VIRA POV
"Semua udah siap di posisi? Ganti, " Tanya Laura melalui walky talky-nya.
"Udah, ganti," ujar Marco dari walky talky-nya juga.
"Udah," ujar gue sambil berjongkok. Bentar lagi tengah malam, dan berarti the show will begin. Disini gue berperan sebagai kunti. Ribet memang karena gue harus pake baju putih yang panjangnya sampe ke kaki yang-menurut-gue-lebih-cocok-jadi-seprai, dan gue harus pake rambut palsu yang panjangnya sampe kepinggang. Gak lupa juga, muka gue tadi didandanin di salon gitu biar keliatannya kaya ancur.
Tapi bukan gue doang, Marco juga. Dia berperam jadi pocong disini, dan mukanya diitemin semua. Cuman Laura yang gajadi hantu. Tugas dia cuman bawa kue. Curang sih, tapi yaudahlah ya.
Gue langsung menengok ke arah pintu. Di sana udah ada Kak Reno. Berarti tugas Laura buat bikin Kak Reno keluar ke taman udah berhasil. Sekarang tugas gue buat berdiri di tengah-tengah taman. Gue langsung berlari ke tengah taman dan berdiri membelakangi Kak Reno.
TAP!
Kak Reno menepuk pundak gue. Gue membalikan muka gue dan bersiap-siap memasang muka seram.
"Ahhhhh! Kun-kun tiiiiiiiiii!" Teriak Kak Reno ketakutan. Aduh maaf ya Kak, gue gak bermaksud nakutin, gue cuman bermaksud kasih surprise doang kok.
Kak Reno langsung berlari ke arah pintu. Namun di perjalanan menuju pintu, Kak Reno langsung dihadang oleh pocong dengan muka hitam. Siapa lagi kalo bukan Marco?
"Po-poconggggg!" teriak Kak Reno gagap sambil berbalik arah. Tapi sayang gue udah di belakang Kak Reno. Gue langsung memasang mula seram yang langsung membuat Kak Reno berteriak ketakutan. Air bercucuran dari celana Kak Reno. Yaampun! Kak Reno ngompol!
"Happy Birthday to you! Happy birthday to you!" Tiba-tiba Laura datang sambil membawa kue ulang tahun di tangannya. "Happy birthday, happy birthday, happy birthday to youuuuuu!" Gue langsung menyalakan lampu di taman, ditambah dengan lampu kerlap-kerlip yang sengaja kami tambahkan khusus untuk acara ini. Gue dan Marco pun melepas jubah kami dan bisa ditebak sendiri, Kak Reno langsung kaget melihat kita dibalik jubah tersebut.
"Lu kencing dicelana?" Teriak Marco. Gue hanya tertawa melihat hal tersebut.
"Asem lu Co!" Teriak Reno dengan menahan rasa malunya sambil mengejar Marco. Marco berlari meninggalkan Kak Reno.
"Udah udah! Tiup lilin dulu dong Kak!" Ujar Laura. Kak Reno kaya gak sanggup berkata-kata. Berarti kita berhasil. Setidaknya kerja gue berbuah manis. Kak Reno menutup matanya lalu meniup lilin yang bertuliskan 18.
"Nah sekarang potong kuenya!" ujar Laura sambil menaruh kue ulang tahun tersebut di meja taman. Kak Reno lalu memotong kue tersebut dan memberikan kue pertamanya pada Laura.
"Buat adek tersayang gue yang gue yakinin sebagai otak dari rencana ini," ujar Kak Reno sambil memberikan kue pertamanya kepada Laura lalu langsung mencubit pipi Laura.
"Sakit Kak!" Teriak Laura sambil memukul pelan bahu Kak Reno. Kak Reno hanya terkekeh. Gue pusing sama mereka berdua, kakak adek tapi berantem mulu.
"Hayoo gak usah malu-malu. Serbu kuenya!!!" teriak Kak Reno. Tanpa malu-malu Marco dan Kak Reno berebutan kue. Gue sama Laura hanya terkekeh melihat kelakuan kedua orang tersebut. Mereka aneh dan lucu.
***
Gue melihat jam beker di atas meja sebelah tempat tidur gue.
06.29
What? Gila gila gila! Gue telat! Gue langsung bangun dan berlari tanpa arah. Aduh! Biasanya gue ngapain ya? Oh ya! Mandi! Aduh kayanya gaada waktu buat mandi deh, mendingan gue langsung ganti baju aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Novela JuvenilApa yang kamu lakukan jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam? Bagaimana jika dia memberimu puji-pujian setiap hari? Atau mengirimkan sms-sms manis yang bisa membuat siapa saja terharu. Bagaimana jika dia memberimu barang-barang lucu secara ter...