VIRA POV
"Gue mau ketemu lu sekarang! Penting!" Laura berkata dengan cepat. Dia mau ngomongin apa ya? Gue harap dia mau ngomongin apa yang gue pikirkan.
"Dimana?" Tanya gue cepat.
"Di tempat biasa." Tempat biasa, bentar gue inget-inget dulu. Oh! Gue tau kayanya.
"Oke," ujar gue lalu langsung menutup telpon.
"Kenapa Vir?" Tanya Miko setelah gue menutup telfon gue.
"Gatau dia minta ketemu," gue mengangkat bahu.
"Apa lu mikir yang gue pikirkan sekarang?" Miko memainkan alisnya.
"I guess." Gue memakan coklat gue. Miko memang udah tau cerita gue dan Laura dan mengapa gue dan Laura berantem. Dia udah tau versi lengkapnya.
"Oiya Mik, anterin gue yuk," gue menarik-narik tangan Miko.
"Kemana?" ujar Miko sambil berlari mengikuti gue.
"Ketemu Laura lah!" Gue masih berlari. Gue gamau telat. Ini kemajuan.
"Yaudah santai aja! Emang ketemu dimana?"
"Nanti gue kasih tau!"
Kita udah nyampe di tempat parkir. Gue rasa tadi gue lari kelewat cepet jadi gue bisa nyampe sini cepet banget.
"Ayo Mik cepet!" Gue loncat-loncat karna udah gak sabar ketemu Laura.
"Iya sabar, gausah loncat-loncat deh lu! Dikira orang gila. Malu gue boncengan sama orang gila," Miko menstater motornya.
Gue mencubit pinggangnya. "Enak aja orgil! Cantik gini dibilang orgil!"
"Iya cantik, dilihat dari sedotan dari monas," Miko memeletkan lidah. Rese memang dia.
Gue memutar bola mata lalu naik ke boncengan Miko. "Udah ah cepet," gue memukul bahu Miko. Jujur aja gue mukul dia kenceng banget.
"Gila ya! Nyesel gue ngajak jalan lu! Yang ada gue rugi!" Dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Brisik, jalan cepet!"
"Kemana neng?" Dia memutar kepalanya.
"Oiya. Hehehe. Ke mall Park Avenue. Cepet bang!" Miko pun menjalankan motornya.
***
"Makasih bang, tunggu sini ya!" Gue langsung turun dari boncengan Miko.
"Lu gila! Kalo lu lama gimana? Ogah gue, mending gue jalan-jalan," Miko melepas helmnya dan turun dari motornya.
"Yaudah. Pokoknya lu anterin gue pulang. Awas lu ngabur!" Ancem gue.
"Iya bos! Gue udah kaya supir lu ya," Miko menggeleng-gelengkan kepalanya. Gue hanya tersenyum bersalah. Ya gimana lagi? Gue gak punya kendaraan, jadi mumpung ada Miko ya gue minta tolong dia anterin lah.
"Yaudah bye! Jangan kangen-kangen gue ya!" Gue mencubit pipi Miko pelan lalu pergi ninggalin dia. Bisa gue denger dia ngedumel pelan di belakang. Bodo amat, yang penting gue bisa ketemu Laura.
Gue langsung memasuki mall Park Avenue. Gue langsung menuju Kafe Amgkasa.
Sesampainya di sana, gue memutar kepala gue. Fiuh. Untung aja Laura belom nyampe. Gue gamau kalo sampe Laura nyampe duluan. Gue langsung memilih tempat duduk di ujung kafe ini. Gatau kenapa, gue lebih suka tempat yang tertutup.
Pelayan datang menghampiri gue, "Mau pesen mbak?"
"Nanti aja deh mbak, saya nunggu orang," gue tersenyum semanis mungkin. Pelayang tersebut mengangguk lalu pergi meninggalkan gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Fiksi RemajaApa yang kamu lakukan jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam? Bagaimana jika dia memberimu puji-pujian setiap hari? Atau mengirimkan sms-sms manis yang bisa membuat siapa saja terharu. Bagaimana jika dia memberimu barang-barang lucu secara ter...