# Chapter 19

3.9K 267 3
                                    

AUTHOR POV

"LU NGAPAIN?" Teriak Vira histeris sambil mengelus pipinya tak beraturan.

"Kan gue udah peringatin," ujar Miko santai.

"Ish ngeselin banget sih lo," ujar Vira kesal lalu membuang mukanya.

Miko tersenyum geli melihat kelakuan Vira yang sedikit kekanak-kanakan. Dia tau Vira gak akan marah lama-lama, palingan besok atau lusa Vira bakal kembali jadi Vira yang dulu.

Sesampainya bianglala di bawah, Vira langsung berlari keluar dari bianglala tanpa menunggu Miko keluar.

"Vir," panggil Miko.

Vira tak menghiraukan Miko, namun tetap jalan meninggalkan Miko. Vira sendiri tidak tahu kenapa dia harus marah. Apakah karena sikap kurang ajarnya Miko, atau karena hal lain, seperti untuk menutupi kegugupannya? Entahlah. Yang pasti, sekarang jantungnya berdegup sangat kencang. Dan sesuatu seperti menggelitik perutnya. Pipinya memanas, dan sudah dipastikan akan memerah.

Vira tetap berjalan keluar dari dufan tanpa menghiraukan Miko yang berada di belakangnya. Bahkan bisa dikatakan, Vira berlari keluar dari dufan.

"Vir," seseorang mencekal tangan Vira dan memaksa badan Vira untuk memutar badannya.

Vira menatap mata Miko, mata hazelnut itu menatap tajam mata Vira, membuat Vira terpaku sesaat.

"Lu ngapain sih?" Ujar Vira setelah tersadar dari kekagetannya.

"Lu yang kenapa. Kenapa gitu doang lu ngambek trus ninggalin gue?" Tanya Miko lembut.

"Kar-karena lu kurang ajar maen cium-cium gue! Lu pikir lu sapa?" Ujar Vira.

Miko tetap menatap mata Vira lekat, tanpa berbicara sepatah kata pun. Bibirnya melengkung ke atas. Entah apa yang dipikirkan oleh Miko sekarang, namun perlakuan Miko ini membuat jantung Vira berdegup dua kali lebih kencang dari sebelumnya.

Miko merapihkan poni Vira yang sedikit berantakan karena tertiup angin lalu kembali tersenyum. "Karena lo sahabat gue dan lo...," Miko menangkup pipi Vira dengan kedua tangannya. "Special."

****

"Hai Vir," Miko muncul tiba-tiba di belakang Vira membuat Vira kaget.

"Gila lu ngagetin aja," ujar Vira.

"Itu apaan?" Tanya Miko sambil menunjuk kerumunan yang berada tak jauh dari dirinya dan Vira berdiri.

"Camp," ujar Vira mengangkat bahunya acuh.

"Wuih seru dong, kita sebis kan?" Tanya Miko semangat.

Vira mengangguk-angguk. Namun didalam hatinya, dia tersenyum.

***

"Vir gue duduk sini ya?" Ujar Miko sambil menunjuk tempat duduk kosong di sebelah Vira.

Vira mengangguk pelan lalu memasangkan earphone ke kupingnya. Vira memalingkan mukanya ke arah jalanan lalu menutup matanya.

Dia berusaha tidur namun ada sesuatu mengusiknya. Suara grasak-grusuk di sebelahnya membuyarkan konsentrasinya untuk tidur. Vira menatap orang yang duduk di sebelahnya dengan kesal.

"Lu ngapain sih?" Ujar Vira kesal.

"Gapapa, udah lanjut tidurnya ya cantik," Miko tersenyum lebar. "Udah sana bobo cantik lagi."

"Ish dasar gaje," Vira menutup matanya lagi. Namun gak sampe satu menit, suara mengganggu itu muncul lagi.

Dengan kesal, Vira menatap Miko. "Lu ngapain lagi sih?" Ujar Vira lagi-lagi kesal.

"Hmm gak ngapa-ngapain kok, udah sana lanjut tidur," ujar Miko lagi-lagi sambil tersenyum lebar.

"Awas lu berisik lagi ya," ujar Vira megancam lalu menutup matanya lagi.

Namun lima menit kemudian suara berisik itu muncul lagi. Vira kesal, tapi di satu sisi dia penasaran apa yang sedang Miko lakuin. Maka, dengan gaya tidur yang dibuat-buat, Vira membuka matanya sedikit untuk melihat apa yang sedang Miko lakukan.

