Perlu aku akui, walau petir abadi menyelimuti kondisi klimatologi Gur'latan, tapi Gur'latan ternyata lumayan layak dihuni. Peradabannya lebih maju daripada Rimbara. Kota-kotanya terstruktur arsitekturnya, apalagi istana dirajanya—seunit mahligai berbahan fundamental obsidian-obsidian dengan kubah istana penangkap petir.
Ornamennya bagus-bagus. Lantai mereka kadang berbentuk seperti piringan oval yang penyangganya ada di tepi diameter luarnya saja.
Seperti di ruangan ini, di ruangan makan diraja, dimana keturunan Santriantar Ratna, Maharani Kira'na, mengajak tamu-tamunya sarapan pagi bersama.
Meja makannya bulat besar. Bagian tengahnya kosong melompong, bak donat lonjong dengan tiga puluh empat kursi berpunggung nyaris setinggi sepuluh kaki. Ruangannya didominasi warna terang. Pencahayaannya berasal dari parafin di dudukan perunggu mengkilap di dinding ruangan, jendela lebar di sisi tenggara ruangan, dan menakjubkannya, kristal pada lampu gantung di atas sana memantul-mantulkan cahayanya, membiaskannya, dan menciptakan rona pelangi tipis di awang-awang.
Pelayan-pelayan Kira'na datang berbaris, dan untungnya mereka tidak seperti Qually. Entah ini makanan asli Gur'latan atau mereka sebatas menyesuaikan hidangannya dengan domisili tamunya—kebanyakan dari kami berasal dari bumi. Makanan-makanannya tidak ekstrem. Tidak ada semut goreng, atau biawak rica-rica, atau nasi kuah lumpur lapindo. Hanya ada unggas bakar, sausnya mencurigakan tapi itu beraroma bak mustard bercampur keju, jelly elastis warna ungu yang aku curigai rasanya mirip anggur, salad tapi seladanya bercorak loreng dan serutan paprikanya berwarna janggal.
Aku tak sepenuhnya yakin. Di dalam piring besar saladnya, di antara serutan paprika, potongan telur hewan endemik Gur'latan, selada bercorak aneh, dan serpihan parutan wortelnya, aku juga menemukan suwiran jamur. Jamurnya menyerupai cortinarius orellanus, atau jamur fool's webcap, di bumi. Salah satu jamur paling mematikan di dunia.
Aku duduk diam. Posisi kursiku diapit oleh kursinya Yaya dan Jugglenaut. Ada banyak orang lainnya di sini. Semua jenis rasa Boboiboy, teman Kokotiamnya, dan regu penjahat ikut diundang makan. Reaksi mereka berbeda-beda, tapi tingkahkulah yang paling kaku.
Aku rasa Kira'na, sang pemimpin perjamuan, sadar akan ekspresi tidak mengenakan di wajahku. Kira'na memilih ukuran garpu di atas serbet makannya, dan dia menancapkan garpu bertaring tiga itu ke piring salad yang sedari tadi aku pelototi.
Kira'na menusuk piringnya, serta-merta membawa selada, dan sayur-sayuran lokal Gur'latan lainnya di garpu tembaga itu. Kemudian, Kira'na menyimpan segumpal saladnya di piring cepernya.
"Aku tidak makan makanan berat di pagi hari," Kira'na mengatakan alasan mengapa dia tidak menyentuh main coursenya, dan langsung memakan salad, hidangan pencuci mulut yang seharusnya—menurutku—berupa topping kocok, gelatin, marshmallow, cokelat batangan, buah kalengan saja.
Aku meneguk ludah. Aku takut dia benar-benar menyindirku karena aku memandang resah pada saladnya. Apa dia sesensitif itu?
Aku meremas sapu tangan yang aku gelar di pangkuanku. Suasananya canggung, terutama semenjak Jokertu dan Jugglenaut mengisahkan pengalaman mereka untuk menyusup ke kamarnya Kira'na. Aku tidak mau memercayai dua badut itu, karena biasanya mereka sesat. Tapi kalau dipikir-pikir, mereka ada benarnya. Meskipun aku tidak berencana menyiasati Kira'na sekarang, tapi kalau suasana hatiku tak berubah, dan firasatku semakin gencar menuduhnya, aku pasti akan sependapat dengan Jokertu, Jugglenaut, dan Kapten Separo.
Suara dentingan alat makan mengisi udara. Yaya mulai memakan makanannya, dimulai dari unggas besayap lebar yang dibakar sampai kulitnya kecoklatan, dan dipelumasi oleh mentega berbau pekat.
Karena Yaya mengaku berasal dari bumi, aku menjadikan Yaya sebagai patokan—selera makannya pasti kurang lebih sama seperti kebanyakan penghuni bumi. Aku membiarkan Yaya terlebih dahulu mencoba, dan jika dia doyan, maka aku akan ikut-ikutan makan.
