Angin malam di Istana Lilaine berhembus lembut, membawa keharuman mawar dari taman istana yang tenang. Cahaya bulan menyelusup ke dalam kamar, menciptakan bayangan lembut di dinding marmer yang dingin. Jade duduk di sudut ruangan, matanya menerawang keluar jendela yang terbuka, menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit. Namun, malam ini terasa berbeda—ada sesuatu di udara yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ketegangan antara dirinya dan Lucas masih ada, namun tidak lagi terasa seperti dinding yang tak tertembus.
Lucas berdiri di dekat jendela, punggungnya menghadap Jade. Tangannya bersandar di bingkai jendela, pandangannya lurus ke depan, menatap langit malam yang tampak tanpa batas. Ada keheningan yang menggantung di antara mereka, keheningan yang kali ini bukan berasal dari ketidaknyamanan, melainkan dari sesuatu yang belum terucap.
Setelah beberapa saat, Lucas akhirnya berbicara, suaranya rendah dan tenang, namun mengandung berat yang selama ini terpendam. "Aku tahu, selama ini aku selalu menjaga jarak. Aku tahu itu membuatmu merasa seperti orang asing di sini. Tapi ada hal-hal tentang diriku yang sulit untuk kubuka. Hal-hal yang aku sendiri bahkan berusaha lupakan."
Jade terdiam, mendengarkan dengan hati-hati. Setiap kata yang keluar dari Lucas terasa seperti bagian dari dirinya yang selama ini ia tutup rapat-rapat. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda kali ini, seolah-olah Lucas akhirnya memutuskan untuk membiarkan dinding itu sedikit terbuka.
Lucas menarik napas dalam sebelum melanjutkan, “Sejak aku masih kecil, aku sudah tahu bahwa hidupku bukan milikku sendiri. Setiap langkah, setiap pilihan, semua sudah diatur oleh orang lain. Sebagai pangeran, aku tidak pernah benar-benar memiliki kebebasan untuk menjadi diriku sendiri. Ada harapan yang begitu besar, begitu berat, yang terus menekan setiap langkahku.”
Jade menatapnya, melihat ketegangan di bahunya, melihat luka-luka yang mungkin tidak pernah terlihat di permukaan. Ia mulai menyadari bahwa di balik ketenangan dan kontrol yang selama ini ditampilkan Lucas, ada kerentanan yang sangat dalam. Sebagai pangeran, hidupnya diatur oleh kewajiban, dan itu mengubah segalanya—bahkan hatinya.
“Ayahku,” lanjut Lucas, suaranya lebih pelan, seolah-olah sedang berbicara dengan bayangan masa lalu, “adalah sosok yang kuat, pemimpin yang disegani. Namun, di balik semua kekuasaan dan kekuatan itu, ada ekspektasi yang tak pernah berhenti. Dia selalu ingin aku menjadi bayangannya—seseorang yang bisa memimpin dengan tangan besi, tanpa memperlihatkan kelemahan. Aku menghabiskan seluruh hidupku berusaha memenuhi harapan itu, tapi di dalam hatiku, aku tahu aku bukan orang yang seperti itu.”
Jade merasa simpati yang mendalam tumbuh dalam dirinya, seiring dengan pengertian baru tentang siapa Lucas sebenarnya. Bukan hanya pangeran yang menjaga jarak, tetapi juga seorang pria yang telah bertahun-tahun terperangkap dalam peran yang tidak pernah ia pilih. Setiap kata Lucas membuat Jade melihat dirinya dari sudut yang berbeda—seorang pria yang selalu harus kuat, meskipun mungkin dia hancur di dalam.
“Dan ketika skandal itu terjadi,” lanjut Lucas, menghela napas berat, “semua yang aku bangun runtuh begitu saja. Aku tahu bahwa pernikahan ini, denganmu, adalah bagian dari strategi untuk memperbaiki citra. Tapi sekarang… aku sadar bahwa ini lebih dari itu.”
Jade menatap Lucas, matanya melembut. Ada sesuatu yang hangat dan rapuh di balik ketegaran Lucas, sesuatu yang membuat hati Jade bergerak mendekatinya, meski masih ada rasa ragu. “Kau tidak harus selalu kuat, Lucas,” bisik Jade, suaranya penuh dengan empati. “Kau berhak merasa lelah. Kau berhak merasa tidak sempurna.”
Lucas menoleh perlahan, tatapannya bertemu dengan mata Jade. Ada keheningan yang dalam di antara mereka, namun keheningan itu tidak lagi terisi oleh jarak, melainkan oleh pemahaman. Untuk pertama kalinya, Lucas terlihat seperti melepaskan sebagian dari beban yang selama ini ia pikul. “Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menjadi diriku sendiri, Jade,” katanya dengan suara yang hampir tak terdengar. “Selama ini aku hanya menjadi apa yang mereka inginkan. Aku takut, jika aku melepaskan itu semua, aku tidak tahu siapa aku sebenarnya.”
Jade bangkit perlahan, mendekati Lucas dengan langkah yang tenang. Saat ia berdiri di sampingnya, ia bisa merasakan dinginnya malam yang menyelimuti mereka, namun di antara keduanya ada kehangatan yang mulai tumbuh—perlahan, tapi nyata. "Kau tidak sendiri," kata Jade dengan lembut. "Aku di sini, Lucas. Dan kau tidak harus menemukan jawabannya sekarang. Tapi kau tidak harus mencari sendiri."
Lucas menatap Jade, dan dalam tatapannya ada rasa terima kasih yang dalam, seolah-olah untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dia merasakan bahwa dia tidak harus memikul semuanya sendirian. "Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan bisa terbuka seperti ini," ujarnya. "Tapi denganmu… aku merasa sedikit lebih bisa bernapas."
Jade tersenyum kecil, merasakan getaran halus di dadanya—bukan hanya rasa simpati, tapi sesuatu yang lebih dalam. Hubungan mereka, yang awalnya hanya formalitas, perlahan-lahan mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih personal. Mereka berdua masih mencari cara untuk menavigasi dunia yang penuh tekanan ini, namun setidaknya, mereka tidak lagi sepenuhnya terisolasi.
Malam itu, Jade dan Lucas berbicara lebih lama dari biasanya. Tentang masa lalu Lucas, tentang hidup yang penuh tekanan, dan tentang bagaimana mereka berdua merasa terjebak dalam peran yang tidak pernah mereka pilih. Namun, di balik semua percakapan itu, ada rasa nyaman yang mulai tumbuh—rasa nyaman yang berasal dari kesadaran bahwa meskipun perjalanan mereka penuh dengan tantangan, mereka mulai memahami satu sama lain lebih dalam.
Dan ketika malam semakin larut, Jade menyadari bahwa hubungan ini mungkin memiliki harapan. Bahwa di balik segala formalitas dan politik, ada kesempatan untuk sesuatu yang lebih nyata. Dan itu, bagi Jade, adalah langkah pertama menuju sesuatu yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Proposal
PoetryJade adalah seorang wanita biasa yang tiba-tiba dilamar oleh Pangeran Lucas dari sebuah kerajaan kecil di Eropa, untuk melindungi takhta dan citra kerajaan. Lucas perlu menikah dengan wanita yang tidak berasal dari keluarga kerajaan untuk meluruskan...