VIRA POV
Drrt.... Drrt....
Hp gue tiba-tiba bergetar. Gue segera membuka hp gue.
Laura: Vir, bisa ketemu sekarang di tempat biasa? Penting!
Ada apa tiba-tiba Laura ngajak gue ketemu? Apa ada yang penting banget yak? Gue langsung mengetikan balasannya.
Gue: Oke gue langsung ke sana sekarang.
Gue langsung mengganti baju gue dengan kaos hijau tosca gue dan mengganti celana gue dengan celana panjang. Gue menyisir rambut gue sekilas dan membiarkannya tergerai lalu memoleskan bedak tipis di muka gue. Gue langsung mengambil tas kecil gue dan mengambil dpmpet gue dari laci dan memasukannya ke dalam tas.
Gue langsung turun ke bawah.
"Ma, aku mau pergi dulu ya," ujar gue saat gue melihat mama yang lagi masak di dapur.
"Mau kemana Vir?" Tanya mamaku sambil masih sibuk memasak.
"Mau ketemu Laura Ma," gue langsung menghampiri mama gue dan mencium pipinya sekilas. "Dah Ma!" Gue langsung berlari ke depan buat mencari taksi.
Gue langsung menyetop taksi pertama yang lewat. "Mall Park Avenue Pak," supir taksi itu mengangguk lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Gak sampe setengah jam, gue udah sampe di tempat yang gue tuju. Gue mengeluarkan uang seratus ribuan lalu memberikannya kepasa supir taksi. "Kembaliannya ambil Pak," ujar gue lalu berlari memasuki mall. Gue langsung menuju Kafe Angkasa.
Gue memutar kepala gue mencari Laura. Gue menemukan dia duduk di ujung kafe bersama dengan... Marco? Ada apa ini? Kenapa mereka kayanya keliatan deket banget ya? Gue sih baru kenal baru-baru ini, tapi menurut gue sih dia baik.
Gue langsung berjalan menghampiri mereka berdua. "Sorry gue telat," gue langsung duduk di sebelah Laura.
"Gapapa, oke to the point aja," ujar Laura. Mukanya berubah jadi serius. "Seperti yang kalian tahu, besok kan Kak Reno ultah, gue mau buat surprise rencananya, gimana?"
Gue mengangguk-anggukan kepala gue tanda setuju.
Marco juga mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi gimana surprisenya Ra?"
"Nah itu dia, makanya gue minta kalian datang supaya gue dapet advice dari kalian. Ada saran?"
Gue mengetuk-ngetukan jari gue di dagu gue, tanda gue berpikir. "Gimana kalo kita pura-pura gak inget ultahnya? Kaya pura-pura hari itu gaada apa-apa, sama kayak hari biasa-biasanya. Gimana?" Usul gue.
"Boleh sih, tapi trus gimana?" Tanya Laura lagi.
"Aha! Gue punya ide!" Ujar Marco tiba-tiba.
"Apa?" ujar gue dan Laura hampir berbarengan.
"Gimana kalo kita takutin dia, sekaligus kita uji nyalinya si Reno?"
"Maksud lu?" Tanya gue bingung. Maksudnya apa sih? Uji nyali? Bawa Kak Reno ke rumah hantu gitu? Atau jatohin Kak Reno dari lantai sepuluh? Aduh jangan dong, kasian Kak Renonya.
"Jadi kaya kita takutin gitu, kaya kita pura-pura jadi hantu di rumah lu Ra," Marco tersenyum puas.
"Gila lu, kalo dia pingsan gimana?" Tanya Laura khawatir. Ah masa sih sampe pingsan? Kayanya gak sampe segitunya deh.
"Ya gak lah! Setakut-takutnya Reno, dia gak akan pingsan. Paling jauh juga kencing di celana!"
"Bener juga sih. Kalo gue sih setuju aja, terserah lu Ra, ini rencana lu," ujar gue sambil menopang kepala gue dengan tangan gue.
![](https://img.wattpad.com/cover/44595564-288-k106885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Подростковая литератураApa yang kamu lakukan jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam? Bagaimana jika dia memberimu puji-pujian setiap hari? Atau mengirimkan sms-sms manis yang bisa membuat siapa saja terharu. Bagaimana jika dia memberimu barang-barang lucu secara ter...