Satu benda yang terliat jelas di mata Vira, yaitu balon. Balon panjang berwarna biru yang sedang dibentuk menjadi sesuatu oleh Miko. Entah bentuk apa.

Vira tidak habis pikir. Cowo sma seperti Miko, ternyata mainnya... balon? Rasanya itu kekanak-kanakan banget. Tapi Vira hanya menatap acuh hal itu. Vira membesarkan volume musik yang didengarnya dan berusaha tidur.

Lima menit, sepuluh menit, Vira tidak bisa tidur. Entah sesuatu membuatnya tetap terjaga. Namun dia tidak tahu apa itu. Karena tidak bisa tidur, Vira memutuskan untuk bangun, namun entah apa yang merasuki dirinya, Vira ingin melihat Miko lebih jelas. Dia membuka matanya sedikit sambil memperhatikan Miko yang sedang serius dengan hpnya. Entah kemana balon yang tadi dimainkannya.

Muka Miko yang serius ini entah kenapa membuatnya jauh lebih tampan. Setidaknya itu yang Vira pikirkan. Hanya dengan menatap muka itu, jantung Vira berdegup lebih kencang. Vira gak tau apa penyebabnya, dan kenapa bisa begini.

Vira menatap setiap jengkal dari muka Miko dengan saksama. Mata hazelnut indah itu sedang serius menatap hpnya. Hidungnya yang sedikit mancung dan kulitnya yang putih terlihat begitu sempurna. Entah kenapa Vira tidak menyadari ketampanan Miko selama ini. Miko memang ganteng bagi Vira, namun tidak pernah terlihat seganteng ini.

Vira tidak tahu kenapa anak-anak di kelasnya tidak ada yang menyukai Miko dan tidak ada yang bisa melihat ketampanan Miko. Mungkin mereka semua katarak.

Setelah puas melihat muka Miko, Vira membuka matanya. Tak lupa Vira memakai gaya orang yang baru saja bangun tidur. Vira pura-pura menguap sekali laku menatap Miko pura-pura linglung.

"Udah sampe?" Tanya Vira yang lebih mirip seperti gumaman.

"Blom, masih jauh kayanya," ujar Miko tanpa mengalihkan pandangannya dari hp-nya.

Vira mengangguk-anggukan kepalanya. "Lu ngapain sih Mik?" Tanya Vira penasaran.

"Maen," ujar Miko dengan konsentrasi penuh.

"Pret...," Vira membuat suara seperti membuat gas.

"Lu nape," tanya Miko menatap Vira bingung.

"Gapape," ujar Vira.

Entahlah, mereka memang gaje.

***

"Bagus banget Mik," ujar Vira terkagum-kagum melihat air mancur di depannya. Memang dari dulu Vira menyukai pemandangan, mulai dari pemandangan gunung, sawah sampai air mancur pun, Vira suka semuanya.

Miko menatap Vira sambil tersenyum kecil. "Kaya anak kecil liat balon aja lu," Miko mengelus kepala Vira.

"Berisik ya, aduh berantakan tau!" Ujar Vira sambil merapikan tatanan rambutnya.

"Cie yang lagi pacaran, berduaan aje," Laura tiba-tiba datang dan menempatkan dirinya di sebelah Vira. "Jangan buat gue merasa jones gitu dong."

"Apaan sih lu gajelas banger," ujar Vira sambil menunduk. Entah kenapa pipinya memerah dan jantungnya berdegup lebih kencang. Padahal dia tahu kalau apa yang dibicarakan Laura hanya candaan.

"CIE BLUSHING!" Teriak Miko telak sambil mencoel pipi Vira.

Pipi Vira makin memerah, "DIEM AH! Gaada yang blushing disini."

"Itu apa itu?" Tanya Miko sambil menunjuk pipi Vira yang sekarang sudah semerah tomat.

"Ini- ini gue kepanasan tau!" Vira berusaha mengelak.

"Jangan ngelak, nanti idungnya panjang loh."

"Tau ah," Vira berjalan meninggalkan Laura dan Miko.

_________

AN:

YEY UPDATE!!! Finally! Maaf ya kalo part ini super gaje plus banyak typonya. Maklum lah ya. Hehehe

Makasih banget buat baca cerita gue dan nyediain waktu buat vote dan comment. Jangan lupa buat vote and comment part ini ya hehehe.

Thanks :D ♥♥♥

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang