EPISODE 33...

2 1 0
                                    

♡   ∩_∩
(„• ֊ •„)♡
┏━∪∪━━━━┓
♡ 𝙱𝙴𝚁𝚃𝙰𝙷𝙰𝙽𝙻𝙰𝙷 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙳𝙸𝚂𝙰𝙺𝙸𝚃𝙸, 𝙹𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙼𝙴𝙻𝙰𝚆𝙰𝙽𝙽𝚈𝙰, 𝙺𝙰𝚁𝙴𝙽𝙰 𝙸𝚃𝚄 𝙰𝙺𝙰𝙽 𝙼𝙴𝙼𝙱𝚄𝙰𝚃 𝙾𝚁𝙰𝙽𝙶 𝚈𝙰𝙽𝙶 𝙼𝙴𝙽𝚈𝙰𝙺𝙸𝚃𝙸𝙼𝚄 𝙱𝙰𝙽𝙶𝙶𝙰 𝙳𝙴𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙺𝙴𝙱𝙴𝚁𝙷𝙰𝚂𝙸𝙻𝙰𝙽𝙽𝚈𝙰 𝚈𝙰𝙽𝙶 𝙼𝙴𝙼𝙱𝚄𝙰𝚃𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙽𝙳𝙴𝚁𝙸𝚃𝙰。 ♡
┗━━━━━━━┛

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

╭────༺♡༻────╮
  𝙻𝙸𝙽𝙰
╰────༺♡༻────╯

Setelah Al pergi ke rumah sakit, aku pulang dengan perasaan kecewa karena temanku itu tidak mempercayaiku, bahkan Wulan tidak membelaku sedikitpun.

"Aku pulang!" lirih ku memasuki rumah.

"Lina.. Kamu kenapa? Ada masalah apa? Kok murung begitu?" tanya ibuku yang menghampiri ku dari dapur.

"Gapapa kok buk!" ucapku memaksakan senyum.

"Bohong! Ibu tau kamu bohong!"

"Engga bu, ga ada apapun!" ucapku.

"Jawab ibu, ada apa? Cerita saja, tidak perlu disembunyikan!" pintar ibuku membawaku duduk di kursi ruang tamu.

Begitu aku duduk aku langsung memeluk ibuku dan menangis di pelukannya, ibuku mengelus punggungku lembut. Aku memeluk ibuku sangat erat dan menangis sekeras mungkin.

"Ada apa?" tanya ibuku lagi.

"Buk, tadi di taman, aku ngasih makanan yang aku buat ke Abdil, waktu itu dia ga mau makan soalnya dia udah sarapan, tapi aku paksa untuk makan, sekalipun cuma sesuap aja!" ucap ku melepas pelukannya.

"Iya.. Lalu setelah itu?"

"Tiba-tiba, Abdil kesakitan sambil menginginkan perutnya, aku ga tau harus apa karena Abdil cuma menahan rasa sakitnya tanpa bicara. Lalu aku menggil Al yang lagi beli eskrim sama Wulan, waktu aku kabarin dia, dia langsung ke Abdil!"

"Al marah besar sama aku, aku ga salah buk, dia nuduh aku masukin yang enggak enggak di makanan aku, dan dia bilang kalo aku sengaja buat Abdil kaya gini! Bu.. Aku ga salah,aku ga gitu, niatku baik bu..!" lirih ku masih menangis.

"Lina.. Kamu ga salah, mungkin saja Al khawatir sama Abdil, Abdil kan adik satu satunya, dan dia pengen benget punya adik laki-laki dulu. Dan sekarang dia udah punya Abdil, jadi Al jaga dia sebisa mungkin, dan akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi pada Abdil!" ucap ibuku.

"Tapi harusnya, Al ga nuduh aku kan buk. Waktu aku minta maaf, Al cuma natap aku dan ga jawab ucapan maaf ku!"

"Kasih waktu ke Al, biarin dia sendiri dulu, kalau dia udah agak tenang, baru kamu minta maaf lagi, atau mungkin sebaliknya!"

"Maafkan dia kalau dia minta maaf duluan, dan jangan sesekali bermusuhan dengan teman temanmu, karena merekalah yang menemanimu jika kamu sendirian!" sambung ibu.

"Iya bu, Lina akan maafin Al dari sekarang! Tapi...."

"Tapi apa lagi?" tanya ibuku memegang pundakku.

"Tapi kalau Al membenciku gimana? Kalau dia bener bener marah gimana? Kalau aku minta maaf duluan, tapi dia ga maafin aku gimana? Dan kalo terjadi apa apa sama Abdil, apa aku bakal di penjara atas kasus uji coba membunuh orang?" pertanyaanku menumpuk sampai ibu tidak bisa menjawab dari mana dulu.

"Semua pertanyaan itu, akan dijawab oleh waktu, kamu tinggal tunggu aja kabar dari Wulan atau dari mulut Al sendiri!" ucap Ibu.

Aku mengangguk mengerti.

"Sekarang, kamu beres beres kamar dulu, lalu istirahat, ibu mau pergi sebentar!"

"Ibu mau kemana?" tanyaku.

"Ada deh pokoknya, kamu jangan khawatirin ibu, kamu istirahat aja, ibu cuma sebentar kok!" ucapnya lalu pergi keluar rumah, entah pergi kemana.

Aku langsung ke kamar dan merebahkan diri di atas kasur dan menatap langit langit kamarku, aku teringat pernah membeli buku diary agar aku bisa bercerita dengan diriku sendiri.

Aku langsung menuju meja belajar ku dan mencari buku diary berwarna biru muda dengan gambar bunga di tengah-tengah buku membentuk lingkaran.

Aku membukanya dan menulis kata demi kata, apa yang ada di dalam benak ku, aku terus mengoleskan tinga pada setiap lembaran buku hingga aku puas.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

BandGirl { LENGKAP }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang