga diri baik baik!" sahut Wulan kemudian pergi.

Setelah Wulan masuk ke dalam mobil, mereka melajukan mobil mereka menuju jalan raya.

"Tan, boleh ga, kita ke sekolah aku dulu, soalnya aku mau pamit dulu sama temen-temen ku!" ucap Wulan ketika mobil sudah di jalan raya.

"Bukannya kita ga mau, tapi perjalanannya cukup jauh, kamu kabarin temenmu lewat telfon saja ya nanti!" ucap Rama.

"Ya udah!"

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

╭────༺♡༻────╮
   𝙰𝙻
╰────༺♡༻────╯

Dijam istirahat, aku dan yang lain sudah berada di ruang musik, termasuk teman kami yang baru, yaitu Cahya.

Hari ini Acha sudah berangkat karena kondisinya sudah membaik.

"Wulan mana?" tanyaku setelah kami semua berkumpul.

"Ga tau nih, cek ke kelasnya yuk!" ajak Lina.

"Boleh deh, yuk!"

Kami pun ke kelas Wulan untuk menjemputnya tapi nihil, kami tidak melihatnya jadi kami memutuskan untuk bertanya pada teman kelasnya.

"Rafin, Wulan mana?" tanyaku pada seorang siswa yang sedang duduk di teras luar kelas.

"Ga berangkat dia!" jawabnya.

"Kenapa?"

"Ijin dia, dan kabarnya dia mau pindah!" ucapnya.

"Pindah? Pindah kemana?" tanya Erni.

"Ga tau gue, gue cuma tau itu doang!" sahutnya lalu kembali dengan aktivitas nya.

Kami pun kembali ke ruang musik.

"Kemana Wulan pindah ya?" tanyaku.

"Coba telfon deh, kalo dia ga sibuk pasti diangkat!" ucap Acha.

"Nanti malem aja kita vc, kita labrak dia!" ucap ku.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Bel pelajaran kembali berbunyi nyaring.

"Masuk nih, males ih pelajaran mulu!" ucap Putri.

"Ga biasanya lo kaya gini, biasanya lo selalu semangat kalo menyangkut pembelajaran!" ucap Al.

"Yee gue juga bisa cepek kali, lo kira gue robot apa?" ketua Putri.

"Gue bilang baik baik, napa lo ngegas?" ucap ku.

"Udahlah, ngapain berantem sih?" ucap Acha melerai.

"Kita ke kelas masing-masing, nanti pulang sekolah kesini lagi!" ucap Shea.

"Gue kayanya ga bisa deh, ada urusan dirumah!" kata Al.

"Acara apa?" tanya Lina.

"Adek gue pulang dari pondok!" jawab Al.

"Serius?"

"Iya lah, masa gue bohong?" cetus ku.

Mereka pun kembali ke kelas, tapi sebelum berpisah kami melakukan selebrasi, tos perpisahan yang mereka buat beberapa hari lalu.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

╭────༺♡༻────╮
   𝚆𝚄𝙻𝙰𝙽
╰────༺♡༻────╯

Aku cuma diam dan memandang jalanan yang sangat ramai oleh pengendara yang berlalu lalang.

"Tan, masih lama ya nyampenya?" tanyaku.

"Bentar lagi!"

Aku diam kembali.

Setelah beberapa jam akhirnya sampai juga. Rumah besar bercat putih bersih dengan taman yang ditanami bunga bunga dan pepohonan membuat rumah itu terlihat asri. Ada seorang tukang kebutuhan yang sedang memotong rumput.

"Ayo masuk!" ajak tante Devi.

Setelah masuk, cat rumah yang dipadukan warna putih dengan warna coklat keemasan yang mengkilap, dan perabotan rumah yang tertata rapi dengan beberapa pot tanaman di sudut ruangan.

"Bi, tolong tunjukin kamar Wulan ya!" ucap tante Devi memanggil bi Asih, pembantu dirumah mereka.

"Baik nyonya, mari non, ikut saya!" ucap bi Asih.

Aku dan bi Asih menuju kamarku di lantai dua. Kamarku bersebelahan dengan kamar seseorang yang pintunya tertutup rapat.

"Bi, ini kamar siapa?" tanyaku.

"Itu kamar tuan muda Leo!" ucap bi Asih.

"Kamar nona ada di sebelah sini!" tunjuk bibi.

Aku masuk ke dalam kamarku yang bersebelahan dengan kamar Leo. Ketika aku masuk, kamarnya sudah tertata rapi dengan lemari kaca, meja rias, balkon kamar, sofa, dan tanaman di sudut kamar.

"Bi, ini pintu apa?" menunjuk pintu di sebelah lemari pakaian

"Oh, didalamnya ada kamar mandi kamar yang sudah disediakan!"

"Maksudnya ini kamar mandi pribadi gitu?"

"Iya!"

Kamar yang mewah dan merah ini bahkan dua kali lipat dari rumah asal ku. Bibi pun membantuku membereskan pakaianku, dan setelah selesai dia keluar untuk menyiapkan makan siang.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

BandGirl { LENGKAP }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang