1.3

1.1K 100 9
                                    

Happy reading (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Vote dulu sayy❤️🔥

°

°

°

°

°





















Sebuah kamar yang luas nan besar saat ini di tempati oleh dua orang pemuda.

Efser yang Masih setia duduk di samping Arley sembari mengusap-usap kepala Arley.

Efser terus mengusap pelan surai Arley hingga ia merasa deru nafas arley mulai stabil dan juga adanya suara dengkuran halus dari Arley.

"Sudah tidur kah dia?"gumam efser melirik kearah wajah Arley.

"Sudah tidur ternyata."

Efser pun meletakkan kepala Arley di bantal empuk agar sang pemuda Manis bisa tertidur nyenyak dengan damai.

"Hah... sungguh melelahkan hari ini."gumam Efser mengeluari kamar elser yang saat itu di tempati oleh arley.

Arley yang belum tertidur pun langsung membuka matanya kembali kala merasa Efser telah meninggalkan kamar.

"Hahh... Akhirnya dia pergi."arley bangkit dari baring nya dan duduk di atas ranjang.

"Gilak ni jantung gua gak bisa berhenti jedag jedug anjay."

Ucap arley sembari memegang Dadanya.

"Kamaren sama enser sekarang sama Efser, tubuh ini ada penyakit lain kah?"

Lalu arley pun beranjak dari kasur, ia melirik kearah jendela yang terlihat seperti ada sesuatu yang menutupinya namun tak terlihat jelas di mata telanjang.

"Apa sih itu?"

Arley pun bertekat untuk melihat benda itu.

Ketika ia baru saja sampai di depan jendela ia melihat jelas banyaknya darah di bawah taman.

Tak tahan arley menahan rasa kaget nya ia pun terduduk di depan jendela, karena kakinya tak bisa lagi menopang tubuhnya.

"Sesak..."ringis arley kala dadanya merasa sesak ketika melihat banyaknya darah.

Beberapa detik kemudian air mata arley pun. Bercucuran keluar dari mata indahnya.

"Loh... Tadi sesak sekarang kok nangis?"tanya arley merasa heran akan tubuhnya ini.

"Apa mungkin tubuh ini bisa bereaksi terhadap sesuatu?"

Arley termenung sejenak.

Kemudian ia kembali berdiri, dan dengan santainya ia berjalan mengeluari kamar.

Arley terus berjalan menelusuri lorong hingga ia sampai di sebuah dapur.

"Behh lapar banget woii."teriaknya pelan, sangat pelan hingga hanya dia yang bisa mendengar suaranya.

Arley membuat lemari kayu yang berada di dinding dapur.

"Hmm cuma ada tepung sama telur, buat apa ya enaknya."

Ia berjalan kembali dan melihat sebuah lemari di bawah meja, arley berjongkok di bawah meja lalu ia pun membuka lemari yang terlihat adanya sebuah coklat.

[BL]Four PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang