# Chapter 5

5.3K 355 3
                                    

VIRA POV

"Anak-anak, bapak akan kasih kalian projek!" Ujar Pak Ganang menggelegar di depan kelas. Yah elah, projek lagi, projek lagi! Demen banget nih guru nyusahin muridnya.

"Projek apaan Pak?" tanya Kina, temen sekelas sekaligus ketua kelas dari kelas gue.

"Membuat makalah!" Gue bisa merasakan semua murid di kelas ini berteriak seakan-akan baru saja bertemu setan.

"Heh diem-diem! Bapak belom selesai ngomong! Bapak punya kabar baiknya," ujar Pak Ganang yang seketika membuat satu kelas tenang.

"Kabar baiknya adalah, kalian akan buag secara berkelompok!"

"Yey!" Semua murid berteriak senang. Gue cuman tersenyum. Jujur gue juga seneng. Jadi gausah buat capek-capek.

"Satu kelompok isinya berapa Pak?" Tanya salah seorang murid. Gue gatau siapa yang nanya, karena kelas lagi berisik banget.

"Dua!"

"Yah!" Teriak semua orang bersamaan.

"Tenang-tenang," teriak Pak Ganang. "Makalah dikumpulin besok lusa!"

Lusa? Gila! Emang dikira buat makalah kaya baca novel apa? Kalo bava novel sih gue bisa! Nah ini buat makalah! Gila nih guru.

"Berhubung bapak males bagi kelompoknya, maka kalian bekerja dengan teman sebangku kalian. Buat yang duduk sendirian, kamu gabung sama siapa aja yang mau nerima kamu masuk ke kelompoknya," semua orang mentapa Laura dengan berharap. Walaupun sikap Laura sekarang sudah berubah 180 derajat, namun murid-murid tidak masalah karena ini menyangkut hidup dan nati mereka.

"Jadi kamu mau sama siapa Laura?" Ujar Pak Ganang.

Laura sempat berfikir sebentar. "Saya sendiri aja deh Pak," ujar Laura.

"Kamu yakin?" Tanya Pak Ganang tak yakin. Laura mengangguk yang akhirnya membuat Pak Ganang menyerah.

"Yasudah, Laura kamu buat sendirian. Tapi waktu kamu bapak tambahkan satu hari," ujar Pak Ganang.

"Yah kok gitu Pak?"

"Enak banget!"

"Curang nih bapak!"

Semua orang berteriak menghakimi Pak Ganang. Kasiannya dirimu.

"Diem! Diem! Gaada protes-protes! Mau kalian nilainya saya kurangin?" Semua anak sontak terdiam dan menjadi tenang, setenang-tenangnya.

***

"Mau buat di rumah siapa Vir?" Tanya Miko sambil memasukan buku-bukunya ke dalam tasnya.

"Terserah, rumah lu boleh, rumah gue juga boleh," ujar gue sambil membereskan barang-barang gue. Gara-gara Pak Ganang nih, gue jadi harus ngerjain makalah segala. Paling males gue ngerjan begituan! Coba aja kalo gak ada nih tugas, pasti gue bisa tidur!

"Rumah lu aja deh," ujar Miko sambil menenteng tasnya.

"Yaudah ayok," ujar gue sambil meninggalkan kelas. Gue dan Miko pun bergegas berjalan keluar sekolah.

"Eh lu mau kemana?" Miko mencekal tangan gue.

Gue mengerutkan kening gue. "Ya mau pulang lah, emangnya mau ngapain?"

"Yaudah tunggu sini bentar," ujarnya sambil meninggalkan gue sendirian. Apaan sih nih orang! Nyuruh-nyuruh gue nunggu disini. Mana panas banget lagi!

Gue mengedarkan pandangan gue. Banyak banget murid sekarang. Pasti pada pengen pulang. Gue juga, tapi naasnya gue disuruh tunggu disini sama Miko, panas-panasan!

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang