Happy reading...
.
.
.
..
"Tidak! Tidak mungkin seperti ini!" Sakura menutup mata, merasakan tubuhnya semakin lemah. Dari posisi ini ia bisa mendengar suara pertarungan dan jeritan orang-orang di sekitarnya, tapi Sakura tak bisa bergerak tubuhnya terasa kaku.
Dengan susah payah, Sakura membuka matanya yang berat untuk memaksa dirinya sadar, menyaksikan tanah di bawahnya yang sudah basah oleh darahnya sendiri. "Aku tak boleh tumbang, aku tak boleh kehilangan dia."
Sakura mengigit bibirnya, ingatan akan wajah bahagia Obito muncul di benaknya-pria itu sangat senang ketika tahu dirinya hamil. Tidak, Sakura tak bisa membiarkan Obito kehilangan dunianya lagi.
Mereka telah berjanji akan hidup bersama. Membesarkan anak mereka.
Sakura menutup mata seraya menarik nafas, perlahan namun pasti ia merasakan sesuatu dalam dirinya sudah penuh, bergejolak. Chakra yang selama ini ia simpan mulai bergerak, memenuhi setiap sudut tubuhnya. Sebuah tanda muncul dari dahinya muncul, tanda seperti berlian bewarna ungu.
Byakugou nya telah bangkit.
"Eungh!! Shannaro!" Sakura menjerit kecil, tangannya meremas rumput. Garis-garis hitam perlahan keluar dari tanda dahinya, merambat ke wajah, leher, lengan, dan akhirnya ke seluruh tubuhnya. Tanda hitam itu seperti akar pohon yang hidup, menyebar setiap kali denyutan kekuatan itu berpadu dengan detak jantungnya.
Dengan satu tarikan napas dalam, ia meraih pedang yang tertancap di punggungnya, giginya mengertak. Dan dengan satu gerakan penuh tenaga, Sakura mencabut pedang itu dan melemparkannya ke tanah, menimbulkan suara dering kecil.
Sakura terengah, luka di punggung dan di dadanya mulai menutup, darah yang mengalir perlahan berhenti, tubuhnya sembuh seiring dengan kekuatan yang terus mengalir dari dalam dirinya.
Kemudian dengan hati-hati Sakura mengalirkan chakra ke perutnya memeriksa keadaan bayinya, dan di sana, meski begitu lemah, ia masih bisa merasakannya, tanda kehidupan yang menjawab kecemasannya.
Air mata menggantung di sudut matanya, perasaan lega bercampur haru mengisi dadanya. Bibirnya bergetar saat ia tersenyum kecil, penuh syukur. "Syukurlah, kau masih di sini," gumam Sakura pelan. Tak terdengar oleh siapapun.
Masih dengan tanda hitam yang menyebar dari seluruh tubuhnya, Sakura mengangkat pandangan. Seketika mata Sakura membelalak. Pemandangan di depannya begitu mengerikan, mayat-mayat berserakan di sekelilingnya, wajah mereka membeku dalam ketakutan dan penderitaan.
Begitu banyak yang sudah gugur, tewas dengan cara yang tragis dan brutal, mereka adalah ... orang-orang yang menyerangnya tadi.
Kemudian Sakura melihat punggung seseorang di sana, Obito. Berdiri dengan aura gelap yang mengancam, menghadap matahari yang akan terbenam, di antara mayat-mayat. Obito tampak sedang menatap seseorang.
Sakura mengikuti arah pandang Obito. "Kakashi Sensei, Guy Sensei?!" batin Sakura terbelalak.
Samar-samar, suara Obito terdengar, rendah namun penuh kemarahan yang nyaris meledak. "Aku... aku akan membunuh kalian semua!" Suaranya bergetar, tidak dengan keraguan, tapi dengan kebencian yang begitu dalam.
Mendengar itu Sakura menggeleng cepat. Tidak, ia tak bisa membiarkan ada pertarungan lagi di sini. Sakura yakin jika dibiarkan akan ada yang mati di sini. Obito tampak sangat murka, dan Sakura tahu betul penyebab amarah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SIDE 21+ END ✓[Obito x Sakura, ObiSaku] [Akatsuki Sakura]
Fanfiction•Fanfiction by AiniRhee. •COMPLETED Dialah Uchiha Obito, orang yang menyembunyikan jati dirinya dibalik topeng oranye berbentuk spiral. Sejak ia menatap Sakura, Obito merasakan debaran aneh di dadanya, seperti kerinduan yang mendalam dan juga perasa...