AUTHOR POV
Vira berlari kecil menyusuri jalan setapak. Rambutnya yang diikat satu bergoyang-goyang mengikuti langkah gadis tersebut. Angin yang berhembus melengkapi pemandangan yang indah ini. Bunga-bunga memenuhi penglihatan Vira.
Vira berlari kecil menuju ke bangku taman di depannya. Dia duduk di sana lalu menatap ke sekelilingnya mengagumi pemandangan di sekitarnya. Suasana sangat sepi. Tidak ada orang lain selain Vira. Suara angin berhembus dan daun bergemericik memenuhi pendengaran Vira.
Vira menarik nafas dalam lalu menghembuskannya sambil menutup mata. Dia membuka matanya. Matanya langsung menangkap sosok laki-laki yang berdiri di depannya. Vira tersenyum bahagia. Dengan cepat, Vira berdiri lalu berlari memeluk laki-laki tersebut. Bahagia, itu lah yang dirasakannya.
Vira menenggelamkan kepalanya di dada bidang laki-laki tersebut, lalu berteriak layaknya anak kecil, "Miko!"
Miko tersenyum kecil melihat tingkah kekanak-kanakan Vira. Namun dia tetap membalas pelukan Vira. Dengan perlahan dia mengelus puncak kepala Vira dengan lembut.
Setelah beberapa lama, mereka melepas pelukan mereka.
"Miko, kangen!" Teriak Vira layaknya seorang anak yang meminta permen.
Miko tertawa kecil lalu menggenggam tangan Vira, "Iya gue juga kangen. Tapi gue harus pergi," Miko mencium tangan Vira lalu melepaskannya. "Dah!"
Miko berjalan mundur. Perlahan semua sinar matahari seakan meredup seiring dengan kepergian Miko. Badan Miko menjauh dan seakan mengecil sampai akhirnya hilang dari pandangan Vira dan menyisakan ruangan gelap tak berisi.
"Miko! Miko jangan ninggalin gue! MIKO! JANGAN PERGI! MIKO!"
"MIKO!" Vira tersadar dari mimpinya. Peluh membasahi wajahnya. Nafasnya terengah-engah. Dadanya sesak. Kepalanya pusing.
Mimpi itu lagi... Entah kenapa mimpi itu sering sekali mendatangi Vira sejak kematian Miko. Sebenarnya sudah hampir satu bulan kepergian Miko, tapi Vira masih tidak bisa merelakan kepergian Miko.
Ada saja mimpi yang mendatanginya setiap malam. Dan itu selalu berhubungan dengan Miko. Entah itu segala memori dengan Miko, atau mimpinya yang bertemu dengan Miko.
Vira menghela nafas. Dia tau dia pasti tidak akan bisa tidur. Dia melihat jam weker di sampingnya. Sekarang sudah jam empat, berarti dia hanya menunggu satu jam lagi sebelum dia harus bersiap-siap ke sekolah.
Dia berjalan ke meja belajarnya dan mengambil bindernya. Sejak kepergian Miko, Vira selalu menuliskan apa yang dialaminya di bindernya tersebut. Semacam buku harian atau diary. Dia berharap Miko bisa membaca dan mengetahui perasaannya.
Vira membuka binder tersebut dan mulai menulis.
04.07
Gue terbangun lagi karena mimpi itu. Mimpi gue ketemu lu di taman yang cantik banget. Gue memeluk lu lalu lu tiba-tiba bilang harus pergi dan meninggalkan gue di ruangan gelap, sendirian.
Mik, gue gatau apa maksud mimpi itu, tapi gue mohon, jangan kasih gue mimpi trus menerus, karena justru itu bikin gue susah buat lupain lu. Plis...
15 Januari 2016
Vira menutup bindernya lalu memilih untuk mengutak-atik hapenya.
***
Vira berjalan memasuki salah satu daerah pemakaman di Jakarta bersama Kak Reno. Tadi Kak Reno tiba-tiba menawarinya untuk mengantarnya menjenguk Miko entah mengapa. Dan disinilah mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionApa yang kamu lakukan jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam? Bagaimana jika dia memberimu puji-pujian setiap hari? Atau mengirimkan sms-sms manis yang bisa membuat siapa saja terharu. Bagaimana jika dia memberimu barang-barang lucu secara ter...