♡ ∩_∩
(„• ֊ •„)♡
┏━∪∪━━━━┓
♡ 𝙰𝙺𝙰𝙽 𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙰𝚃 𝙺𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝚂𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷 𝙼𝚄𝙽𝙶𝙺𝙸𝙽 𝚂𝙰𝙰𝚃 𝙱𝙴𝚁𝚂𝙰𝙼𝙰 𝚂𝙰𝙷𝙰𝙱𝙰𝚃 𝚂𝙰𝙷𝙰𝙱𝙰𝚃𝙺𝚄 。 ♡
┗━━━━━━━┛⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
╭────༺♡༻────╮
𝙰𝙻
╰────༺♡༻────╯"Kenapa Lan?" tanyaku saat memperhatikan Wulan hanya diam dan melamun.
"Gapapa!" jawabnya.
"Gapapa kok ngelamun?" tanyaku lagi.
"Kenapa? Lagi ada masalah kah?" tanya Putri.
"Enggak!" sahut Wulan.
"Mulutmu berkata tidak, namun matamu mengatakan iya. Jangan di pendam sendirian, crita ke kita siapa tau kami bisa bantu masalah kamu!" ucap Acha diikuti anggukan kami
"Huh, jadi gini....." Wulan pun menceritakan apa yang ia alami pada kami.
"Hah? Dijodohin?" ucap ku, Acha, Shea, Lina, Erni dan Putri dengan kompak.
Wulan hanya mengangguk, dia menundukan kepalanya dan mulai menangis dalam diam.
Mamaku datang menghampiri kami yang tengah mengerumuni Wulan.
"Kenapa pada ngumpul disini? Kan makanannya di sana!?" ucap mamaku sembari menunjuk makanan yang ada di meja.
"Loh, Wulan kenapa nangis?" lanjut mamaku setelah melihat Wulan mulai sesegukan.
"Gini mah, Wulan dijodohin sama orang tuanya buat bayar hutang ke rentenir. Dan minggu depan, dia bakal dijemput dan dibawa pergi!" jelasku pada mamaku.
"Wulan, gimana perasaan kamu?" tanya mamaku.
"Ya pasti sedih lah mak!" sahut ku.
"Ssstt, mama ini tanya sama Wulan, bukan sama kamu!" ucap mama jutek.
"Ih mama, ga bisa apa ya diajak bercanda dikit?" tanyaku kesal.
"Mama itu sungguh sungguh, bukan lagi bercanda!" sahut mama, lalu ia kembali menatap Wulan yang menunduk.
"Wulan, tante tanya sekali lagi, gimana perasaan kamu, diperlakukan seperti itu?" tanya mamaku mengulang ucapannya.
"Wulan kecewa sama mama dan papa, Wulan pengen pergi aja, Wulan udah ga sanggup!" jawab Wulan sesegukan.
"Wulan, tante mau nanya, kamu sayang ga sama mama dan papa?" tanya mama.
"Wulan sayang sama mereka, tan!"
"Wulan percaya sama mama dan papa?" tanya mamaku lagi.
"Wulan percaya sama mereka, tapi mereka patahin kepercayaan Wulan sama mereka!" jawabnya.
"Kalau Wulan sayang, Wulan percaya sama mama dan papa, Wulan ikut aja apa kata mereka!" ucap mama.
"Tapi mereka jual Wulan buat bayar hutang mereka, tan!"
"Mereka ga berniat untuk menjual kamu, mereka juga tau apa yang mereka lakukan pada kamu!"
"Maksud tante?" tanya Wulan heran.
"Maksud tante, mereka ga bermaksud mau menjual kamu, istilahnya mereka nitipin kamu ke tante Devi, supaya keluarganya ngerawat kamu. Mama dan papa pengen liat Wulan bahagia, dan mereka ga mau liat Wulan sengsara karena hidup di dalam bayang bayang hutang mereka!"
"Mereka juga ga mau, waktu kamu dewasa nanti, kamu malah mencari uang untuk membayar hutang keluarga, dan tidak menggunakan uang yang kamu hasilkan untuk mengejar impianmu!"
"Mereka ga mau, kalau kamu harus susah payah cari uang untuk bayar hutang, padahal itu bukan hutang kamu. Mereka ga mau membebani kamu dengan hutang mereka!" jelas mamaku.
"Tapi kenapa mereka ngasih Wulan ke orang yang bahkan ga Wulan kenal? Wulan kan bukan barang yang bisa diberikan pada orang semudah itu!" sahutnya.
"Wulan, kadang orang tua ingin anaknya bahagia tanpa anaknya ketahui, dan walaupun cara mereka kurang tepat, mereka tau itu yang terbaik untuk anaknya!" ucap ku meyakinkan.
Wulan hanya menunduk dan mulai menangis, suara tangisannya mulai terdengar, mamaku langsung memeluknya dan menenangkan nya.
"Malam ini, kamu tidur dirumah tante aja ya, nanti biar tante yang bilang ke mama kamu!" ucap mamaku yang dibalas anggukan Wulan.
Kami semua ikut memeluk Wulan, dan menguatkannya agar dia bisa menghadapi semua yang terjadi padanya nanti.
"Wulan, kamu jangan memandang dirimu lebih tersakiti dari orang lain karena ulah orang tuamu, dan sebenarnya ada orang yang jauh lebih tersakiti karena perlakuan keluarganya terhadap anaknya, tapi anak itu masih bertahan. Kamu harus bisa hadapi ini, bersyukur karena orang tua kamu masih sayang sama kamu, seorang Wulan ga boleh mudah putus asa!" ucap Acha mengelus pundak Wulan.
Wulan tersenyum lalu mengangguk mengerti.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
╭────༺♡༻────╮
𝚆𝚄𝙻𝙰𝙽
╰────༺♡༻────╯“Benar kata teman temanku, aku harus bisa bertahan dan menghadapi semua yang terjadi, karena apapun yang terjadi padaku, masih ada orang yang cobaannya lebih sulit dari aku“ batinku.
Aku sudah mulai tenang itu semua karena dukungan dari teman temanku yang selalu ada saat aku susah ataupun senang.
Shea meletakan kameranya di penyangga kamera, ia memencet tombol hitung mundur dan kami berfoto untuk mengabadikan momen berharga ini.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
KAMU SEDANG MEMBACA
BandGirl { LENGKAP }
DiversosKisah persahabatan yang di setiap anggotanya punya bakatnya masing-masing, mereka sangat akrab pada awalnya hingga akhirnya terpecah belah. Kenapa bisa seperti itu? Apa yang terjadi?