# Chapter 6

5.3K 356 4
                                    

VIRA POV

"Vir, gue mau nanya dong," ujar Miko tiba-tiba. Kita lagi ada di rumah gue, buat ngerjain makalah fisika. Besok mau dikumpul,dan gue bahkan baru nyampe setengahnya, sedangkan waktu terus berjalan.

Gue mengerutkan kening gue. Bingung. "Nanya apa?"

"Hmm... Tapi lu jawabnya jujur ya," ujar Miko lagi ragu-ragu. Dia mau nanya apa sih. Gue jadi penasaran dia mau nanya apa.

"Tergantung lah lu mau nanyanya apa," ujar gue.

"Ayolah jawab yang jujur," mohon Miko.

Mau gak mau gue mengiyakan dia. "Yaudah deh cepet lu mau nanya apa?"

Gue bisa liat Miko tersenyum puas sebelum dia melontarkan pertanyaannya. "Lu kenapa putus sama Valdo?"

Gue mengerutkan kening gue. Kenapa kayanya dia penasaran banget ya? "Kenapa lu penasaran banget?"

"Ya gapapa, pengen tau aja. Karna kayanya peristiwa putusnya kalian itu sangat misterius, belum terpecahkan," ujar Miko sambil memasang muka detektif.

"Apaan sih gajelas banget lu!" Ujar gue sambil memutar bola mata gue.

"Serius ah, kenapa?"

Gue menghela nafas gue. Apa gue harus percaya dia? Kalo enggak, mau sampe kapan gue gak percaya orang? Mungkin ini saatnya gue percaya seseorang. Lagian, dia satu-satunya temen yang gue punya sekarang. Dan, gue juga udah capek buat mendem semuanya sendirian.

"Yaudahlah, gue kasian sama lu," ujar gue sambil menatap Miko tajam. "Tapi, jangan sampe ada orang yang tau. Kalo sampe pada tau, lu gue gorok hidup-hidup. Ngerti?"

"Ngerti bos!" Ujar Miko sambil meletakan tangannya di jidatnya, layaknya memberi hormat.

Gue menghela nafas. Ini saatnya. "Gue, sama Valdo putus karena..." gue sengaja menggantungkan perkataan gue.

"Serius Vir!"

"Iya, iya," ujar gue sambil tertawa kecil. "Gue putus sama Valdo karna Valdo yang mutusin gue."

"Kok bisa? Kenapa dia mutusin lu?" Tanya Miko dengan muka penasarannya.

"Panjanglah ceritanya. Kalo gue ceritain, gak akan kelar nih makalah," ujar gue sambil kembali mengerjakan makalah fisika gue.

"Oh iya ya, nanti aja deh. Tapi inget ya, lu utang penjelasan," ujar Miko dengan muka seriusnya.

"Idih, sejak kapan gue janji mau jelasin lu?"

"Vira!" Ujar Miko layaknya anak kecil. Gue tertawa. Dia lucu juga ternyata.

Kami melanjutkan pekerjaan kami masing-masing. Kita harus cepet, karena gue cuman punya waktu sebentar, sedangkan makalah yang kita buat, baru setengah doang. Gue udah stress banget.

"Vir," panggil Miko tiba-tiba.

Gue memutar kepala gue ke arah Miko. "Napa Mik?"

Miko menghela nafas sebentar, lalu menatap gue tajam. Tepat di mata. "Lu masih sayang sama Valdo?"

Deg. Kenapa dia nanya pertanyaan begituan?

"Jujur, gue masih sayang," ujar gue sambil menghela nafas berat. "Tapi gue harus relain dia, karna dia udah gak sayang sama gue." Gue tertawa kecut. Hati gue masih sakit kalo mengingat semua kenangan kita.

"Sabar ya Vir, gue tau kok gimana rasanya," ujar Miko sambil menatap gue lembut. Ternyata dia baik juga ya.

"Maksutnya?" Ujar gue sambil mengerutkan kening gue.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang