VIRA POV
"Hai Miko!" Gue menghempaskan badan gue di atas bangku di sebelah Miko. Gila badan gue mau patah rasanya! Kemaren gue gak bisa tidur, jadi sekarang badan gue rasanya mau patah-patah semua!
"Hai!" Jawabnya tanpa berkutik dari bukunya. Gue memutar kepala gue. Mulai deh acting sok rajinnya.
Dengan cepat gue mengambil buku yang ada di tangannya dan memindahkannya ke belakang badan gue supaya dia gak bisa ambil. "Hai Miko!" Gue menekankan setiap katanya.
"Apaan sih! Gue kan udah bilang hai juga! Sini mana ah balikin bukunya!" Miko berusaha merebut bukunya dari tangan gue. Tapi sayangnya gue lebih cepat dari dia.
"Gausah acting sok rajin deh! Males, ya males aja!" Ujar gue sambil memasukan buku Miko ke laci gue.
"Ih ribet lu! Sini balikin buku gue!" Miko berusaha merebut bukunya dari tangan gue lagi. Tapi sayangnya, lagi-lagi gerakan gue lebih cepet dari dia.
"Udeh diem! Gue ada pengumuman nih!" Gue mengambil sebuah undangan dari tas gue. Undangan ulang tahun gue. "Nih gue undang lu ke ulang tahun gue! Baik kan gue?"
"Alah paling nanti minta kado!" Keluhnya tapi tak urung dia mengambil undangan tersebut dari tangan gue.
"Ngeluh-ngeluh tapi ngambil juga!" Rutukku pelan tapi kuyakin masih bisa didengar oleh Miko.
"Berisik aje lu!" Miko mendumel.
***
Tik tik tik...
Satu menit sudah berlalu. Itung-itung sudah satu jam gue nungguin dia tapi dia gak dateng-dateng juga.
"Vir mau mulai acara tiup lilinnya?" Kak Mira tiba-tiba menepuk pundak gue.
Gue menggelengkan kepala gue, "Bentar lagi Kak, lima belas menit lagi. Kalo misalnya dia gak dateng juga, baru kita mulai," ucapku pasrah.
Kak Mira mengangguk lalu meninggalkan gue. Gue mebgeratkan jaket gue. Dingin... Tapi bahkan dia belom dateng. Mungkin memang dia gak peduli sama ulang tahun gue. Mungkin gue salah. Gue berusaha nungguin dia karna dia sahabat gue dan gue gamau dia ketinggalan acara.
Mungkin dia gak peduli sama ulang tahun gue, batin gue.Bukan Vir, mungkin aja dia ada urusan mendadak atau mungkin sakit kan? Sabar aja Vir, think positive, malaikat di dalam diri gue berkata.
Gue menghela nafas, mungkin memang dia lagi ada urusan mendadak. Gue pun masuk ke dalam. Dia gak akan dateng kayanya.
***
"Hai!" Seseorang menepuk pundak gue tiba-tiba.
Gue memutar kepala gue untuk melihat siapa yang menepuk punska gue tadi. Ternyata Kak Reno.
"Hai Kak," ujar gue tersenyum. Senyum terpaksa.
"Kenapa lu? Kok keliatannya murung?" Tanya Kak Reno sambil duduk di bangku di sebelah gue.
"Gapapa," ujar gue sambil terus menatap ke depan. Menatap ke pohon tepat di seberang tempat gue duduk. Entah kenapa pohon itu jauh lebih menarik sekarang dari apapun yang ada di sekitar gue, termasuk Kak Reno.
"Yakin gapapa? Terus kenapa lu di luar sini, bukannya nemenin tamu di dalem? Kan ini pesta ulang tahun lu," tanya Kak Reno.
"Gapapa, cuman lagi pengen sendiri aja," ujar gue berusaha mengelak.
"Oh berarti gue ganggu ya di sini? Yaudah deh gue masuk dulu ya," ujar Kak Reno sambil bangkit berdiri.
"Eh bukan maksud gue buat ngusir Kak," gue menahan tangan Kak Reno. Gue takut aja kalo dia salah paham.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Fiksi RemajaApa yang kamu lakukan jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam? Bagaimana jika dia memberimu puji-pujian setiap hari? Atau mengirimkan sms-sms manis yang bisa membuat siapa saja terharu. Bagaimana jika dia memberimu barang-barang lucu secara ter...