Happy reading...
.
.
..
.
.
.
Di tengah hutan yang rimbun, suara dedaunan yang bergesekan dengan angin lembut teredam oleh langkah-langkah sekelompok orang yang mengenakan jubah putih bergaris merah di bawah. Cahaya matahari yang menerobos di antara celah pepohonan memperlihatkan sosok-sosok yang berjalan di sana.
Di tengah mereka, seorang pemuda berambut pirang tak henti-hentinya merintih, tangan kirinya memegang perutnya yang berbunyi pelan seperti gendang kosong.
"Ahh, misi kali ini benar-benar melelahkan. Setelah ini aku akan makan ramen satu porsi besar," keluhnya. matanya melirik ke arah kerikil-kerikil di jalur mereka dengan tatapan lelah.
Seorang pria berambut hitam gelap di sampingnya, Sai, tersenyum tipis, matanya setengah tertutup karena lelah. “Ramen, ya? Tiba-tiba aku juga ingin ramen," katanya.
Yamato, pemimpin mereka yang berjalan di depan, menoleh sedikit. "Kita bisa memakannya nanti," sahutnya meski saat ini ia merasa lapar juga.
Sementara itu seorang gadis berambut merah muda hanya tertawa kecil. Tak terlalu menanggapi, tapi ia juga setuju dengan Naruto dan teman satu tim lainnya ia juga ingin makan ramen setelah sampai di Konoha.
Misi mereka kali ini memang agak melelahkan karena perjalanan yang panjang mereka jadi jarang untuk makan. Sakura bahkan merasa berat badannya berkurang dalam kurun waktu seminggu ini saja.
"Ya, ya."
Naruto masih mengeluh pada teman-temannya yang menanggapi dengan seadanya, namun suasana mendadak menjadi tegang ketika angin disekitar mereka berdesir yang membuat rambut mereka berkibar di susul dengan bayangan hitam yang bergerak cepat di antara pohon.
Tim 7 menjadi waspada ketika bayangan itu mendadak menghilang, raut tegang menguar di udara.
"Apakah musuh?" tanya Naruto waspada.
Sai dan Yamato langsung mengambil sikap, begitu juga dengan Sakura langsung memasang kuda-kudanya dan mengepalkan tinjunya.
Namun sebelum siapa pun bisa bereaksi lebih jauh, sosok itu tiba-tiba muncul di hadapan Sakura—begitu cepat, begitu mendadak. Seorang pria dengan topeng oranye berbentuk spiral berdiri hanya beberapa langkah darinya. Mata merah Sharingan menyala dari balik topeng, menatap lurus ke Sakura.
"Hah?!" Sakura tersentak, begitu terkejut hingga mundur beberapa langkah ke belakang oleh kehadiran pria itu. Pria ini mengenakan jubah Akatsuki.
"Akatsuki!" seru Naruto berang.
"Kau ikut denganku!" Suara pria itu berat dan dingin.
Belum sempat Sakura bereaksi lebih jauh, tangan pria bertopeng itu bergerak cepat, mencengkeram bahunya dengan kuat. Detik berikutnya, ia merasa tubuhnya tertarik oleh sesuatu.
Rasanya seperti ada kekuatan tak kasat mata yang menarik tubuhnya dengan brutal, menyeretnya ke dalam kehampaan. Sakura hanya sempat melihat sekelebat wajah orang-orang di sekitarnya yang berubah pucat dalam keterkejutan sebelum akhirnya semua tampak gelap.
"Sakura!"
~
Orang-orang di sana terkejut melihat Sakura hilang begitu saja di depan seorang pria yang bertopeng itu, sementara pria itu hanya tersenyum dibalik topengnya dan ikut menghilang beberapa detik setelahnya.
"Dia membawa Sakura-chan!" jerit Naruto panik.
~~
Bruk!
"Akh!" Sakura mendesis kecil ketika pantatnya mendarat di atas lantai dengan keras, Sakura menatap sekitarnya dengan bingung karena ia tak pernah melihat tempat ini sebelumnya.
"Di mana ini?" tanya Sakura.
Tempat ini aneh, gelap tapi tak terlalu gelap. Ia seperti berada di sebuah ruangan dalam dunia lain, kenapa ia bisa berada di sini? Apakah orang yang tak dikenal itu telah menculiknya?
"Ini di dimensiku, Haruno Sakura."
Kata-kata itu diucapkan dengan nada datar seolah-olah menjawab apa yang Sakura tanyakan disertai dengan kehadiran mendadak seseorang pria dengan jubah Akatsuki di depannya.
Mata Sakura melebar apalagi ketika pria itu mulai menyingkap sedikit topeng yang ia kenakan dan menampakkan wajahnya pada Sakura.
Wajah penuh bekas luka berbentuk spiral yang membentang kasar di sekitar pipi dan dahi, seakan menjadi saksi bisu dari penderitaan dan kehilangan. Mata kirinya setengah tertutup, nyaris tak hidup, sementara tatapan tajam Sharingan di mata kanan menusuk Sakura.
"U-uchiha?" Sakura tercekat mengetahui jika ia diculik oleh orang yang berbahaya. Akatsuki, siapa yang tak mengenal kelompok kriminal ini? Apalagi ia mempunyai mata merah. Sharingan.
Sementara pria itu tak banyak bicara ia hanya berdiri tenang dan menatap pada Sakura dengan segala emosi yang tak bisa diungkapkan. Sakura tak mengerti apa arti tatapan pria itu padanya.
Tak ada balasan dari pria itu membuat Sakura memberanikan membuka mulutnya lagi. "Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Sakura dengan nada bergetar.
Diam-diam tangan rampingnya bergerak ke arah kantongnya untuk mengambil kunai dan mengacungkannya pada pria itu. Tentu saja, ia akan melindungi dirinya jika pria itu memanfaatkan dirinya. Sakura tak akan diam!
Dia, Uchiha Obito tak bereaksi banyak melihat gadis itu mencoba mempertahankan dirinya, ia hanya menatap Sakura dalam sebelum akhirnya berkata, "jadilah milikku."
Sakura tak ingat apapun lagi karena mendadak pandangannya menjadi gelap.
Pria itu menggenjutsu dirinya.
.
.
.
.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SIDE 21+ END ✓[Obito x Sakura, ObiSaku] [Akatsuki Sakura]
Fanfiction•Fanfiction by AiniRhee. •COMPLETED Dialah Uchiha Obito, orang yang menyembunyikan jati dirinya dibalik topeng oranye berbentuk spiral. Sejak ia menatap Sakura, Obito merasakan debaran aneh di dadanya, seperti kerinduan yang mendalam dan juga perasa...