VIRA POV
Orang bilang hidup itu sulit, banyak lika-likunya, dan banyak rintangannya. Terkadang pernyataan itu memang benar. Namun sekarang aku sadar, hal itu tidak sepenuhnya benar. Bukankah masalah yang membuat hidup kita bewarna? Bukankah sebuah masalah membuat kita tetap tegar? Karna terkadang, hidup tidak terjadi seperti yang kita inginkan. Terkadang, hidup akan berpaling. Namun kutahu, Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita. Dan aku percaya bahwa apa yang terjadi padaku, adalah yang terbaik untukku.
Pernah aku merasa, bahwa ini adalah akhir dari segalanya. Bahwa aku tidak akan bisa menghadapi hidupku. Namun percayalah, semua kan berakhir. Semua kan berlalu. Majulah, tertawalah dan tersenyumlah. Senyum adalah senjata paling ampuh di dunia. Tersenyumlah untuk dunia.
Karna ku tahu, semua masalah kan bisa dihadapi. Dan di sinilah aku, berdiri dan tersenyum memandang ketiga anakku dan suamiku.
"Hai ma," ujar suamiku sambil mengecup keningku dengan lembut. "Sarapan apa hari ini?"
Aku tersenyum sambil menunjuk nasi goreng yang sudah kubuat tadi pagi, "Tuh nasi goreng kesukaan papa."
"Kaaaaa!" suara perempuan dari atas langsung memotong pembicaraanku. Ah pasti itu suara anak bungsuku.
"Ka, kakak ambil sisir Nia ya?" Ujar seorang anak perempuan berumur 10 tahun itu. Ya dia anak bungsuku, namanya Nia.
"Apa sih dek, kakak ga ambil kok! Coba liat lagi, di laci gak? Atau ketinggalan di kamar mandi kali, coba cari dulu," ujar seorang perempuan berumur 15 tahun itu. Dia anak keduaku, namanya Mia.
"Beneran? Ya udah deh, aku liat lagi nanti," ujar Nia.
Aku tersenyum, "Nia, Mia, sarapan dulu yuk, mama udah buatin nasi goreng nih."
Nia dan Mia menatapku lalu tersenyum.
"Yippiee, nasi goreng," ujar Nia dengan polosnya.
"Tau aja ma aku lagi kangen nasi gorengnya mama," ujar Mia sambil berjalan menghampiri meja makan.
"Eh, Miko mana? Kok belom turun dia?" Ujar Kak Reno sambil melipat korannya.
Mia mengedikkan bahunya, "Gak tau tuh, bentar deh aku panggil dulu." Mia langsung berlari memanggil Miko sementara aku menyiapkan makanannya untuk mereka.
Tak berapa lama, Miko pun turun dengan Mia.
"Ayo makan sayang," ujarku sambil tersenyum. Miko dan Mia pun turun ketempatnya masing-masing, lalu kami pun bersiap untuk makan.
***
"Dadah Ma, Miko kuliah dulu ya," ujar Miko sambil memelukku.
"Yaudah ma, papa kerja dulu ya, mama baik-baik di sini. Jangan macem-macem, okey," ujar Kak Reno sambil mengecup puncak kepalaku dengan lembut lalu mengecup bibirku singkat.
"Mama Mia pergi dulu ya, Agatha sama Matthew dah di depan. Dah!" Ujar Mia sambil mencium pipiku lalu berlari keluar.
***
TOK! TOK! TOK!
Suara ketukan pintu mengalihkanku dari pekerjaan yang sedang kukerjakan.
Aku menatap sekelilingku lalu melihat Miko yang hendak berdiri, "Biar Miko yang bukain!"
"Jangan Kak, aku aja!" Ujar Mia tiba-tiba sambil berlari dengan tergesa-gesa menghampiri aku.
"Ma! Mia nakal! Punya pacar baru. Masa Matthew diduain ma!" Ujar Miko sambil menatap Mia dengan tatapan geli.
"Apaan sih! Ma Kak Miko boong! Jangan didengerin. Orang sesat gitu tuh sengaja sesatin orang laen," ujar Mia sambil menghampiriku. Dia mencium keningku, "Ma, aku pergi dulu ya."
Aku menahan tangannya sebelum dia sempat berlari keluar, "Lah kamu mau jalan sama siapa? Kata Miko bukan sama Matthew? Kok tumben?"
"Cuman temen kok. Lagian cuman temen biasa. Jalan biasa doang. Lagian aku jarang kali ma jalan sama Matthew," ujar Mia sambil tersenyum. Dia lalu melambaikan tangannya, "Dah ma!"
"Jangan pulang malem-malem ya!" Teriakku karna Mia sudah terlanjur berlari keluar.
"Iya ma!" Jawabnya.
___________________
AN:
Hello guys! This is another extra part for u. Dan di sini ada sedikit teaser buat ceritanya Mia seperti yang gue janjian. Lagi on progress kok, kalo babnya dah cukup, gue bakal publish secepatnya, so staytune guys biar gak ketinggalan ceritanya. Okay!Lop u guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionApa yang kamu lakukan jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam? Bagaimana jika dia memberimu puji-pujian setiap hari? Atau mengirimkan sms-sms manis yang bisa membuat siapa saja terharu. Bagaimana jika dia memberimu barang-barang lucu secara ter...